7-6

8.4K 1K 79
                                    


Kim Eunbi kritis.

Pancaran mata kosong itu semakin gelap, melebihi pekatnya malam yang menyayat.




Kesadarannya tidak lebih dari 10%.

Dalam satu detik kerjapan matanya meloloskan butiran air yang meluncur ke bawah menebas bagian wajah yang biasanya selalu memberikan lesung pipi manisnya.




Harapannya hanya tinggal keajaiban dari keinginan Eunbi untuk bertahan hidup.

Seluruh badannya bergetar, tangannya mengepal kuat, menahan sakit yang menyengat di lambang Alpha-nya. Sengatan dan panas yang telah dirasakannya semenjak matanya menangkap sosok Eunbi yang tak sadarkan diri.








"Namjoon, beristirahatlah. Ini sudah hari ketiga dan kau masih belum pulang untuk beristirahat sama sekali."

Tarikan nafas yang kuat menjadi petanda betapa hancurnya kondisi pemuda Kim itu. Namjoon menatap Seokjin yang sesungguhnya kondisinya tak jauh berbeda dengannya, hanya saja Seokjin jauh lebih baik karena ada Hyemi bersamanya.

"Tidak, hyung. Aku tidak akan pergi dari sini. Aku akan menunggu Eunbi sampai sadar."

Namjoon menggeleng, menatap kembali sosok terkasihnya yang tengah terbaring tak sadarkan diri bersama selang-selang yang menjadi penopang hidupnya.

"Jangan membantah, kau butuh istirahat, Joon. Kau mau Eunbi melihatmu sekacau ini saat dia sadar nanti?"

Namjoon tahu perkataan Seokjin hanyalah bualan, kesadaran macam apa yang bisa dijanjikannya bagi Eunbi? Tidak, tidak ada. Namjoon sangat tahu sekritis apa kondisi Eunbi meski dirinya tidak begitu mengerti dunia kedokteran.

"Apa jika aku pulang dan beristirahat, saat aku datang lagi nanti Eunbi akan sadar, hyung?"

Dugaan Namjoon mendekati kebenaran saat dia menyadari bahwa Seokjin tak mampu menjawab lirihannya. Seokjin berbohong kan?

"Biarkan aku tetap disini, hyung. Aku tak ingin jauh dari Eunbi sedetik pun."

Berakhir dengan perkataan Namjoon yang menjadi keputusannya tanpa bisa di sanggah lagi.

Namjoon kembali mendudukan dirinya di sofa ruangan di sebelah tempat Eunbi berbaring. Matanya kembali menyorot betapa tenangnya Eunbi disana, tertidur nyaman tanpa gangguan apapun.

Apa Eunbi tidak merasakan sakit sama sekali di sana?

Melihat betapa tenangnya Eunbi, Namjoon yakin bahwa mate-nya itu memang benar-benar tertidur pulas tanpa merasakan kesakitan apapun. Hanya saja, mengapa hatinya sendiri yang merasa begitu sakit melihat Eunbi yang tak juga bangun.

"Namjoon—" kini sapaan wanita yang berbeda beberapa tahun dengannya terdengar lembut mengalihkan atensinya. Nyonya Kim, Ibu dari sang pemilik hatinya.

"Hyejin noona —" Namjoon tersenyum, menatap kakak perempuan Seokjin yang masih sangat jelas ingatannya tentang bagaimana sosoknya seperti dulu yang Namjoon kenal sebelum perempuan itu menikah dan pindah ke Amerika.

Namjoon menangkap pergerakan mata Hyejin yang mengedar menatap Seokjin dan Hyemi yang tengah keluar dari ruangan. Namjoon tahu ada sesuatu yang ingin di sampaikan perempuan anggun di hadapannya.

"Bisa bicara sebentar? Lama tidak mengobrol denganmu."

Namjoon mengangguk, bergeser ke kiri untuk memberikan ruang lebih longgar di sofa yang dia tempati, membiarkan Hyejin duduk di sebelahnya.

