Cerewet

1.9K 133 1
                                    


•••

"Ha'hah" (namakamu) terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengal, keringat bercucuran di wajahnya. Dia memejamkan matanya sebentar mengatur nafasnya dan detak jantungnya yang terasa ingin keluar dari tempatnya.

"Mimpi lagi" Ira mentap jam elektronik di nakasnya menunjukkan jam 4:15 kemudian dia berginsut memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di sana.

Dia bingung dengan mimpi yang selalu menghampirinya itu, selalu datang namun Ira tak dapat mengingat wajah orang orang itu yang dia tau mereka adalah kedua orang tuanya hanya itu.
___
(NamaKamu)pov

Setelah aku rasa tenang, aku turun dari kasur menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan tugasku sebagai seorang muslim.

Pagi ini aku tak akan mencoba menghindari 'dia' lagi, kenapa ? Karena Kutau pasti akan sia sia saja, etah dia ini mungkin tak pernah tidur atau bisa membaca fikiran.

Aku sudah siap dengan seragam ku dan berjalan ke ruang makan. Sampai di sana aku heran benar benar heran biasanya saat seperti ini Naufal sudah berada disini dengan masakannya tapi sekarang jangankan masakan, orangnya saja tak ada.

Tapi kenapa aku peduli?, Terserahnya saja itu urusannya bukan urusanku, ya.. sebenarnya aku merasa aneh, tapi mungkin karena sudah terbiasa melihatnya kemarin kemarin jadi gini. Ya pasti begitu.

Nah,, habis berkutat dengan masak memasak akhirnya nasi goreng spesial Ira sudah jadi, aku membuat dua piring untuk ku dan Naufal, entahlah kenapa aku membuat untuknya juga.

mungkin rasa terima kasih karena dia sudah membuatkan masakan untukku akhir akhir ini.

Di tengah makanku, Naufal datang dengan seragamnya tak lupa dengan wajahnya ya pucat pasih.

Tunggu!!!,pucat?. Naufal sakit?

Dia duduk di depan ku dan mencoba memberiku senyum dari bibir pucatnya itu, entah apa yang membuat batin ku sakit melihat dia seperti itu.

"Maaf ya aku gak bisa masak untukmu pagi ini" dia tersenyum lagi, kemudian memakan nasi goreng yang sudah ku buat untuknya tadi.

"Naufal kau sakit?!" Tanya yang menyerupai pernyataan Tanpa menggubris ucapannya, dia mengalihkan pandangannya dari makanan itu ke aku.

"Tidak aku baik baik saja, oh iya masakan mi enak  " balasnya lagi. Aku berdiri dari tempatku menuju ke arahnya langsung saja ku sentuh keningnya.

Panas..itulah yang kurasa saat menyentuhnya, dia demam. Demamnya sangat tinggi, bagaimana bisa dia memaksakan diri seperti ini, rasanya aku ingin nangis entah karena apa.

"Aku tak apa dek" ucapnya pelan, memegang tanganku menjauhkan dari keningnya.

"Kau sakit " hanya itu yang bisa keluar dari bibirku saat itu.

"Tidak, aku tida... "

"IYA kau sakit, kau sakit kubilang " entah setan apa yang mengenai diri Ku sekarang aku menangis hanya karena dia tidak membenarkan ucapanku.

Naufal kaget karena aku menangis di hadapannya, dia langsung berdiri dan memelukku.

"Tenanglah" ucapnya mengelus kepalaku, rasanya sangat nyaman. Aku melepas pelukannya dan membersihkan air mata ku dan menatapnya.

Your Are My Heart ✔Where stories live. Discover now