023.

4.6K 804 14
                                    

déjà vu itu ketika taeyong siuman dan mendapati jaehyun duduk di dekat ranjangnya. selang infus tak luput mengalirkan nutrisi dari pembuluh ke seluruh tubuh. nyeri senantiasa mendera, melumpuhkan, dan kesulitan dirinya untuk berkata-kata barang sepatah maupun dua patah.

"kau tidak apa-apa, taeyong-ssi?"

kerutan alis membuat si penanya dibalas anggukan paksa. "y-ya. sebenarnya ... apa yang terjadi?"

"kau pingsan saat bekerja." jaehyun mengalihkan pandangan. "ten sampai berlarian di koridor. ia sangat panik."

taeyong dibuat tertegun. "sungguh?"

"meski sehari-harinya keras, ia menyayangi semua pegawainya." jaehyun, anehnya, tidak kaget. "terlebih pada seorang omega sepertimu. kalian menanggung beban yang sama."

taeyong sejenak bergeming. jaehyun pun enggan berucap apa-apa selain mengecek jalannya detik pada layar ponsel.

"maaf telah merepotkanmu, sajangnim."

sudut bibir jaehyun tertarik ke arah berlawanan. "ini semua berkat ten."

"kalau begitu ... tolong sampaikan terima kasihku padanya."

jaehyun menangkap gemetar pada raut serta kepalan tangan sang omega. pada akhirnya, ia menganggukㅡmeski pelan, sekadar melunturkan keyakinan.

━━━━

bersandar di kusen pintu ialah chittaphonㅡalias tenㅡyang menyumbat telinga dengan putaran lagu berisik. ia cepat tanggap terhadap presensi jaehyun. punggungnya menegak seketika, alisnya pun meruncing.

"sajangnim."

jaehyun menjawab pendek, "hm?"

"bagaimana keadaan taeyong-ssi?"

gerak kepala meredam kecemasan. "dia baik-baik saja."

"syukurlah." ten mendengus lega. "ngomong-ngomong, sajangnim ... apakah taeyong-ssi sudah punya pasangan?"

"belum," jawab jaehyun singkat.

"bukankah dia sempat dekat dengan wong yukhei-ssi dari divisi sebelah?"

jaehyun mengangkat bahu. "yah. mereka baru saja putus."

"begitu." ten merendahkan suara. "aku hanya berpikir ... taeyong-ssi mungkin sedang hamil."

TRES LECHES / JAEYONG.Where stories live. Discover now