004.

7.6K 1.1K 21
                                    

"ah, tadi pagi lucas sunbaenim menciummu di pantri, kan?"

taeyong menyurutkan bahunya winwin menanyakan perihal tersebut. mendesah kesal, taeyong memasukkan cuilan nasi banyak-banyak ke dalam mulutnya.

"semuanya melihat, lho, sunbaenim." pria scorpio itu menulikan kepekaan, senyumnya tetap mengembang walau sedang mengunyah. "bukankah itu bagus? lucas sunbaenim punya posisi terpandang di perusahaan ini. kalau kalian jadian, masa depanmu terjaminㅡ"

"ㅡhentikan." taeyong menaruh sendoknya di nampan. tatapannya menajam. "aku tidak berniat menjalin hubungan dengannya. seorang alpha yang berani merendahkan omega bukanlah seseorang yang pantas untuk dihormati."

winwin hendak membalas, tetapi kehabisan kata-kata. fokusnya pun sepertinya tidak tertambat pada sosok taeyong.

"ㅡdan saya berpendapat, menerima perlakuan seperti itu tanpa perlawanan berarti tidak pantas untuk dihormati pula."

suara bariton menggema di gendang telinga taeyong. sekujur tubuhnya seolah disengat listrik, mematung, dan tidak berani menoleh sedikit pun. atensi seisi kantin beralih pada figur yang berdiri tegap di belakang taeyong.

"taeyong-ssi, kenapa kau diam saja?"

pria bermarga lee tersebut mulai melawan rasa takutnya, melirik lewat ujung matanya sambil tetap menunduk.

"maafkan aku, sajangnim."

jung jaehyun lantas terdiam lama. bentuk wajahnya yang bagaikan dipahat cermat itu benar-benar ciri khas seorang alpha sejati. auranya pun berbeda jika dibandingkan dengan lucasㅡberat, atmosfer di sekitarnya berubah menyesakkan.

"kenapa kau meminta maaf, taeyong-ssi?"

taeyong ingin sekali menenggelamkan diri ke dalam keramik ruangan. "karena membiarkan lucas sunbaenim melecehkanku, sajangnim."

namun, percakapan mereka berdua hanya berujung sampai disitu. jung jaehyun tidak merespon lebih jauh, bahkan enggan memastikan, lalu meninggalkan kantin begitu saja.

TRES LECHES / JAEYONG.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang