26. Hidup / Mati

56 7 7
                                    

Warning!! Ada beberapa kalimat yg mengandung unsur kekerasan!

"Aku Harus Pergi Pada Sang Pencipta"

>>>>> Senja Ellendina <<<<<

     Disebuah ruangan yang temaram, si pria tidur yang selalu Senja rindukan membuka matanya setelah hampir 11 tahun matanya tertutup.

"Putriku..."ucap Lucas Saverius ketika merasa bahwa putrinya dalam keadaan hidup dan mati.

"Senja, bertahanlah nak! Papa mohon." ucap Lucas berlinang air mata. Entah bagaimana bisa Lucas menyaksikan pertengkaran Senja dengan David dalam mimpinya dan ia menyaksikan Senja memotong nadinya sendiri.

"Putriku, papa mohon jangan pergi. Tolong!" ucap Lucas berusaha untuk menggerakkan tubuhnya yang kaku.

"Dokter! "teriak Lucas berkali-kali hingga dokter yang menangani Lucas selama hampir 11 tahun takjub melihat kesadaran Lucas.

"Bagaimana keadaan putri saya?"tanya Lucas dan Arga langsung terkejut dan memasang wajah bingung bagaimana Lucas dapat mengetahuinya.

"Jawab saya!"

"Senja sedang berjuang diantara hidup dan mati." jawab Arga jujur.

"Saya mau bertemu putri saya!" ucal Lucas berusaha sekeras tenaga untuk turun dari tempat tidurnya.

"Lucas, jangan memaksakan diri dulu. Anda tenang dulu," ucap Arga menenangkan Lucas

"Suster, ambilkan kursi roda." perintah Arga.

*****

     Lucas diantar oleh Arga dan suster menuju ruangan IGD dan disana para keluarga Saverius berkumpul termasuk ayahnya.

"Tari..." panggil Lucas pada istrinya dan seluruh keluarga terkejut melihat keberadaan Lucas.

"Lucas..." Mentari berjalan menghampiri Lucas dan memeluknya.

"Senja... Senja mencoba bunuh diri. "ucap Mentari sambil menangis tersedu.

"Kenapa bisa, Tar?"

"Senja sudah ingat semuanya dan dia ingat kejadian penculikan itu."jawab Tari tersedu.

"Lalu papa tanpa perasaan menyakiti hati Senja dengan perkataannya." timpal Kevin menatap tajam David.

"Apa?" tanya Lucas. Sebenarnya Lucas telah mengetahuinya namun ia berpura-pura tidak tau.

"Papa mengatakan bahwa ia membenci Senja dan perampokan pada waktu itu adalah ulah Papa yang mau melenyapkan Senja dan Papa..."ucapan Kevin terpotong, ia menimang-nimang apakah ia harus mengatakannya atau tidak.

"Apa? Tolong jangan setengah-setengah berbicara, Vin." ucap Lucas.

"Papa sudah melenyapkan sahabat Senja selama Senja di panti asuhan yang ayahnya meninggal saat mencoba membantu menyelamatkan Senja."

     Semua orang terkejut bahkan sangat terkejut mendengar perkataan Kevin. Mereka tidak percaya lelaki tua itu tega melakukannya pada cucunya sendiri. Tante, om dan para sepupunya memang tidak menyukai Senja karena ia adalah anak haram dan aib keluarga dan juga karena cap jelek yang mana setiap orang yang dekat dengan dia akan mati dan sampai sekarang mereka tidak tau siapa yang memberikan cap jelek itu pada Senja. Tetapi, melihat keadaan gadis itu membuat hati mereka mencelos dan turut sedih. Mereka tidak tau bahwa gadis itu banyak menyembunyikan kesedihannya dibalik wajah cuek dan hati dinginnya. Mereka merasa sangat bersalah telah membuat gadis yang sedang berjuang antara hidup dan mati tertekan dan semakin sedih.

"Papa tega! Senja gak salah Pa! Lucas yang salah!...Kenapa...kenapa papa jahat sama putri Lucas?! Kenapa papa menghukum dia seberat ini pa? Kenapa?" teriak Lucas pada papanya.

"Kematian Samudra itu bukan salah Senja, Lucas koma sampai 11 tahun itu bukan salah Senja! Tapi itu semua karna papa! Keegoisan papa yang membuat semuanya kacau. Papa yang membunuh ayahnya Galang, Papa yang membunuh Samudra, Papa yang membunuh Galang dan Papa juga mau membunuh Senja?!"

"Kalau sampai Senja kenapa-napa, Papa tau akibatnya. Lucas gak pernah main-main soal keluarga!" ancam Lucas pergi dari hadapan papanya menuju pintu IGD.

***

    Sementara disekolah sebuah pengumuman mengenai kepergian Galang telah di umumkan dan satu sekolah heboh karena itu. Mereka tidak menyangka Galang pergi dengan begitu cepat dan tragis. Galang meninggal terpanggang dirumahnya yang terbakar tetapi dari hasil visum ada luka penyiksaan dalam tubuhnya dan perkiraan medis bahwa Galang telah meninggal sebelum rumahnya terbakar. Dan hal itulah yang membuat Bulan sedih. Bulan telah lama menyimpan rasa pada Galang, namun ia sadar bahwa Galang hanya mencintai Senja makanya ia diam dan hanya memerhatikan Galang dari jauh.

"Ra, gue gak tau lagi harus gimana. Galang... Galang kenapa secepat ini perginya? Gue bahkan belum sempat bilang sama dia soal perasaan gue. Gue gak bakal bisa lagi denger dia nyanyi di speaker sekolah atah bacain puisi lagi walau itu bukan buat gue tapi gue udah seneng kek gitu aja,"

"Gue... Gue sayang banget sama dia Ra, walau dia gak pernah lirik gue tapi gue sayang banget sama dja." tangis Rara di taman belakang sekolah yang sangat sepi.

"Lan, udah. Tenangin diri lo. Gue yakin kok, Galang sekarang udah tenang dan Galang pasti udah tau kok perasaan lo. Lo tenang ya. Lo harus doain dia biar dia tenang di sana." hibur Rara memeluk Bulan dengan erat.

***

     Lucas dan anggota keluarga lainnya  memandangi Senja yang sedang terbaring dengan peralatan medis yang menopang hidupnya dari balik kaca pembatas. Senja saat ini telah berada di ruang rawat intensif dan siapapun selain dokter dan perawat dilarang masuk. Luka sayatan di nadi Senja cukup parah dan hampir menyebabkan nadi tangan gadis itu putus. Rasa menyesal menyergap satu persatu keluarga Saverius tersebut. Mentari tak henti-hentinya menangis dan menyalahkan dirinya dan banyak-banyak merapalkan doa untuk gadis  kecilnya itu. Lucas hanya bisa memandang dalam diam putri kecilnya itu. Dia berdoa agar putri kecilnya itu baik-baik saja. Dia menyesal terlambat untuk bangun dari komanya, dia menyesal tidak bisa membantu putri kecilnya itu dan dia menyesal telah meninggalkan putri kecilnya itu sendirian dengan segala kesedihan dan penyesalan yang ia sembunyikan sendiri.

     Sedang di sisi tersembunyi, seseorang memandang sayu ke arah keluarga Saverius. Sosok itu ingin sekali melihat keadaan gadis itu dari jarak dekat namun ia tidak bisa untuk menampakkan dirinya sekarang. Setelah 5 menit memandang keluarga Saverius, sosok itu lalu pergi menjauhi gerombolan itu.

*****

Happy Satnight readers😘

Tapanuli Tengah, 25 April 2020

Author💜

Mengejar Senja (Complete) Where stories live. Discover now