014.

5.2K 815 4
                                    

jingga serupa kulit jeruk mandarin telah menghilang dari langit, tergantikan pekat ungu yang menyentuh legam. maka pemandangan di mana pekerja kantoran bersegera meninggalkan kubikel ialah wajar, begitu pun dengan taeyong yang tahu-tahu melewati halte bus selagi layar ponsel menempel di telinga.

"aku sebentar lagi sampai, kok."

suara di seberang mendesah khawatir. "bagaimana kalau ada orang jahat? lebih baik naik bus saja."

"apa? bus? ayolah. jaraknya bahkan tidak sejauh itu." taeyong memajukan bibir. "jangan bertingkah overprotektif begini, xuxi sayang."

"berhenti memanggilku xuxi!"

taeyong terkekeh riang, mengayunkan kantung plastik berisi empat kotak minuman berenergi favoritnya. "aigoo. kau marah, hm? yah, tapi kenyataannya aku lebih tua darimu, sunbaenim."

"aku, kan, sudah bilangㅡ"

"ㅡkau mau melarangku lagi? kau tidak mau dipanggil xuxi maupun sunbaenim. apa maumu?"

"panggil aku lucas. l-u-c-a-s."

"tidak mau."

gelak tawa sang omega teredam oleh embusan malam dan kerasak dedaunan pohonㅡtak awas terhadap seseorang yang menerjang hingga gawai terlempar jauh. refleks ingin menjerit, namun lehernya tercekat. ia menghidu aroma cengkeh sekaligus pahit kopi yang memabukkan.

taeyong tak bisa memberontak. keringat dingin mengalir di pelipis, sedang napasnya patah-patah. badannya diangkut menuju gang terdekat, bersiap untuk disantap oleh sang predator. dan sekali lagi, taeyong tak bisa melawan.

TRES LECHES / JAEYONG.Where stories live. Discover now