6-3

9.2K 1.1K 124
                                    



Rumah sederhana, di pinggiran kota Seoul, bergaya klasik dari rumah Seoul pada jaman dulu, salah satu dari jajaran rumah yang dilestarikan untuk menjaga budaya negaranya. Satu-satunya rumah di Seoul yang diberikan oleh keduan orang tuanya yang lebih memilih tinggal di pegunungan untuk menikmati masa tuanya.

Kang Hyemi, gadis itu harus seorang diri menjaga rumah peninggalan itu dan hidup mandiri di kota negara.

Kesehariannya adalah pekerjaan, menekuni hobinya merancang busana dan menjadi designer dari rumah mode miliknya sendiri. Kang Hyemi termasuk salah satu dari beberapa anak muda yang sukses dengan jalannya sendiri.

Pribadinya yang cerdas, sangat terlihat dari caranya berbicara dan bertingkah laku. Begitu bertata krama, sopan, dan lembut. Didikan orang tuanya adalah menomer satukan attitude yang baik sesuai adat turun temurun keluarganya.

Ada yang bilang, keluarga Kang mempunyai keturunan darah bangsawan di jaman kerajaan. Tidak ada yang bisa menyanggah, karena nyatanya semua tindakan yang dilakukan Kang Hyemi memang mencerminkan bagaimana seorang bangsawan bersikap.

Paras pun tidak perlu dipertanyakan, kulit mulus bak porselen, surai hitam yang sepaket dengan bola mata yang hitam pekat, sangat kontras disandingkan wajahnya yang bersih. Semuanya sempurna, Kang Hyemi terlahir bak titisan Aphrodite yang mendiami dunia hingga sekarang.

Kang Hyemi, nama yang menyimpan arti sebuah kecantikan untuk gadis yang dinaungi dalam kecantikan yang nyata.

Namun semua tidak benar-benar sesempurna yang orang lihat. Ada satu hal yang terlewatkan dari penglihatan orang lain.

Kebiasaan Hyemi mengenakan baju berkerah tinggi lah yang menutupinya. Salah satu cacat fisik milik Kang Hyemi.

Lambang Omega, hitam dan redup, telah rusak dengan guratan luka yang membekas di tubuh Hyemi. Lambang yang menandakan tubuhnya pernah merasakan kesakitan, begitu hitam hingga mengacaukan lambangnya. Ada bekas lebam kebiruan dan bekas cakaran melintang di lambangnya.

Dan rusak menjadi sebuah petanda, bahwa Hyemi telah mendapatkan betrayal. Begitu nyata dan Hyemi masih ingat dengan jelas seperti apa rasa sakit yang menyayat tubuhnya.

Dan hitam menjadi sebuah petanda, bahwa tersangka utama si pemberi bekas luka di sekujur tubuhnya telah pergi. Pergi jauh di titik yang tak bisa Hyemi tempuh untuk mengajukan tuntutan penyembuhan dari betrayal yang diterimanya.

Ya, Alpha Hyemi meninggal setelah melakukan betrayal untuknya. Hyemi pun masih ingat, bagaimana sang Alpha mati di hadapannya tepat sesaat setelah menghancurkan tubuhnya dengan luka lebam dan sayatan. Dan jauh di dalam hati Hyemi, kutukannya untuk mematikan Alpha-nya terjadi sesuai keinginannya.

Kang Hyemi adalah bentuk kecantikan yang nyata, namun juga bentuk kecacatan yang nyata untuk lambang Omeganya yang tersembunyi dengan rapat.

• • •

Hari Hyemi berencana mengunjungi sahabatnya di jaman kuliah, Kim Namjoon. Ah, sesungguhnya dulu Hyemi dekat dengan Kim Eunhye di awal mereka berkenalan. Setelah tahu ternyata Eunhye mempunyai saudara kembar Namjoon, Hyemi pun menjadi berteman dekat pula dengan Namjoon.

Hyemi rutin mengunjungi Namjon, setidaknya sebulan sekali. Setiap tanggal dimana Eunhye pergi meninggalkan mereka. Hyemi akan mengunjungi Namjoon dan memaksa mengajaknya bersama pergi ke makan Eunhye. Karena Hyemi tak pernah mau pergi sendirian dan menangis sendirian di sana.

Saat itu, Hyemi tidak tahu saat Eunhye pergi meninggalkan mereka. Karena Hyemi tengah berada di Amerika untuk urusan pekerjaannya. Ada rasa sesal yang terlampau besar saat pulang ke korea dan mendapati sahabatnya telah pergi. Ada perku waktu beberapa hari hingga Hyemi menyiapkan diri untuk menemui Eunhye di makamnya, hingga berakhir dengan Namjoon yang menemaninya menangis hingga malam.

"Oh, hei, Hyemi. Selamat pagi, Masuklah." Senyuman manis Namjoon dan sapaannya menyambut Hyemi setelah menghidupkan bel dua kali. Hari ini memang jadwal mereka mengunjungi makan Eunhye, jadi Hyemi yakin jika Namjoon telah bersiap-siap menunggunya.

"Pagi, Namjoon." Satu sapaan balasan sebelun Hyemi melangkahkan kakinya masuk ke apartemen Namjoon dan mendudukan dirinya di sofa di ruang tamu.

"Hyemi, ambil minum sendiri jika mau. Aku akan bersiap-siap sebentar."

Ada kernyitan tidak mengerti dari Hyemi saat mendapati jika Namjoon belum bersiap. Padahal biasanya mereka hanya tinggal berangkat langsung bersama.

"Ah, ada teman menginap, jadi aku baru sempat bersiap sekarang." Namjoon tersenyum bersalah saat menjelaskan alasannya.

"Tidak masalah. Aku akan menunggumu, Namjoon-ah." Hyemi bangkit, berencana menggerakan tubuhnya ke dapur untuk mengambil air putih saat suara Namjoon mendadak menginterupsinya.

"Hye, temanku yang menginap berencana ikut kita ke makam. Tak masalah bukan?" Hyemi berbalik dan mengangguk acuh, mungkin itu teman Eunhye juga.

"It's okay. Temanmu, teman Eunhye juga. Jadi bisa bergabung.

Hyemi ingin berlanjut menjalankan tubuhnya saat mendadak suara Namjoon kembali terdengar berat, "Sebenarnya temanku itu, mate Eunhye"

• • •

"Kim Seokjin."

"Kang Hyemi."

Perkenalan yang singkat. Tidak dilanjutkan dengan percakapan lebih untuk mengenal lebih dalam. Karena memang sebenarnya tidak ada yang perlu diketahui oleh masing-masing mengenai urusan pribadi. Mereka akan saling mengenal nama dan cukup saling tahu satu sama lain. Tidak untuk tahu tentang takdir dan hati mereka.

Hingga ketiganya telah berada dalam satu mobil dengan Namjoon yang menyetir, Jin duduk di bangku penumpang depan, dan Hyemi duduk di bangku belakang.

Dan tanpa Jin dan Hyemi tahu, sosok Namjoon yang berdiam diri di balik kemudi telah mendapatkan sebuah benang kusut yang sedikit terbentuk. Mendadak seulas senyum muncul dan menghasilkan lesung pipi yang menggoda. Sebuah pemikiran yang mungkin mengubah takdir hidup kedua sahabatnya.

Cinta bisa tumbuh dari dua hati yang terluka.



- June 30, 2018

The Saga : MATING HEAT ✔️Where stories live. Discover now