my Brother

4.9K 247 3
                                    

•••
Ingatan bisa saja terhapus atau menghilang tapi perasaan dan hati tak akan pernah berubah.
•••

(NamaKamu) pov

Apa apan ini ?, Dan siapa ini?. Kenapa dia tiba tiba memelukku.
Dalam pikiran ku memaksa ku untuk mendorongnya tapi mengapa tubuh dan hatiku berkata lain.

Ada rasa di dalam diriku, aku tak tau apa itu begitupun dengan orang ini.

Dia sudah melepas pelukannya tapi aku masih mematung, merasa kehilangan kehangatan yang barusaja menyentuh kulit ku.

Bisa kulihat dia berdebat dengan Iqbaal, rasa itu membuat ku seakan kehilangan kata kata.

Ku tatap wajahnya orang yang memelukku tadi lekat, berusaha mengingat siapa dia tetapi tak ada terbersit apapun di pikiran ku.

"Gw kangen lo dek.."

Itu kata yang keluar dari mulutnya tadi, kenapa dia memanggilku adek ?. Apa dia kakak ku ?, Aku punya kakak?, Tapi kenapa dia tidak pernah menemui ku ?.

Masih ada beribu pertanyaan yang menghantui pikiranku, beribu pernyataan yang ingin ku sampaikan. Tetapi.

"E... anuh"  hanya itu yang bisa keluar dari bibir ku saat ini, mereka berdua berbalik menatapku. Iqbaal menatapku dengan senyuman manisnya dan dia menatapku seduh dengan senyum kelegahan tercetak jelas dari mimik wajahnya.

"Apa kabar sayang?" Tanyanya memegang bahuku, matanya masih seduh menatapku.

Pletak..

"Sayang sayang pala lo peang" ujar Iqbaal setelah memukul kepala orang itu.  Dasar perusak suasana.

"Dasar perusak suasana " balasnya. Aku tertegun mendengar ucapannya sama persis dengan pikiran ku.

"Ma..maaf tapi kau siapa ?" Tanyaku memiringkan kepala menatapnya yang masih saling memandang dengan Iqbaal dengan pasangan sengit.

"Gw kakak lo" jawabnya spontan. Aku tertegun menatapnya. Kakak?.

Pletak..

"Eh anjir, sakit bego. " Umpatnya saat Iqbaal memukulnya lagi membuat lamunan ku buyar.

"Lo sih nyrocos ajah, ntar di marahin bokap lo baru tau rasa !!" Ucap Iqbaal memutar bola matanya malas, aku bingung natap mereka berdua maksud mereka apa ?

"Mampus!" Celutuknya memukul jidat, semakin buat Gw bingung.

"Maap ya dek, nama Gw Naufal Azhar" ucapnya mengulurkan tangan ke arah ku dan langsung aku balas.

"NamaKamu " jawab ku singkat lalu melepas tangannya.

"Ke..." ucapan Gw terpotong saat bel masuk berbunyi. Naufal langsung berlari sebelum aku nanya kedia.

"Yah,, waktu istirahatnya abis. yaudah ke jelas ajah ya.  Is.. gara gara si jerapa sih " Iqbaal bicara pada ku. Dan siapa Jerapa ?

"Jerapa?" Aku mengulang ucapannya sambil berjalan beriringan menuju kelas.

"Maksud Gw Naufal " koreksinya, dengan cengiran khasnya. Entah kenapa aku merasa tak asing dengan senyum di wajahnya itu tapi kenapa aku tak ingat apa pun.

***

"Ira, edeh baru Dateng neng, lama bener gw udah lumutan nunggu lu" ucap seorang yang menyambut ku di depan sebuah gang.

"Siapa yang suruh lo nunggu Gw" ucap ku melewatinya begitu saja.
Dia adalah Rekta Raditya .

Dia ini anak berandalan tapi aku heran kenapa banyak cewek yang suka sama dia?, Ya wajahnya memang ya diatas rata rata.

Oh iya, aku sama dia udah biasa pake lo-gue, mungkin karena dia teman SMP ku lebih tepatnya satu satunya temanku, tapi sekarang beda sekolah.

Aku udah tiba di sebuah toko kecil, di ujung gang itu.

"Eh tunggu, lo jalan cepet banget sih " teriak rekta Dar belakang, aku gak peduluin. Hehe.

"Bang, pesenan aku udah ada ?" Tanya ku pada seorang pria yang berdiri di kasir, lebih tepatnya dia ini kakaknya rekta.

