Part 3a

20.9K 2.7K 247
                                    

Once upon a time a few mistakes ago
I was in your sights, you got me alone
(I Know You were in Trouble, Taylor Swift)

Sebuah mobil sedan VW Scirocco seri terbaru baru selesai diparkir di depan halaman sebuah kantor cabang utama bank swasta nasional yang bereputasi sangat baik, terletak di kawasan jalan utama di Depok. Lahan parkir yang tersedia untuk karyawan sebenarnya cukup memadai, tetapi karena hampir semua karyawan membawa kendaraan roda empat pribadi, maka Dita yang sedikit terlambat beberapa menit hanya mendapatkan tempat parkir A-Treat. Bukan Dita kalau tidak bisa memarkirkan mobilnya dengan mulus, petugas parkir pun salut dengan kemampuan gadis itu, jarang ia temui perempuan yang mempunyai keahlian memarkir mobil seperti supervisor operasional mereka.

"Pagi, Mbak Dita," sapa Pak Ando, petugas keamanan yang berjaga di lantai bawah.

"Pagi, Pak." Dita tersenyum ramah sambil melambaikan tangannya. Kemudian, Annie, salah satu stafnya di bagian back office menyapanya juga. Kedua salam itu dibalas dengan sama bersahabatnya oleh Dita. Dita tak pernah membeda-bedakan orang, bagi gadis itu semua orang akan ia perlakukan baik selagi orang itu juga bersikap sama dengannya.

Hari itu Dita berdandan seperti biasa, wajahnya dimake up tipis bergaya flawless yang sedang trend. Rambutnya dicepol praktis. Ia mengenakan blazer biru seragam kantor, tetapi roknya memang sedikit lebih pendek dari standar peraturan kantor. Stiletto dengan tinggi 12 senti menghiasi kakinya, menambah kesan jenjang pada tungkainya yang memang sudah seksi. Penampilan Dita mengundang rasa kagum dari para pegawai kantor berjenis kelamin pria dan rasa iri pada pegawai perempuan. Walaupun begitu, Dita tetap menjadi office sweetheart karena keramahannya dan perhatiannya pada semua orang.

Dita menyalakan komputernya, membuka aplikasi dan mengaktifkan sistem operasi perbankan dengan password yang hanya diketahui oleh dirinya dan pimpinan cabang. Ia kemudian memeriksa beberapa email dari kantor pusat, tidak menemuka ada perintah yang bersifat urgent. Dita mendesah, mengingat kejadian kemarin pagi. Begitu pulang dari apartemen Reefa, ia disemprot habis-habisan oleh kakak sepupu kembarnya, Nakula dan Sadewa. Mereka mengatakan bahwa Yudhistira menelpon mereka dan marah besar. Ia menuduh mereka tidak bisa menjaga Dita.

Dan Dita pun bingung, apa yang menyebabkan Yudhistira sangat marah padanya. Pada siang harinya Yudhistira menelpon dan melancarkan sejumlah pertanyaan yang membuat dia jengah.

Kamu sudah punya pacar?

Berapa lama pacarannya?

Malam tadi kamu tidur di mana?

Dita sampai memutar matanya mendengar rentetan pertanyaan Yudhistira. Ia menjawab dengan jujur apa yang ditanyakan oleh laki-laki itu sampai ia mengirim foto Reefa dan Dimitri sebagai bukti kalau laki-laki yang menjawab telepon Yudhistira adalah suami sahabatnya. Akhirnya sang kakak sepepunya mendesah lega dan segera memutuskan telepon tanpa basa-basi. Dita sampai mengumpat ketika dengan tidak sopannya si beruang kutub menutup telpon.

Dita mengembuskan napasnya, ia sebal selalu menjadi tersangka.. ia merasa tidak ada yang salah dengan sikapnya selama ini.

"Mbak Dita, kita akan memulai briefing pagi." Salman, pimpinan cabang yang masih cukup muda tapi sudah mempunyai istri, mengetuk pintu ruang kerja Dita. Salman juga termasuk tipe laki-laki suamiable bagi Dita. Pertama kali Dita bertemu dengan beliau, Dita mati-matian menahan kekecewaannya karena status menikah laki-laki berumur 32 tahun itu. Tapi ia tidak begitu kecewa pada akhirnya, karena ternyata Salman sangat pelit. Untuk membeli gorengan yang dimakan bersama-sama dengan stafnya, Salman hanya mengeluarkan uang lima ribu dan para Stafnya yang selalu menambahkan uangnya, terutama Dita yang selalu paling banyak mengeluarkan uang untuk menyenangkan para staf. Julukan Dita selain Office Sweetheart adalah 'Bandar Traktiran Bos Besar' atau 'Supervisor rasa Pimpinan Cabang'.

My Perfect Polar BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang