Part 24b

16.9K 3K 291
                                    

Will you call me to tell me you're alright?
'Cause I worry about you the whole night
(Safe Inside, James Arthur)

Rak-rak buku sudah kosong, semua lemari pakaian pun juga bersih tidak tersisa sedikitpun baju gadis itu. Nakula dan Sadewa membantu Dita membongkar rak buku built in yang memang dibelinya dan bukan properti apartemen Yudhistira.

Yudhistira bersedekap bersandar ke pintu kamar, melihat ketiga adiknya yang sibuk membereskan kamar milik Dita. Ia tidak bicara sama sekali, hanya mengamati kamar Dita yang telah kosong, terutama lemari pakaian. Satu bajupun tidak ia tinggalkan dan itu berarti Dita memang tidak akan kembali ke apartemen selamanya.

Setelah menepuk-nepuk kedua tangannya yang terasa berdebu, Dita berdiri dan mendapati Yudhistira masih berdiri memandangnya lekat-lekat. Sebenarnya dari tadi Dita merasa tengkuknya terasa panas karena ia tahu Yudhistira ada di belakangnya. Laki-laki itu pasti memandangnya dari tadi.

"Kamu benar-benar ingin pindah dari sini, Chloe?" tanya Yudhistira ketika Dita berjalan melewatinya .

Dita melirik sekilas Yudhistira, mengangguk dan tersenyum sekilas. Tingkah Dita yang seolah menganggapnya tidak ada membuat Yudhistira sedikit kesal. Ia segera menahan Chloe dengan menarik tangan gadis itu lembut.

"Jawab pertanyaanku, Sayang..."

Panggilan yang terasa begitu intim di telinga Nakula dan Sadewa, otomatis membuat si kembar menghentikan pekerjaan mereka, menoleh serentak ke arah Dita dan Yudhistira.

"Mas, kira-kira kami menganggu kalian nggak? Kalau iya, kita melipir dulu sementara." Nakula yang masih duduk di lantai, berkata dengan gaya nyinyirnya.

"Please, Nakula... nggak usah kepo. Beresin aja dulu lemarinya," desis Dita sambil mendelik pada si kembar sulung yang sedang nyengir lebar.

"Keluar juga, boleh. Nih, duit buat kalian jajan atau beliin makan siang di restoran bawah." Yudhistira melambaikan beberapa lembar uang berwarna merah pada Nakula.

Dalam hitungan detik Nakula melesat menuju Yudhistira dan menarik uang itu dari tangan Yudhistira.

"Wa, kamu mau ikut nggak beli makanan di bawah?" tanya Nakula, ia sedikit heran Sadewa masih berkutat membuka baut lemari. Adik kembarnya seolah tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.

"Nggak. Kamu aja yang beli makan di bawah, La." Sadewa mengangkat kepalanya dan melambaikan tangan, memberi tanda ia tidak ikut Nakula yang terbujuk rayuan uang dari Yudhistira.

Nakula mengedikkan bahunya, kemudian berjalan meninggalkan mereka bertiga. Tak lama kemudian suara pintu depan terdengar tertutup.

Tatapan Dita terarah pada Yudhistira, wajah gadis itu datar. Ia menantang Yudhistira untuk berbicara duluan. Dita benar-benar mematikan perasaannya terhadap laki-laki itu, walau beberapa hari yang lalu ia selalu menangis di tempat tidur setiap malam karena patah hati.

"Please, stay here, Chloe. Apa yang akan kukatakan pada Ibu, jika dia tahu kalau kamu keluar dari apartemen," bujuk Yudhistira kembali. Laki-laki itu tidak bisa membayangkan dirinya dilanda kecemasan tanpa melihat Dita seharipun di dalam hidupnya. Walaupun hanya sekedar bayangan Dita semata ataupun harum tubuh gadis itu yang tercium samar-samar di apartemennya, menandakan keberadaan Dita di sana... hal itu sudah cukup menenangkan untuk Yudhistira.

"Bilang saja pada Ibu, aku ingin lepas dari darimu, Mas." Dita nyengir dan menjawab seolah kata-kata Yudhistira hanyalah obrolan santai.

Yudhistira terdiam, ia melirik Sadewa yang masih mengemas lemari ke dalam kotak kardus.

My Perfect Polar BearWhere stories live. Discover now