6-5

8.6K 1.1K 173
                                    

Haihaihai..
Lama gak nyapa, yang jawab sapaan aku doain berjodoh sama bias.. 😍😍




• • •

Dipikir seorang Kim Seokjin, perkataan Namjoon malam itu adalah bualan. Omong kosong yang di ucapkan hanya untuk membuatnya senang. Terlebih mendengar jawaban Hyemi selaku korban yang masih menunjukkan gesture penolakan halus, Seokjin masih berpikir bahwa semua usulan malam itu adalah halusinasi seorang Namjoon yang frustasi karena masih belum menemukan mate-nya,

Ya, Seokjin berpikir seperti itu. Obrolan mereka bertiga di dua hari yang lalu adalah bualan yang tak mungkin bisa dilakukannya. Terlebih di hatinya masih tersimpan Eunhye yang tertidur begitu cantik dalam ingatannya.

Namun Seokjin keliru, karena semenjak terbangun di pagi setelah malam itu, Seokjin merasakan seluruh pikirannya kacau dan telah menyerbu pengartian dari ucapan Namjoon. Mencoba mengurainya satu persatu untuk mendapatkan sanggahan yang tepat dimana malam itu dia telah temukan dengan banyaknya alasan yang masuk akal.

Namun kini, bantahan itu tak lagi terungkap. Dia bersembunyi di sela akal pikiran Seokjin yang masih sehat. Tanpa terpengaruh sedikit pun oleh perasaan ketakutannya akan betrayal. Dengan satu keyakinan bahwa Eunhye-nya akan bahagia jika melihatnya bahagia pula di dunia.

Ya, Seokjin mulai memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya dan Hyemi jika keduanya melakukan pengklaiman. Tak akan ada yang terluka, tak akan ada yang mendapatkan penghianatan, dan ada kemungkinan jika Jin bisa membantu menyembuhkan Hyemi dari luka betrayalnya.

Semuanya begitu kacau dalam pikiran Seokjin, hingga memaksa langkahnya untuk berkelana hingga kini berhenti di sebuah butik yang sesuai info yang dia cari secara diam-diam adalah milik Hyemi. Omega yang meracaui pikirannya hanya karena omong kosong seorang Namjoon.

"Oh, Seokjin-ssi, masuklah."

Sapaan Hyemi setelah Seokjin meyakinkan diri untuk menemuinya dan menunggu di depan resepsionis, mempersilahkan Seokjin memasuki ruangan kecil yang Seokjin kira sebagai salah satu sudut butik untuk menerima tamu khusus.

"Ada perlu apa pagi-pagi datang?"

Seokjin hanya mampu tersenyum, belum mampu menguraikan ucapannya untuk mengutarakan kekacauan pikirannya. Sebab pelaku utama yang mengusaknya adalah Omega di hadapannya yang tengah duduk dengan anggun. Dan masih dengan pakaian tertutup yang menutupi lambangnya yang rusak.

"Seokjin-ssi—" Seokjin terkejut, menyadari bahwa Hyemi tengah melambai di depannya. Rupanya lamunan telah membawanya menjauh dalam beberapa detik.

"Ah, maafkan aku." Kuluman senyum begitu ragu saat menatap Hyemi yang masih mengamatinya dari seberang. "Kau sibuk?"

Ada kernyitan di wajah Hyemi, sedikit tidak mengira bahwa Seokjin akan memberinya pertanyan tentang kelonggaran waktunya. "Tidak. Ada perlu apa?"

"Bukan apa-apa, aku hanya ingin membicarakan sesuatu padamu."

Hyemi bukan gadis bodoh, ada sedikit maksud Seokjin yang mampu ditangkapnya dari gelagat Seokjin yang sedari kedatangannya tadi terus mengamati bagian lehernya. Hyemi tahu, Seokjin ingin melihat lambang Omega-nya.

"Kau ingin melihat lambangku?"

Di titik itu berganti Seokjin yang terkejut, menatap Hyemi tak percaya. Bagaimana bisa seorang Hyemi mengatakan hal seperti itu yang nyatanya memang Seokjin ingin melihatnya.

"Apakah boleh?"

"Apa ada alasan khusus untukku perlu memperlihatkannya padamu?"

Seokjin menunduk, gelengan kepala pelan menjadi jawaban untuk ketidaksopanannya.

"Maafkan aku. Tidak seharusnya aku meminta hal seperti ini padamu. Itu privacy-mu." Kernyitan tidak mengerti itu muncul lagi di wajah Hyemi. Sedikit bingung dengan hasil akhir dari keberanian seorang Seokjin.

"Seokjin-ssi, apa yang sesungguhnya kamu inginkan?" Seokjin mengangkat wajahnya, menatap tajam tepat ke dalam bola mata Hyemi.

"Apa aku menyinggungmu?"

"Tidak." Tak ada jeda waktu dalam sedetik untuk Hyemi menjawabnya.

"Pikiranku kacau."

"Apa karena malam itu?" Ada kilatan antusias di mata Hyemi, begitu berbinar menunggu Seokjin mengucapkan kelanjutan kata-katanya.

"Ya, karena malan itu, aku selalu berpikiran, apa yang akan terjadi pada kita jika kita melakukan pengklaiman?"

Hyemi terkekeh pelan, menatap Seokjin yang pada akhirnya berhasil mengungkapkan pikirannya.

"Kalau begitu kenapa kita tak mencobanya?"

Kini dapat terlihat pembukaan mata Seokjin yang semakin melebar, menatap Hyemi tidak percaya. "Tapi kau tahu salah satu dasarnya pengklaiman kita bukan?"

Mata Seokjin meredup, menatap Hyemi yang mulai melanjutkan perkataannya dengan lirih, "Akan ada kemungkinan pengklaiman kita gagal, dan kita tidak akan mendapatkan apapun dari apa yang kita lakukan. Bahkan untuk sepotong perasaan cinta pun, kita tidak akan pernah merasakannya."

- July 02, 2018

Hai, ada yang mau ngobrol?
Bisa di line. ID : adoreyna
Bisa di IG. ID : adoreyna
Line aku baru lhoo 😍😍 #norak

The Saga : MATING HEAT ✔️Where stories live. Discover now