"Aku ingin berterima kasih, terima kasih telah mencintai Eunbi sebanyak ini."

Namjoon tersenyum, mengngguk kecil, ada semburat merah di wajahnya yang samar mengingat bahwa nyatanya dia berhadapan dengan calon mertuanya. Mengingat bagaimana perasaannya pada Eunbi yang telah begitu dalam.

"Noona, aku sangat beruntung bertemu Eunbi. Dia gadis yang kuat bukan? Eunbi akan sadar bukan?"

Nyatanya perempuan di sebelahnya tak memberikan jawaban apapun, karena jawaban yang akan terucap sudah sangat jelas. Tingkat kesadaran Eunbi benar-benar mengecil dan hanya tinggal keajaiban yang mampu menyadarkannya.

"Namjoon, aku hanya tahu satu hal. Eunbi adalah gadis keras kepala yang akan mendapatkan apapun yang diinginkannya. Dan aku berharap sekali lagi dia keras kepala untuk dapat bangun dari tidurnya."

Namjoon mengangguk, menyadari bahwa tak hanya dirinya yang merasakan kekacauan ini. Eunbi memiliki ibu yang sama kacaunya melihat kondisi anak perempuannya seperti ini.

"Namjoon, kumohon pulang dan beristirahatlah sejenak. Kau harus tetap sehat untuk dapat menjaga Eunbi. Ayah Eunbi akan segera datang dan bergantian menjaga Eunbi. Jangan khawatir apapun. Seokjin akan memberikan kabar Eunbi setiap saat."

Namjoon menarik nafas dalam, sesungguhnya memang tubuhnya perlu istirahat. Namun keengganannya meninggalkan Eunbi terlihat lebih kuat. "Eunbi tidak akan suka melihatmu seperti ini, Joon."

Pada akhirnya Namjoon menyerah, dia memang harus istirahat. Tak ingin membuat keluarga Eunbi khawatir dengan kondisinya pula. Cukup kondisi Eunbi kali ini yang menjadi beban pikiran semuanya.

"Biarkan Seokjin yang mengantarmu pulang."



Sore itu, di hari ketiga Eunbi berbaring. Untuk pertama kalinya Namjoon pulang ke rumah untuk beristirahat sejenak, berjanji pada Eunbi yang masih memejamkan mata jika esok hari dia akan kembali untuk bertemu Eunbi. Berharap Eunbi-nya segera sadar dari tidur.

Namun nyatanya, di kala senja telah terlewat berganti malam, kondisi Namjoon yang awalnya baik-baik saja, mendadak kembali kacau. Tepat saat denyutan di lambangnya semakin kuat. Panasnya terasa begitu membakar.

Namjoon tahu ada yang tidak beres yang terjadi pada Eunbi saat melihat lambangnya perlahan menghitam, begitu samar namun terlihat berbeda. Namjoon menyadari satu hal, perubahan black pure sama persis seperti yang pernah di alami Seokjin.

"Tidak, Eunbi. Kumohon jangan!" Lirihannya melepas kuat, bersamaan dengan air mata yang kembali lolos dan menebas pipinya.

Namjoon berantakan, matanya kacau mencari ponsel dan kunci mobil. Mengabaikan apapun yang dikenakannya untuk dapat segera pergi ke rumah sakit.

"Kumohon, Eunbi, bertahanlah! Aku memerintah atas nama Alpha-mu!"

Di detik itu juga Namjoon segera pergi dan melajukan cepat mobilnya membelah jalanan Seoul. Menuju keberadaan mate-nya. Namjoon mengerang, terus merapalkan sumpahnya untuk menahan raungan kesakitan Alpha-nya yang nyatanya telah terkoneksi secara langsung dengan sang Omega.

"Eunbi, aku bersumpah akan memilikimu sampai akhir!"


- August 18, 2018

Kim Eunbi 😭😭😭

Luvluvluv,
Adoreyna

The Saga : MATING HEAT ✔️Where stories live. Discover now