Part 15

16.4K 2.5K 386
                                    

All I knew this morning when I woke
Is I know something now, know something now I didn't before.

(Everything Has Changed, Taylor Swift feat. Ed Sheeran)

Hampir dua jam waktu yang dihabiskan Yudhistira untuk memasuki tiap diskotik, pub, dan kafe yang berada di area sekitar tempat nongkrong favorit Dita tetapi gadis konyol itu tidak terlihat sama sekali. Kulit Yudhistira terasa lembab, keringat membanjiri tubuh kekarnya karena berjalan cepat bahkan setengah berlari di setiap tempat yang ia kunjungi. Laki-laki itu terengah di tempat parkir di pub ketiga yang ia kunjungi malam ini, matanya menyapu ke segala arah, mengharapkan kehadiran sosok adik sepupunya di sana.

Gawai milik Yudhistira bergetar, ia berharap panggilan ini berasal dari Dita. Dan apa yang ia harapkan ternyata benar, nama panggilan kesayangannya untuk Dita tertera di layar gawai.

Chloe...

"Chloe, kamu ke mana saja?" Yudhistira sampai lupa mengucapkan salam karena khawatir dengan keadaan Dita tetapi suara perempuan yang tidak ia kenal berbicara di ujung sana.

"Maaf, saya bukan Dita tapi saya Cheryl, temannya Dita. Kita pernah bertemu di diskotik beberapa saat yang lalu. Saya minta bantuannya untuk menjemput Dita saat ini juga, ia mabuk berat."

Apa? Chloe mabuk?

Yudhistira menggelengkan kepalanya, ia segera menanyakan di mana mereka berada sekarang dan mendesah lega ternyata Dita berada di tempat tinggal Cheryl yang ternyata berada tidak terlalu jauh dari apartemen mereka. Yudhistira segera membuka google maps dan menemukan bahwa jalan menuju tempat kos Cheryl sangat macet, ia memutuskan untuk meninggalkan mobilnya di gedung ini dan menggunakan ojek online agar ia cepat sampai ke sana secepat mungkin.

***

"Mabuk karena minum Mix-Max tiga botol?" Yudhistira ingin marah sekaligus tertawa mendengar cerita dari Cheryl mengenai sebenarnya apa yang terjadi hingga membuat gadis konyol kesayangannya teler.

Cheryl menngangguk dan sekali lagi meminta maaf tetapi Yudhistira mengangguk maklum. Lalu ia menghela napas melihat Dita yang menatapnya nanar sambil tertawa.

"Mas Dhisti, ngapain ke sini? Mau ngetawain aku ya? Kayak kata kamu Mas, Haikal emang bangke banget. Dia naena sama mantan istrinya dan ternyata mantan istrinya tekdung sekarang. Bisa-bisanyanya ya setelah melamarku dia nyelupin tititnya ke tempat lain." Dita berteriak histeris lalu terisak di saat bersamaan.

Cheryl meringis ngeri lalu melirik Yudhistira yang terperangah mendengar perbendaharaan kata yang keluar dari mulut Dita. Gadis itu tahu, apa yang diucapkan Dita sekarang adalah hasil dari pertemanan mereka selama ini. Dan Cheryl menyesalkan kejadian ini, seharusnya ia bisa bertemu dengan kakak sepupu Dita dengan cara yang lebih beradab. Peristiwa ini makin mengukuhkan kesan pribadinya sebagai perempuan yang mungkin sedikit liar di mata Yudhistira.

Yudhistira terlalu tampan, tipe pria baik-baik, sangat suamiable. Ia masih sempat menanyakan musholla untuk sholat isya sebelum membawa Dita pulang. Laki-laki yang sebenarnya sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja, pikir Cheryl dengan sedikit merana.

***

Yudhistira membopong Dita yang tubuhnya kini berbau asam karena muntahannya sendiri dan terus mengoceh dari semenjak ia menjemput gadis itu di kamar kos temannya, hingga ke lobby apartemen.. Dengan meminta maaf berkali-kali Yudhistira meminta bantuan security untuk memarkirkan mobil Dita yang berbau muntahan ke gedung parkir apartemen.

"Halo Pak Satpam... kok masih kerja sih jam 12 malam begini. Hati-hati ya, sekarang musim pelakor kayak saya. Kata orang kantor saya, saya ini cantik-cantik tapi pelakor." Dita menyapa security dan tertawa-tawa membuat Yudhistira malu setengah mati, ia menatap si pak satpam penuh maaf serta sesal. Security hanya tertawa maklum, sudah biasa menghadapi tingkah beberapa penghuni apartemen yang suka mabuk tapi ia sangat terkejut melihat gadis ramah penghuni apartemen favoritnya teler, ia tahu gadis ini bukan tipikal yang suka membuat keonaran. Sebelum membuat kekacauan dan kehebohan yang menarik perhatian, Yudhistira menarik Dita masuk ke dalam elevator, untung saat itu elevator dalam keadaan kosong.

My Perfect Polar BearWhere stories live. Discover now