Part 24

14.4K 2.8K 267
                                    

I remember when you were all mine
Watched you changing in front of my eyes
What can I say?
(Safe Inside, James Arthur)

Semua yang terjadi tadi kembali di benak Yudhistira, laki-laki itu memukul kemudi mobilnya dengan geram.. merasa kesal dengan ketidakberdayaan dirinya. Ia tidak bisa menolak permintaan Citra untuk masih berpura-pura ta'aruf dengan gadis itu. Citra dengan tenang menjelaskan kalau kondisi jantung ibunya masih belum stabilAwalnya Yudhistira enggan melakukan kebohongan, tetapi mata tua ayah Citra yang berkaca-kaca penuh pengharapan padanya meluluhkan hatinya, mata tua itu mengingatkan dirinya pada mata Ayahnya beberapa saat sebelum beliau menghembuskan napas terakhir... tanpa kata Ayahnya meminta agar Yudhistira menjaga keluarga kecil mereka dan juga Dita beserta Ibunya. Mata tua itu juga mengingatkannya pada mata ibunya yang meminta ia untuk menjaga semua adiknya ketika mereka merantau di kota di tempat yang sama ia mencari rejeki.

Dan pada puncaknya, ibu Citra meminta agar mereka bertunangan di depannya, di depan Bu Ulfa yang juga baru datang dari Bandung dan sekali lagi Yudhistira tidak sanggup menolak. Yudhistira menarik napasnya dalam-dalam.

Apa yang harus aku katakan pada Chloe?

Dia telah menjanjikan kembali pada Dita tapi ia malah membuat janji walaupun hanya berpura-pura pada Citra. Yudhistira terjebak dalam keadaan di mana ia tidak bisa memutuskan

***

Dita selalu berangkat lebih pagi daripada biasanya semenjak kejadian Yudhistira menciumnya malam itu, ia menghindari bertemu kakak sepupunya. Tetapi walau berangkat sepagi apapun, Dita tetap menyiapkan sarapan untuk Yudhistira.

Pagi itu, Yudhistira duduk termangu di meja makan, menyantap roti panggang dan kopi panas yang telah tersedia di atas meja makan. Ia sebetulnya menunggu Dita dan ingin membicarakan apa yang terjadi dua hari yang lalu dan menjelaskan pertunangan pura-puranya dengan Citra tapi Dita terlihat benar-benar tidak ingin bertemu dengannya selama dua hari ini. Membicarakan hal sesensitif ini tidak pantas dilakukan melalui jalur telpon ataupun pesan, bagi Yudhistira ia harus langsung bertatap muka dengan Dita. Hari ini ia akan mencoba menjemput gadis itu di tempat kerjanya.

***

"Congrats Mbak Ditaaa...." Annie bersorak bersama pegawai-pegawai lain sambil membawa sebuah kue tart coklat, mereka masuk ke ruangan Dita ketika jam istirahat.

Jelas Dita merasa terkejut karena ia merasa tidak pernah memberitahu satu orangpun di kantornya, kecuali satu orang yaitu Salman.

"Mbak Ditaaa, kok jahat sih. Kayak nggak niat ngasih tau resign, padahal mulai Senin kan Mbak Dita sudah cuti. " Annie terisak sambil memeluk Dita, sementara Dita mencari keberadaan orang yang bertanggung jawab menyebarkan berita resignnya. Matanya melihat Salman tersenyum lebar, tapi di saat itu juga dia tahu tart coklat dan kotak-kotak makanan ayam amerika frnachise yang sedang diatur oleh petugas catering restoran adalah andilnya.

Tumben...

Semua pegawai menyalaminya terkecuali beberapa orang marketing yang memang tidak suka pada Dita dari awal dia dipindahkan ke cabang ini. Setelah makan siang, Dita mendekati Salman, sebenarnya merasa sedikit bersalah karena pernah melabel laki-laki itu dengan sebutan 'boss pelit'.

"Pak, ini semua kerjaan Bapak, ya?" tanya Dita sambil melihat keriangan teman-teman di ruang kerjanya yang sempit.

Salman hanya tersenyum, sambil mengangkat alisnya pada Dita.

"Terima kasih," kata Dita dan tersenyum lebar.

"Tenang saja, saya nggak ngasih tau mereka kalau kamu resign karena mau kuliah di Korea. Bisa heboh para perempuan di kantor ini nitip kosmetik sama kamu dan ujung-ujungnya kamu nggak selesai kuliah tapi jualan kosmetik," canda Salman sambil berbisik, lalu ia melanjutkan wejangan kembali. "Sepulangnya dari sana, kamu boleh menghubungi saya lagi kalau butuh pekerjaan. Tapi, lulusan master luar negeri biasanya sih nggak pernah nganggur." Salman menepuk punggung Dita dan Dita mengucapkan kata 'amin' lalu tertawa kembali.

My Perfect Polar BearWhere stories live. Discover now