10. Cerahnya Langit & Gelapnya Senja

84 11 0
                                    

"Jika Rindu Itu Berat Maka Aku Akan Rindu, Biar Aku Tahu Seberapa Berat Rinduku Padamu "

----- Langit Antariksa -----

     Senja mengerjapkan matanya beberapa kali demi mengumpulkan jiwanya yang masih melayang diawang-awang. Suara dengkuran halus dan pelukan dari kedua tangan kokoh yang berada dipinggangnya membuat Senja mengernyit. Apakah ia masih bermimpi atau memang kenyataan? Tapi siapa? Begitulah pertanyaan dibatin Senja. Namun dengkuran halus itu semakin jelas terdengar oleh rungu Senja dan pelukannya semakin erat.

"Oh, Langit, "gumam Senja masih dengan mata kantuk dan nyawa masih belum sepenuhnya kembali.

"Yaa...!! "teriak Senja dan refleks mendorong jatuh Langit ketika dia sadar siapa yang memeluknya.

"Ngapain lo dikamar gue?! "tanya Senja histeris.

"Pelan-pelan napa?! Sakit tau, "gerutu Langit sambil memegangi badannya yang sakit dan tidak menghiraukan pertanyaan Senja.

"Ngapain lo dikamar gue?! Pakai meluk-meluk lagi! Modus ya lo?! "

"Biasa aja ngomongnya, gak usah pakai toak juga, "gerutu Langit menutup telinganya yang bisa saja tuli jika mendengar suara Senja.

"Jawab pertanyaan gue! "perintah Senja.

"Kenapa lo bisa ada dikamar gue terus meluk gue? Modus lo ya?! "tuduh Senja.

"Enak aja ya ngomongnya! Lo yang kemarin gak mau lepas pas lo udah ditaruh ditempat tidur, " bantah Langit.

"Hah?!  Emang gue ngapain? "tanya Senja dengan ekspresi bingung.

"Ck... Lo lupa atau emang pura-pura lupa? "tanya Langit dan masih dibalas ekspresi bingung dari Senja.

"Gini ya gue jelasin, "

"Kemarin lo jatuh terus kaki lo terkilir, nah karena itu gue gendong lo kekamar lo. Pas depan pintu gue baru sadar lo udah tidur, dan gue awalnya bingung mau buka pintu kamar lo karena gue takut lo cakar-cakar gue kalo kepala lo kepentok pintu dan untungnya ada Tante Mentari dan bantuin bukain pintu... "jelas Langit dan Senja dengan seksama mendengar dan berusaha mengingatnya.

"Udah siap itu, gue bawa lo masuk. Gue taruh lo diatas kasur lo, dan masalahnya lo gak mau lepas pelukan lo dari gue semalam. Jadi daripada gue menderita membungkuk semalaman jadi gue tidur aja bareng lo. Tapi lo tenang aja, gue gak apa-apain lo kok. Beneran, "ucap Langit lalu mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya saat mengatakan kata-kata terakhir dari ucapannya.

"Yang ada lo yang apa-apain gue, "sambung Langit yang berhasil membuat Senja melotot tidak percaya.

"Emang gue ngapain lo? "tanya Senja masih terkejut dengan cerita Langit.

"Pertama, lo buat gue gak bisa tidur semalaman karena lo nangis terus dan gue baru tidur 2 jam dan ketika bangunnya lo udah nendang gue. Kedua, gue harus relain baju kesayangan gue kena ingus sama airmata lo semalaman. Ketiga, lo udah buat badan gue sakit semua karena harus tidur disatu posisi selama semalaman dan juga karena lo nendang gue tadi. Jadi itu yang lo lakuin ke gue, "ucap Langit dan sukses membuat Senja menganga tidak percaya.

"Oh iya, gue hampir lupa. Keempat, lo cakar-cakar gue kemarin udah macam kucing garong, liat nih ulah lo, "tunjuk Langit kebahu dan tangannya yang tercakar.

"Untung gue masih bisa nahan diri biar gak langsung nyekik lo! "sambung Langit dengan sorotan mata tajamnya.

"Maaf,  "ucap Senja singkat dengan ekspresi datar.

"Cuman itu? Lo tau badan gue sakit semua karena lo, "

"Terus masalah buat gue? Anggap aja itu karma karena udah nyiram terus buat kaki gue terkilir, "ucap Senja singkat dan Langit hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

Mengejar Senja (Complete) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant