034.

4.1K 680 50
                                    

"p-pertemuan keluarga?"

taeyong bertanya, gugup. garpu di tangannya berdenting menyentuh ujung piring, nyaris jatuh bebas ke lantai. tteok favoritnya pun berubah hambar, nafsu makannya lesap seketika.

"aku hendak mengenalkanmu," ujar jaehyun, enggan berbasa-basi. "tidak apa-apa. itu hanya jamuan makan malam biasaㅡkau cuma perlu datang, duduk, menikmati hidangan, dan tak perlu berbicara kecuali kalau ada yang bertanya. paham?"

gelengan kepala taeyong mengkhianati segalanya. ia menaruh garpunya di atas meja, lalu menghela napas panjangㅡtanda penolakan.

"kenapa?" jaehyun ikut berhenti mengunyah, menuntut penjelasan.

taeyong tersenyum masam. "aku ... tidak siap, sajangnim."

keduanya berpandangan, meneliti masing-masing lewat pancaran mata. kurva bibir melengkungㅡfinalnya, jaehyun mengangguk mafhum.

"kau benar, taeyong-ssi. ini semua mungkin terlalu cepat." sesuap kuah pedas dimasukkan ke dalam mulut. "nah. cepat habiskan makananmu sebelum dingin."

taeyong mengiakan, "baik, sajangnim." dadanya berdebar oleh perasaan asing.

"oh, iya." jaehyun teringat sesuatu. "kalau kukenalkan pada kakakku, apakah kau masih keberatan?"

sang omega menerawang. "kalau itu ... mungkin masih bisa ditolerir."

"ditolerir?" jaehyun tanpa sadar menahan debur tawa. "apakah kau takut bertemu dengan orangtuaku, taeyong-ssi?"

taeyong tertegun, berusaha menjelaskan, "perangaiku buruk. aku tidak punya tata krama di mata orang yang telah berusia lanjut."

"itu bukan masalah besar. orangtuaku juga tidak peduli aku hendak bersama siapa." jaehyun menimang cawan berisi makgeolli miliknya. "yang penting, aku menjalankan perusahaan mereka dengan baik. itu saja."

keputusan sederhana bagi pasangan konglomerat laiknya orangtua jaehyun. diam-diam taeyong merasa kagum kepada mereka.

"taeyong-ssi."

yang dipanggil menyahut dengan mulut penuh, "mmmhm?"

"kalau sudah berdua begini ... panggil aku jaehyun saja, ya?"

taeyong spontan terbatuk. "a-apa?"

━━━━

seminggu berlalu secepat embusan angin,  taeyong berhasil mengubah panggilan 'sajangnim' menjadi 'jaehyun'. adakalanya ia tetap menyebut kekasihnya itu dengan gelar yang disematkan (jauh lebih baik dibanding sebutan langsung di tempat umum, walau tak disengaja).

netra tiap orang menelisik lamat-lamat taeyong sejak kabar hubungannya dengan jaehyun menyebar. mereka selalu berbisik, terkikik, bahkan melempar tatapan iba kepadanya. ia hanya perlu bungkam dan acuh, sebab menanggapi pun tiada guna.

lamunan taeyong buyar bersamaan dengan tepukan di bahu. kedua pasang iris saling bertumbuk, refleks senyum mengembang.

"kau siap?" jaehyun bertanya, menggoda.

telapak tangan diusap, taeyong terbata, "j-jaehyun ... aku hendak ke kamar mandi. tidak apa-apa, kan?"

"tentu." bola mata sang alpha bergulir ke kiri. "segugup itukah dirimu?"

taeyong meninju pelan belikat jaehyun, berlalu tanpa menjawab godaan tersebut. ia tampak bersungut-sungut tatkala melangkahi koridor, jaehyun tak kuasa mengulum bibir karenanya.

akhirnya ia memasuki ruangan terlebih dahulu. semerbak pengharum menyesaki paru-paru, menekan aroma yang lebih kuatㅡdisitulah seo youngho berada. legam rambutnya serupa eboni, diberi polesan ke belakang. alih-alih setelan jas, yang lekat di tubuh malah kaus lengan panjang.

"oh. kau datang?" walau sesama alpha, namun dihampiri secara tiba-tiba membuat jaehyun terintimidasi.

yang lebih muda tersenyum singkat. "aku sudah mengirimimu pesan kemarin, hyung."

"maaf, tidak kubaca." youngho melirik arloji sekilas. "meeting-nya masih sejam lagi. apakah taeyong masih lama?"

"mungkin sebentar lagi ia kembali," jawab jaehyun, meski batinnya menyeruak oleh rasa penasaran.

lima menit kemudian, lee taeyong sungguh datang. peluhnyaㅡjaehyun ragu antara ia habis berlarian atau terlalu gentarㅡberbintik-bintik di pelipis.

"taeyong, kenalkan. ini kakakkuㅡ"

"ㅡsalam kenal. namaku seo youngho, tapi kau bisa memanggilku johnny," potong youngho. deretan giginya bagaikan bintang iklan pasta gigi. bisikan pun menyusul sesudahnya, "senang bertemu denganmu lagi, lee taeyong-ssi."

TRES LECHES / JAEYONG.Where stories live. Discover now