Namanya bang Kevin, Yap. Perlu di koreksi kalo Kevin sama rekta itu beda jauh. Yang satu alim, baik, sopan nah sedangkan adiknya Masyaallah., Gak bisa di jelasin dengan kata kata.

"Udah, ini barangnya dek" balasnya mengangkat empat buku yang tebalnya minta ampun, tapi aku auka.:)

"Makasih, aku balik ya bang" ucapku memasukkan buku ke tas  sekolahku dan setelah mendapat anggukan dari bang Kevin, langsung saja aku keluar.

"Udah mau balik, ceper amat. " Celetuk rekta yang duduk di kursi sebelah pintu keluar. Aku jawab cuman nganguk.

"Aelah masih datar aje loh, yaudah cus Gw anter " dia berdiri. Lah ini anak kenapa lagi, tumben banget baik.

Aku ikut dia naik ke motornya, setelah aku duduk di langsung menacap gas motornya bagai seorang pembalap.

aku kaget seriusan, refleks aku ketok pala dia, syukur dia gak make helm, coba kalau pakai bisa bisa tangan ku sakit.

"Pelan pelan njir " ujar ku

" Nyatai babe, gak bakal jatuh kok " blas dia. Bangve,, enak banget dia ngomong, ntar kalau jatuh pan sakit, aku gak ada yang rawat.

Beberapa menit kemudian aku sampai dirumah,aku langsung melompat turun dari motor dan sekali lagi mengetok kepala rekta. dia hanya mendesis menatapku, sini kemudian pergi. Saat rekta Sudak tak terlihat, aku masuk kedalam Rumah.

***

Habis mengganti pakaian ku menjadi pakaian santai. Aku mengambil buku yang tadi di kasih sama bang Kevin.

Sambil membaca, aku berguling kesan kemari menukmati setiap baris dan kata dalam buku itu. Uh bang Kevin memang tau seleraku terbaik lah untukmu bang,.hehe.

Tiba tiba aku laper, sambil baca buku, tak lupa bolpoint yang aku jepit diantara bibir dan hidungku.

Bruk takk

Sampai di dapur, aku kaget membuat buku serta bolpoint ku terjatuh dia lantai begitu saja.

Mata ku membulat melihat ada dua orang yang entah bagaimana bisa masuk kedalam Rumah ku dan duduk bersantai sambil berbincang.

Secara aku hanya tinggal sendiri dirumah besar ini. Pembantu?, BIG NO. Entah kenapa aku gak suka kalo ada pembantu dirumah. Ok back topic.

Mereka natap aku, "hai dek, udah makan ?" Tanya Naufal, dia manis banget pakai kaca mata itu dan dia lagi natap aku.

Aku mengerjakan mataku berkali kali untuk menyadarkan diri. "Udah makan ?" Tanya orang yang satunya lagi dan dia adalah Iqbaal.

"Ka..ka.kalian kok bisa masuk Rumah ku?" Tanya kau terbata bata, sumpah aku bingung banget.

Ini dua orang saling natap trus ketawa, ya Allah mereka pikir aku ngelawak ?.

Eh tunggu, atau jangan jangan mereka berdua ini bisa nembus dinding atau makhluk aneh yang ingin makan aku.

Pikiran ku mulai aneh aneh, refleks aku berjalan mundur perlahan, baru ajah aku mau lari tapi langsung membatalkan niatku setelah Naufal mengatakan sesuatu yang buat aku tercengang.

"Gw bakal tinggal disini, secara ini kan Rumah gw, jadi buang jauh jauh pikiran lo itu. " Ucapnya di akhiri dengan kekehan di ikuti dengan Iqbaal beda dengan ku.

"Dan satu lagi, Gw ini your brother " ucapnya mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku kaget,  bagaimana mungkin ini rumahnya? Lalu dia bilang dia ini kakak aku, hah kok bisa?, Apa nyokap udah ngelahirin lagi, Eh tapi kalo gituh jadi adek aku dong bukan kakak.

Dari mana juga ini dua makhluk astral masuk?, Perasaan pintu dah aku kunci.

"Tapi...

Tbc
•••

Huh, Receh banget deh perasaan ini cerita. 😌😌

Hati hati banyak typo😝

Sekali lagi makasih untuk semua yang sudah membaca cerita ku ini😊.

Vote And Comentnya ya,😘✌

Your Are My Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang