A L F A • 32

126K 6.2K 81
                                    

"Iiiiiiiiissssshhhhhhh........kesel.........
kesel.........kesel.........bangetttt......." Teriak Oliv histeris sambil mencampak-campakkan handphone nya ke spring bed milik Audrey. Memang ketiga cewek itu sekarang tengah berada di rumah Audrey.

"Berisik banget sih lo, lebay tau gak!!" Balas Dhita dengan wajah kesal nya.

"Oliv, kenapa sih?" Tanya Audrey.

"Ini......masa gue hanya di konfirmasi doang sama kak Steven, huaaaaaa!" ucap nya ber-drama sambil berpura-pura menangis.

"Astagaaaaaa......Naga.....kuda................hanya karna itu lo nangis? Lebay banget sih lo, ganteng juga enggak kok!" cibir Dhita sambil menatap heran melihat Oliv.

"Emang nya Oliv follow akun kak Steven?" Tanya Audrey dengan polos.

"Ya iya lahh, masa iya gue di konfirmasi di PicsArt, kan lucu!" cibir Oliv di tengah-tengah kesal nya.

"Masak sih Oliv hanya di konfirmasi?? Audrey aja di follback sama kak Steven," jelas nya dengan tampang tak berdosa.

"Sumpah lo?!?!?"

"Iya, tapi sebenarnya sih bukan di follow Liv, lebih tepat nya lagi kakak itu yang follow aku," ucap gadis itu memperjelas lagi.

"Haaa??? masa sih?? iiiiihhhh........pokoknya lo, Drey gak boleh sampe jatuh hati sama kak Steven, kak Steven itu hanya milik gue, huuuuaaa!!" 

"Ciihhh......emang nya Steven nya mau sama lo?" cibir Dhita yang membuat Oliv tambah kesal.

"Udahhh dehh, kok jadi pada debat sih. Mending kita main aja, gimana mau gak??" tawar Audrey kepada kedua sahabat nya itu.

"Main apaan?" tanya Oliv masih dengan muka yang di tekuk.

"Truth or Dare aja, gimana?" ucap Dhita menyarankan ide nya itu.

"Boleh tuh, ayuk." jawab Audrey mengindahkan ide Dhita itu.

"Liv, minta pena lo." perintah Dhita. Oliv pun patuh dan membongkar isi tas dan kotak pensil nya untuk mengambil pena tersebut.

"Oke, siapa yang muter?" tanya Dhita.

"Lo aja," jawab Oliv cepat, Audrey pun mengangguk setuju.

"Oke, gue mulai." 

Dhita pun memulai memutar pena itu. Ketiga nya menatap pena itu kemana dia akan berhenti. Dan sesaat kemudian, pena tersebut berhenti tepat ke arah Oliv yang sukses membuat gadis itu murung.

"Kok gue sih?? salah tuh pena nya," elak Oliv karena takut di beri tantangan atau pertanyaan yang aneh-aneh oleh kedua sahabatnya itu.

"Oke, Truth or Dare, liv?" ucap Dhita semangat.

Oliv tampak berpikir, sesaat kemudian ia pun menjawab "Dare aja deh," jawab nya memelas.

"Hmmm......pemilihan yang berfaedah," ucap Dhita dengan senyuman jahil nya.

Dhita pun mencondongkan badan nya ke dekat Audrey. Ia membisikkan sesuatu kepada Audrey untuk dare buat Oliv.

"Yeee.....pake acara bisik-bisik lagi. Awas aja kalau macem-macem!" cibir Oliv yang memperhatikan kedua sahabatnya itu dengan tatapan jengkel nya.

"Ohh.....okee." balas Audrey terhadap ide Dhita itu.

"Apaan dare nya?" 

"Telfon kak Vero, terus ajak kak Vero pergi dan pulang sekolah bareng dalam sehari!" ucap Dhita dengan satu helaan nafas.

"WHAAATTT??? LO BEDUA SEHAT??" teriak Oliv histeris mendengar dare dari Dhita dan Audrey itu.

"Iyaa, kenapa??" tanya Dhita dengan enteng nya, sedangkan Audrey hanya tersenyum geli melihat respon Oliv itu.

A L F A ✔  [ SUDAH TERBIT ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu