Part 12

973 132 66
                                    

May I present you, Ezra Jeffrey Razer:

Gimana gimana? :3 Rania yang gambar loh :3

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Gimana gimana? :3 Rania yang gambar loh :3

**

Kurasa sudah seminggu kami berada di rumah sakit jiwa ini. Aku tak begitu yakin, aku tak terlalu memperhatikan hari. Aku hanya bertemu Kimberly di kantin, itu pun sangat jarang. Aku lebih suka makan di dalam kamar sendiri. Aku tak suka kantin. Isinya aneh-aneh.

Seperti seorang remaja perempuan penderita skizofrenia, atau seorang lelaki sembilan tahun yang mengalami trauma berat. Aku bertanya pada Dokter Ruby apa diagnosisku, tapi ia selalu menjawab 'Kau baik-baik saja, Ezra. Bukan suatu yang buruk.' Aku bukan penggemar psikologi. Namun aku tahu beberapa hal tentangnya. Kurasa ia mendiagnosisku sebagai psikopat, tetapi siapa juga yang peduli?

Dan saat ini wanita itu berada di kamarku. Ia selalu datang untuk mengajakku mengobrol. Kurasa itu bagian dari terapi. Aku tak tahu bagaimana proses terapi sebenarnya.

"Apa kau mengenal penghuni lain di sini?" tanya Dokter Ruby.

"Aku menghabiskan waktuku di ruangan ini. Menurutmu?" Aku balas bertanya.

"Mengapa kau tak mencoba berkenalan? Mereka baik-baik. Seperti Agnes, atau Jill, dan Claus."

Aku menaikkan alis mendengar nama-nama asing itu. "Aku tak pernah bergaul. Lebih baik aku bermain bersama anjingku ketimbang berkenalan dengan orang asing."

"Kau punya anjing?" Ia bertanya tertarik. Aku mengangguk tanpa repot-repot berkata "ya" untuk menjawabnya. "Berapa ekor?"

"Hanya satu. Kurasa ia mencari-cariku saat ini."

"Memangnya di mana ia sekarang?" tanyanya lagi.

"Ia kabur ketika polisi menyergapku dan adikku."

Dokter Ruby menatapku penuh penasaran. "Aku ingin tahu, apa kau ... eh, pernah ... melakukan kekerasan pada peliharaanmu?"

Aku menaikkan alis mendengar pertanyaannya. "Untuk apa aku melakukannya?"

"Ah, tak apa. Banyak remaja yang suka seperti itu sekarang. Untungnya kau bukan salah satu dari mereka."

"Aku tak akan melukai kawanku sendiri. Meskipun ia hanya seekor labrador." Aku bersedekap tak setuju.

"Ya. Aku tahu," balasnya. Kemudian menatap kertasnya.

"Dokter," panggilku. Ia mendongak. "Sebenarnya apa diagnosisku?"

"Tidak apa-apa, Ezra. Kau baik-baik saja."

"Omong kosong," desisku. "Katakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi? Aku tahu kau berbohong. Aku tak mau berada di rumah sakit aneh ini terus-terusan."

"Kau akan segera keluar, percaya kepadaku. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Kau sudah mengatakan itu selama satu minggu sialan ini, oke? Aku muak dengan semua omong kosongmu. Katakan padaku apa diagnosisku dan hingga kapan aku dan adikku akan dikurung di sini?" Aku bertanya tak sabar.

I Am a Killer [versi revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora