11. Galang's Story

84 13 0
                                    

"Aku Tetap Mencintaimu  Walaupun Kau Tak Membalas Cintaku, Tapi Aku Akan Tetap Dan Selalu Memberikan Rasa Ini Padamu"

----- Galang Andromeda -----

     Galang menghembuskan napasnya kasar, sesekali ia juga mengusap wajahnya. Saat ini ia berada di atap yang merupakan tempat bolos rahasianya. Rasa sakit memenuhi rongga dada Galang. Dia cemburu. Dia cemburu melihat kedekatan Langit pada sang Senjanya. Dia cemburu melihat Langit bisa dengan leluasa bercakap-cakap dengan Senja padahal dia tidak pernah seperti itu pada Senja. Lalu Galang menengadah kan kepalanya menatap cerah nya langit biru diatas kepalanya.

"Kapan? Kapan kamu bisa ingat aku lagi? "ucap Galang bermonolog pada dirinya sendiri.

"Apa aku adalah bagian kesedihanmu, sehingga kamu melupakanku dan melupakan segala kenangan itu? "

"Aku harus bagaimana lagi, supaya kamu ingat padaku? "

"Aku rindu padamu, "ucap Galang dengan suara lirih.

"Aku minta maaf karena telah meninggalkanmu disaat terpurukmu, "

"Aku mau kamu ingat aku. Tapi, aku juga takut kamu akan membenciku, "

"6 tahun bukan waktu yang singkat buat menahan diri untuk bertemu denganmu. Tapi saat aku bertemu denganmu, kamu lupa padaku. Apa yang harus kulakukan lagi supaya kamu mengingatku lagi? "ucap Galang melihat selembar foto yang selalu dibawanya kemana-mana. Didalam foto itu ada 2 orang anak kecil, satu bocah laki-laki pendek dan satu lagi bocah perempuan yang lebih tinggi dari bocah laki-laki.

"Kamu dulu suka semua puisi yang kubuat, tapi sekarang kamu tak pernah lagi menyukai puisiku, "

"Dulu kamu suka pelukanku, kini untuk menyentuh tanganmu saja begitu sulit, "

"Dulu kita pernah berjanji untuk selalu mengingat satu sama lain, tapi sekarang hanya aku yang mengingatmu dan kamu melupakanku, "ucap Galang sedih dan tanpa sadar airmatanya jatuh. Galang menangis. Dia menangis untuk semua yang dulu pernah dia lakukan. Dia menangis karena begitu merindukan gadisnya itu. Dia menangis karena dia benar-benar masih menyimpan rasa cinta terdalam pada gadisnya itu  walaupun 10 tahun telah berlalu.

"Dulu kamu suka sekali memanggil namaku, tapi sekarang untuk melihatku saja kamu tak sudi, "ucap Galang sambil melihat langit biru diatasnya dan potongan-potongan kenangan masa lalu mulai memenuhi pikiran Galang.

"Dulu kita punya waktu banyak, namun sekarang waktu kian menipis untuk kita, "

"Aku ingin memberitahu mu semuanya, tapi aku tidak sanggup melakukannya. Aku takut, kamu akan pergi setelah mengetahui semuanya, "

"Aku merindukanmu, "isak Galang sambil memukul-mukul dada yang terasa sesak.

     Sedangkan tanpa disadari oleh Galang ada satu sosok yang dari tadi memperhatikan Galang dengan tatapan sendu. Sosok itu pun pergi sebelum disadari oleh Galang. Sebelum berbelok di tikungan koridor sosok itu melihat Galang untuk terakhir kali dan menghilang di kegelapan koridor.

*****

     Galang berjalan disebuah jalan setapak, dia tidak peduli sepatu atau celana sekolahnya akan kotor karena terkena becek. Akhirnya Galang berhenti disebuah gundukan tanah. Diatas gundukan tanah itu terpasang sebuah nisan yang menandakan gundukan tanah itu adalah tempat peristirahatan terakhir dari sang punya nama.

Samudera Alpha Buana Saverius

     Itulah nama yang terpahat indah di nisan itu. Galang lalu meletakkan sebuket bunga matahari kesukaan sang pemilik nama yang sejak dari tadi dia bawa.

"Maaf baru datang sekarang. Setelah beberapa tahun kejadian itu. Maaf juga, aku belum bisa memenuhi permintaan kakak. Aku janji akan menyampaikan pesan kakak padanya, "

"Semoga kakak tenang dan bahagia disana. Maaf, aku tidak bisa lama mengunjungi kakak. Aku pulang dulu, "pamit Galang lalu berbalik menjauhi makam itu.

     Namun baru beberapa langkah, Galang bertemu dengan Senja yang berpakaian serba hitam dan membawa sebuket bunga juga. Senja melirik sekilas Galang sebelum melanjutkan langkah kakinya melewati Galang. Sedangkan, Galang hanya terdiam ditempatnya. Rasanya ia ingin merengkuh gadis itu dalam pelukannya, namun ia tak dapat melakukan itu. Gadis itu terlalu jauh untuk dijangkaunya.

     Galang masih saja diam mematung hingga ia tidak menyadari waktu yang telah berlalu. Saat ia sadar, gadis itu telah pergi menjauhi dia. Dengan tekad bulat akan keputusannya, Galang mengejar Senja.

"Aku harus mengatakannya, walaupun akhirnya dia akan semakin membenciku, "tekad Galang berlari mengejar sang Senjanya.

     Namun, ia gagal. Ia tidak menemukan Senja walaupun dia sudah berlari sekuat tenaganya dan ia telah mengelilingi kompleks pemakaman itu sebanyak 2 kali demi menemukan Senja. Keringat membasahi pakaiannya ditambah rinai hujan yang datang kembali membasahi bumi.

"Senja! "panggil Galang dengan suara lantang selama beberapa kali.

"Aku kehilangan kamu lagi, "ucap Galang lirih dengan keringat bercucuran di wajah tampannya.

"Kenapa begitu susah untuk menjelaskannya padamu? "

"Kenapa takdir kita harus seperti ini? "

"Kenapa waktu kita untuk bertemu terbatas? "

"Aku ingin menceritakan segalanya padamu. Aku siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi. Aku siap jika kamu jadi semakin membenci Andromedamu yang pengecut ini, "

"Tolong, izinkan aku memberitahu segalanya sebelum waktu kita habis dan hanya akan ada kata sesal bagi mu dan bagi ku, "

"Ku mohon. "ucap Galang dengan napas tersengal-sengal.

     Dan tanpa disadari oleh Galang, sebuah sosok tengah mengintainya dari kejauhan. Sosok itu menyinggungkan senyum kecil ketika melihat Galang. Lalu sosok itu menghilang di rimbunnya pepohonan disana.

*****

Ditunggu vote & comment nya readers 🙂🙂

Big love for you 💞💞💞

Tapanuli Tengah, 8 Agustus 2018

Author

Mengejar Senja (Complete) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora