Part 6

19.4K 2.4K 201
                                    

And it's so hard to say it but I've been here before
Now I'll surrender up my heart and swap it for yours
(Lego House by Ed Sheeran)

Jantung Dita berdebar sangat keras hingga ia takut suara detaknya tak beraturan terdengar oleh Yudhistira, karena itulah ia langsung melarikan diri ke kamar mandi luar. Sadewa yang melihat tampang Dita yang merah sekaligus tegang, menngerutkan keningnya heran.

"Hei, kenapa elu, Dit?"

"Gak napa-napa." Dita nyengir sambil menunjuk pada wajahnya yang mengilat karena dimasker madu. "Gue kelamaan maskeran, panas jadinya di kulit."

Gadis itu segera menutup pintu kamar mandi dan Nakula yang menonton televisi di luar dan sedari tadi melihat Yudhistira masuk ke dalam kamar adik sepupunya hanya nyengir.

"Lu napa nyengir, Bro?" tanya Sadewa sedikit sebal melihat wajah sok tahu Nakula.

"Sini..." Nakula melambaikan telunjuknya penuh arti pada Saudara kembarnya dan Sadewa segera mendekatinya.

"Tadi Mas Yudhistira masuk ke kamar Dita. Lama banget kayaknya di dalam."

"Eh?" Sadewa seketika melemparkan kepalanya ke belakang karena kaget.

"Kayaknya bener dugaan kita, Dita dan Mas Yudhistira ada apa-apanya. Dulu kan mereka akrab, sekarang kayak anjing dan kucing."

"Iya... kayaknya pas Dita kuliah, mereka berdua mulai aneh." Nakula mulai menggosip seperti ibu-ibu komplek.

"Hmmm." Sadewa berpikir keras.

"Kalo mereka sering dua-duaan di kamar, entar Dita malah bunting sama Mas Yudhistira. Mereka kan gak ada hubungan darah, gak kayak kita dengan Dita." Mulut Nakula mulai tidak bisa dikendalikan dan membuat Sadewa menepuk pipi kakak kembarnya,mengingatkannya.

"Hush! Hati-hati dengan mulut lu, La. Omongan itu adalah doa."

Nakula meringis, tidak membalas tepukan adiknya walau terasa sedikit pedas. Ia tahu Sadewa benar dan sedikit malu karena tidak bisa mengontrol mulutnya.

Tapi apa yang dikatakan Nakula membuat Sadewa berpikir apa yang dikhawatirkan kakak kembarnya cukup beralasan. Ia memikirkan bagaimana mengingatkan Yudhistira secara halus kalau mereka tidaklah sedarah dan sebetulnya mereka bertiga pun juga bisa menikah dengan Dita karena hubungan persaudaraan mereka dari pihak ibu. Ibu mereka dan ibu Dita adalah saudara kandung. Tapi hal itu adalah hal tergila yang akan terpikirkan Sadewa, tidak pernah ia memikirkan Dita adalah orang lain. Ia selalu menganggap adik sepupunya itu seperti saudara kandung.

***

Dita membasuh wajahnya dengan air hangat dan ketika ia menyentuh ujung hidungnya, dadanya berdebar kembali. Ia bingung mengapa ia bisa berdebar karena sentuhan Yudhistira, toh kakak sepupunya itu tadi memang hanya bermaksud bercanda.

Kejadian di mobil beberapa hari yang lalu... ketika Mas Dhisti menatapku dan memerangkap tubuhku..

Dita menarik napas, ia ingat mulai dari kejadian itu ia mulai menganggap Yudhistira sedikit berbeda. Dan itu menambah nilai negatif laki-laki itu di matanya setelah kejadian enam tahun yang lalu, yang menghancurkan hubungan persaudaraan mereka berdua.

Mungkin menjaga jarak adalah tindakan yang tepat pikir Dita. Tapisejujurnya Dita mengakui, ia tidak bisa benar-benar menjauhi Yudhistra karena gadis itu merasa laki-laki itu tetap bersikap baik dan hangat bagaimanapun ketusnya Dita padanya. Yudhistira menginginkan hubungan mereka kembali seperti dahulu kembali.

Tetapi bukan seperti ini caranya...

Menatap bayangannya sendiri di cermin, Dita menyadari memang ia tidak cantik. Hanya manis. Sekali lagi ia harus mengakui Yudhistira memang benar, ia terlalu banyak berpura-pura di dalam hidupnya dan merasa hampa. Dita tidak merasa bahagia.

My Perfect Polar BearWhere stories live. Discover now