Part 15

778 133 29
                                    

Pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang senang.

Ketika aku tidur, aku bermimpi sesuatu yang indah. Hal yang sepele, tapi lebih dari cukup untuk membuat suasana hatiku jauh lebih baik. Pasalnya, semenjak berada di sini, mimpi-mimpiku tak pernah beres-justru cenderung buruk. Mimpi itu sederhana, aku berada di rumah. Hanya itu. Namun menurutku itu indah, karena aku muak berada di sini.

Pagi ini aku dan Kimberly tidak saling berbicara. Ketika waktu sarapan, kami hanya duduk, makan, saling melirik satu sama lain, dan kembali ke kamar masing-masing. Kami sama-sama tahu bahwa ini adalah waktunya; ini adalah waktu yang tepat. Hari ini adalah hari itu. Kami akan segera kabur.

Dari rencana yang sudah jauh-jauh hari kami buat, Kimberly yang akan pergi duluan, lalu aku. Di sayap barat-konon kata Kimberly-ada pintu keluar darurat. Itu perihal mudah bagi Kimberly. Kamarnya berada di sayap barat, ia tidak perlu menyamar lama-lama untuk kabur karena jaraknya dekat. Namun lain halnya denganku, jaraknya agak jauh. Bagaimana aku bisa berpura-pura menjadi si perawat Parker dalam jarak sejauh itu?

Namun masalah itu sudah beres. Aku sudah menemukan solusinya. Kurasa Kimberly tak akan menyukainya, tetapi aku akan tetap melakukannya. Cukup berharap semoga tidak ada kamera pengintai di pintu keluar darurat itu. Aku sudah memikirkan semuanya baik-baik, termasuk mengamati segalanya.

Petugas keamanan berdiri di salah satu pojokan, jaraknya kira-kira sepuluh meter dari pintu darurat. Kawasan itu tidak ramai, tapi juga tidak sepi. Perawatlah yang selalu berlalu lalang di sana. Mereka tak akan menyadari aku atau Kimberly menyamar, kecuali jika kami apes dipanggil oleh orang lain. Aku membiarkan nasib yang menjadi jurinya, tinggal menunggu di pihak manakah sang dewi fortuna memihak. Pantangannya hanya petugas keamanan, selebihnya aku menyerahkannya pada nasib. Jika aku beruntung, maka lorong itu harusnya tidak ramai.

Pukul 10.20. Pasien-pasien tengah menjalani jadwal masing-masing, seperti belajar, menggambar, dan bermacam-macam hal lainnya yang dikira bisa membantu mereka pulih dari gangguan mental masing-masing. Aku sendiri tidak pernah menyukai jadwalku. Delapan menit berlalu, pukul 10.28. Kimberly akan melaksanakan tugasnya dua menit lagi. Sepuluh lewat tiga puluh adalah waktu dirinya selesai melakukan kegiatan rutin-aku lupa apa jadwalnya. Ia hanya memiliki waktu sedikit untuk kabur. Dalam hati aku memanjatkan doa-ini sebuah kebiasaan-agar ia baik-baik saja.

Aku bukan orang religius, tetapi aku amat berharap pada Tuhan untuk kali ini saja mengabulkan doaku. Tidak apa jika aku gagal keluar dari sini, asalkan Kimberly bisa lolos. Aku tahu aku berdosa sebab pembunuhan, tapi aku sungguh berdoa saat ini.

Setengah jam berlalu. Kimberly sudah pergi. Tidak ada kekacauan atau keributan di sini, dari situlah aku tahu ia pasti berhasil lolos dengan mulus. Jam telah menunjukkan pukul 10.57, aku harus bergegas.

Aku berjalan di koridor, seakan hendak pergi menuju ruangan kegiatan lain sesuai jadwalku. Aku berpapasan dengan Parker si perawat yang seharusnya aku tiru. Mestinya aku berpura-pura meminta bantuannya di kamar mandi sebab suatu hal. Kemudian membuatnya pingsan atau bahkan membunuhnya, menguncinya di salah satu bilik, dan mengenakan pakaiannya, sesuai dengan rencanaku dan Kimberly. Tetapi aku membiarkan lelaki itu berjalan melewatiku.

Jantungku berdegup kencang seiring meningkatnya adrenalin. Tanganku sedikit gemetar penuh antusiasme. Bukan karena gugup dan senang sebab akan kabur.

Tetapi aku sungguh tidak sabar mencekik seseorang.

Aku mendekati pintu darurat dengan begitu santai, kulihat petugas keamanan terlihat keheranan melihatku. Ia langsung menghampiri dan memanggil, tetapi berpura-pura tak mendengar, aku asyik memasuki pintu darurat.

"Hey, Nak! Apa yang kau lakukan?" aku mendengar panggilannya dari luar.

Ia membuka pintu, sementara aku bersembunyi dibalik pintu. Ia bergumam keheranan mencari diriku, begitu ia masuk dan menutup pintu, kulayangkan tinjuan ke kepalanya.

I Am a Killer [versi revisi]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