My Boy 31

40.6K 1.8K 235
                                    

"Rangga" panggil seseorang saat Rangga baru melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan tersebut.

"Kenapa hmm?" Rangga menghampirinya dan membelai rambutnya pelan "Kenapa enggak mau makan?" tanya Rangga dengan nada sehalus mungkin.

"Aku bosen di sini aku mau keluar"

"Zila aku tau kamu bosen di sini,mangkannya makan yang banyak biar cepet sembuh dan keluar dari sini"

Ya alasan Rangga meninggalkan Keyra tadi karena Yufan menelfonnya dan mengatakan jika Zila menolak semua makanan dan obat untuknnya,dia juga terus mengatakan ingin bertemu dengan Rangga membuat Yufan terpaksa menghubungi Rangga dan menyuruhnya datang ke rumah sakit secepatnya.

"Tapi Ngga-"

"Kamu makan ya?biar aku yang suapin" Rangga mengambil makanan Zila yang ada di atas nakas kecil di samping tempat tidurnya.

"Tapi kamu disini kan temenin aku?" Rangga hanya mengangguk dan mulai menyuapi Zila "Kamu kemaren kenapa enggak kesini?" tanya Zila sambil menguyah buburnya.

"Maaf kemaren aku ada urusan dari pagi sampai malem."

Zila hanya mengangguk dan kembali melanjutkan acara makannya yang disuapi oleh Rangga. Setelah manghabiskan setengah mangkuk bubur Rangga menyuruh Zila untuk minum obat dan setelah itu memakasannya untuk beristirahat.

"Apa dia tidur?" tanya Yufan yang baru masuk kedalam ruang rawat Zila.

"Iya kak tadi habis minum obat dia langsung tidur" Rangga membenarkan selimut Zila dan berjalan menghampiri Yufan yang berdiri di dekat pintu.

"Sorry Ngga gue terpaksa telfon elo karena Zila nolek semua perawatan yang kita kasih."

"Iya kak enggak apa-apa gue ngerti kok Zila emang gitu kalo lagi sakit"

Yufan hanya mengangguk dan setelah itu dia mengajak Rangga ke ruangannya untuk membicarakan tentang kondisi Zila.

"Jadi enggak ada yang luka yang serius kan kak?" tanya Rangga setelah mendengar penjelasan dari Yufan jika Zila baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"Iya dia cuma mengalami trauma aja,mungkin dia akan ketakutan dan tubuhnya akan bergetar hebat jika mendapat bentakan atau merasa ditinggalkan. Jadi jangan pernah benatak atau berteriak kepadanya."

Rangga hanya mengangguk dan setelah itu berpamitan kepada Yufan untuk kembali ke kamar Zila. Dia duduk di kursi yang berada didekat ranjang Zila dan memperhatikan wajah damai Zila  yang sedang terlelap membuat sebuah senyum tipis langsung tertebentuk di wajah tampannya. Wajah Zila yang sedang terlelap adalah salah satu hal kesukaannya karena saat dia memejamkan matanya bulu mata lentiknya terlihat sempurna dengan bibir tipisnya yang terbuka sedikit membuat Rangga selalu gemas. Dulu Zila selalu meminta Rangga untuk menyanyikan sebuah lagu setiap malam sebum tidur dan selalu meminta Rangga untuk menemaninya sampai dia benar-benar terlelap. Zila memang sama manajanya seperti Keyra tapi tentu Keyra lebih manja karena Zila selalu menolak dengan tegas jika Rangga ingin mengantarnya kemana-mana dengan alasan dia tidak bisa selalu mangandalkan Rangga karena selama dia bisa sendiri kenapa harus dengan Rangga.

Tiba-tiba semua kenagan mereka di masa lalu terlintas di kepala Rangga seperti kaset rusak yang terus berputar tanpa henti membuat Rangga sedkit merindukan semuanyanya tapi saat wajah Keyra yang sedang tersenyum datang menghampirinya membuat Rangga langsung tersadar jika semua tentangnya dan Zila hanya masa lalu. Dia sudah memiliki Keyra yang saat ini menjadi tanggung jawabnya.

Drtt...drtt...drtt...

Rangga mengambil ponselnya yang bergetar didalam saku celanannya,dia melihat notifikasi ada chat dari grup linenya bersama kelima sahabatnya yang dibuat oleh Revi.

Perfect boyWhere stories live. Discover now