008.

6.1K 1K 21
                                    

pagi iniㅡpertama kalinya taeyong memulai hari tanpa sosok lee jeno yang cerewet.

serbuk kopi instan diseduh asal-asalan, lalu denting bergema dari toaster. taeyong mengoles selai kacang favoritnya, bersenandung riang sambil sesekali menggoyang pinggang.

anehnya, ada sebuket mawar terselip di antara tumpukan surat kabar yang tak sempat taeyong sentuh. dahinya sukses mengernyit, berusaha menerka siapa gerangan yang hendak memikatnya dengan cara klasik.

sembari mengaitkan kancing kemeja satu per satu, taeyong mengunyah roti tawar. sesudah menyelesaikan rutinitas paginya, pria itu melenggang ke lobiㅡterasa damai meski hanya melihat banyak orang berlalu-lalang sama sibuknya.

"selamat pagi."

sesuai dugaannya, lucas berdiri di hadapan taeyong. jasnya rapi, disetrika sampai licin.

"pagi juga, sunbaenim," balas pria bermarga lee sedingin mungkin. dilemparnya buket bunga yang tergenggam ke arah lucas, menimbulkan keheranan mendalam.

"apa iniㅡ"

"ㅡtidak usah berkelit. itu kiriman darimu, kan?" taeyong menghela napas, mencegah lucas berbicara lebih jauh. "aku berangkat sendiri, sunbaenim. dah."

taeyong berbalik, meninggalkan lucas yang membawa sebuket mawar dalam kebingungan.

"apa-apaan." lucas bergumam, gusar. "aku, kan, tidak pernah mengirim mawar ini."

TRES LECHES / JAEYONG.Where stories live. Discover now