My Boy 12

63K 2.7K 16
                                    

Keyra dengan langkah malas turun dari tangga sambil membawa tas kecil dan jaket bomber kesayangannya.Dia melihat teman-temannya sudah berkumpul sedang menunggunya dan Rangga yang masih mandi.

"Rangga mana?" tanya Revi saat Keyra baru duduk di samping Melia.

"Masih mandi." ucap Keyra sambil memeluk Melia dari samping dan menyandarakan kepalannya apada bahu Melia.

"Padahal ini udah molor banget dari rencana kita kemaren." ucap Rena sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan jam 12 siang,hari ini mereka berencana untuk jalan-jalan keliling kota Bandung tapi semuanya berantakkan karena Keyra dan Rangga yang terlambat bangun.

"Heran gue,kalian berdua kemaren enggak tidur apa?" tanya Darel yang merasa kesal karena dia sudah siap dari pagi lengkap dengan kacamata hitam dan kemeja flanel andalannya.

"Tidur kok,tapi gara-gara aku mimpi buruk jadi kebangun terus baru tidur lagi sekitar jam 6 pagi."

Mendengar itu Darel hanya bisa mengusak rambutnya kasar dan langsung merebahkan tubuhnya di atas karpet tanpa peduli jika kemejanya bisa kusut karena ulahnya itu.

"Kenapa sih Rel lo kelihatan kesel banget?kan gue sama Rangga cuma telat lima jam bukan dupuluhempat jam." ucap Keyra berhasil memancing emosi Darel semakin memuncak.

"Untung lo Keyra dan untung juga lo pacarnya Rangga,kalo bukan udah gue tampol lo dari tadi." ucap Darel sambil mengepalkan tangannya kesal,dia ingin sekali memukul kepala Keyra agar cewek itu bisa berfikir dengan benar tapi tentu saja dia tidak seberani itu karena menyentuh Keyra sama saja mempercepat jalanmu untuk beryemu dengan yang kuasa.Berlebihan memang tapi itu adalah kenyataannya meningat Rangga sangat menjaga Keyra dan tidak pernah membirkan siapa saja menyentuh apalagi sampai melukai wanitanya.

"Sabar Rel." ucap Revi sambil menepuk-nepuk bahu Darel dengan kakinya karena posisinya saat ini sedang duduk di sofa yang tepat berada di dekat Darel.

"Sabar sih sabar tapi enggak isah pakai kaki juga kali!!" ucap Darel sambil memukul kaki Revi dengan keras membuat cowok bermata sipit itu langsung berteriak kesakitan. "Mamam tuh pukulan syantik gue!!" setelah mengatakan itu Darel langsung berdiri dari posisi berbaringnya dan pindah duduk disamping Wahyu.

"Wahyu nanti gue satu mobil sama elo ya." ucap Darel sambil memeluk Wahyu dari samping seperti yang di lakukan Keyra kepada Melia tadi membuat Wahyu langsung mendorong tubuh bongsor Darel karena merasa risih.

"Gue satu mobil sama Aldo Rena,jadi lo satu mobil sama Devon."

"Loh kok gitu?" tanya Darel tidak terima karena satu mobil dengan Devon yang pasti dengan Yessi juga, "enggak mau,pokoknya gue satu mobil sama elo." ucap Darel tetap pada pendiriannya.

"Kenapa sih elo enggak mau satu mobil sama Devon?" tanya Revi yang merasa aneh dengan sikap Darel karena biasanya cowok itu paling semangat jika disruh satu mobil dengan Devon di bandingkan dengan Wahyu dan Rangga.

"Jangan bilang kalo elo-"

"Iya gue masih belom bisa lihat Yessi sama Devon kalo lagi berdua." ucap Darel memotong perkataan Melia.

"Rel"

"Iya gue tau Yu gue egois,tapi mau gimana lagi hati gue yang ngerasain dan itu juga bukan karena kemauan gue tentunya." ucap Darel sambil menghela nafas pelan. "Gue seneng lihat Devon bisa dapetin yang dia mau,tapi gue juga enggak bisa bohong kalo hati gue juga belom sepenuhnya nerima itu semua."

Mendengar itu Wahyu dan yang lainnya hanya bisa diam karena mereka kira Darel sudah melupakan semuany karena biasanya dia terlihat tidak peduli jika Yessi dan Devon berdua di hadapan mereka,tapi saat mendengar dia mengatakan hal seperti itu membuat semuanya sadar jika yang selama ini Darel tunjukan di hadapa mereka hanya sebuah topeng baik-baik saja.

Perfect boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang