032.

3.9K 701 14
                                    

jaehyun sedang dalam rapat besar kala persalinan taeyong mencapai masa-masa kritis.

tentu saja ia tak bisa meninggalkan pertemuan itu seenaknya. calon partner bisnisnya datang langsung dari jermanㅡditambah lagi, ini bukan adegan drama di mana seorang direktur bisa meninggalkan rapat seenak jidat. jadilah jantung jaehyun berdebar kencang akibat imaji buruk terlintas.

keringat dingin sebesar biji jagung merintik di pelipis sang alpha. jaehyun meninggalkan ruang pertemuan, tak peduli pada jas yang ketinggalan, menabrak banyak orang, memencet tombol lift serampanganㅡlalu memacu mobilnya di atas aspal. kecepatan tinggi, dan mana peduli dirinya tentang sirene patroli yang menggaung di udara. itu urusan belakangan.

━━━━

winwin melambaikan tangan dari kejauhan, sedikit terkejut saat dilewati begitu saja oleh atasannya.

"sajangnim! tungguㅡ"

"ㅡtunggu apa? aku hendak mendampingi taeyong!"

winwin menghela napas. "sajangnim, persalinannya sudah usai."

"su ... dah?" jaehyun kaku seketika. "bagaimana? apakah persalinannya lancar?"

"yah." winwin mengusap lehernya. "lancar, sih. tapi ... taeyong-ssi sampai sekarang menolak untuk ditemui."

jaehyun mengerutkan alis.

"dia juga tidak mau melihat bayinya," imbuh winwin. "padahal ia tidak mirip siapa-siapa, tapi tetap saja taeyong-ssi takut melihat bayinya. ia sempat menangis. pasti sulit baginya untuk melihat anak yang lahir bukan dari kemauannya."

jaehyun memijat pangkal hidungnya sesaat. "beritahu letak kamarnya, aku hendak ke sana."

━━━━

lee taeyong bergerak resah di peraduannya. nyeri yang menggigit perut bagian bawah kian menjadi-jadi. airmatanya pun tak kunjung reda, malah makin deras.

"permisi."

tiga ketukan di pintu, lalu seseorang melangkah masuk. terkesiap, taeyong membenahi posisi. ia menggigit bibir sebab jaehyun mendekati ranjangnya. sudut matanya buru-buru teralih, enggan bertemu-tatap dengan sang direktur.

"taeyong-ssi, apakah kau baik-baik saja?"

tidak ada respons. taeyong bersikukuh menyelimuti diri.

"pasti sakit sekali, ya?" jaehyun mengelus pucuk kepala sang omega. "maafkan aku karena sudah memaksamu ... untuk melahirkannya. tidak apa-apa, taeyong-ssi. semuanya akan baik-baik saja."

basah kembali bergulir hingga dagu, taeyong sesenggukan. dia mati-matian menahan tangis, namun mendengar ucapan penenang dari jaehyun malah membuat dadanya sesak. siluet tak bertanggung jawab memperparah suasanaㅡtaeyong menggigil karenanya.

"sajangnim."

"hm?"

taeyong berbisik dari balik redaman bantal, "bayi itu ... biarkan yuta-hyung mengadopsinya."

TRES LECHES / JAEYONG.Where stories live. Discover now