23. Perang Dingin

61 10 2
                                    

"Aku adalah tuts piano dan kau adalah bunyinya. Saling melengkapi namun tak bisa untuk bersatu"

----- Langit Antariksa -----

     Senja menatap nyalang kearah para sepupu kurang ajarnya. Mata Senja memanas. Dia benar-benar marah kepada 10 sepupu kurang ajarnya. Pasalnya dengan tanpa bersalah mereka menghancurkan barang-barang peninggalan mendiang abangnya yang sengaja dipajang dirumah itu.

"Jadi siapa yang buat 5 benda-benda ini rusak? "tanya Senja menginterogasi para sepupunya. Dimana para sepupunya duduk dideretan kursi dan Senja berada didepan dengan tumpukan barang-barang Samudra yang telah rusak diatas meja.

"Bukan kita yang rusak, "dalih mereka.

"Ohh... Jadi siapa? Gak mungkin juga barang-barang ini jatuh sendiri dari lantai 2 ke lantai 1. Logika gak sih? "

"Udah dibilang bukan kita. Gak usah asal nuduh deh, "balas Esa dengan gaya slengean nya.

"Jadi siapa? Binatang? Manusia?  Binatang yang mirip manusia? atau Manusia yang mirip binatang? "

"Bukan semuanya, "balas Esa keukeh dengan kebohongannya.

"Ohh... Berarti kalian hantu. Jadi silahkan keluar dari rumah ini, karena rumah ini tidak sudi menampung hantu pembohong seperti kalian! "usir Senja dan otomatis mendapat banyak tatapan marah dan umpatan.

"Lo gak usah makin merajalela deh, mentang kita sekarang numpang dirumah lo jadi lo bisa seenaknya. Emang lo punya bukti buat nuduh kita rusak foto, vas, sampai piala-piala Samudra? "

"Mau bukti? Silahkan liat hape kalian masing-masing. Gue udah kirim buktinya, "ucap Senja dengan senyuman sinisnya.

"Udah liat kan? Gimana? "tanya Senja dengan intonasi meremehkan ketika melihat satu persatu wajah pucat dari para sepupu kurang ajarnya itu.

"Itu kecelakaan. Kita gak sengaja kok. Lo kenapa sih suka banget nyari rusuh? "protes Esi.

"Kecelakaan? Kalian memang sengaja merusak semua ini kan?! Ngaku! "teriak Senja lalu menggebrak meja yang berada didepannya. Dan langsung membuat 10 orang yang berada dihadapannya terkejut.

"Emang kita yang ngerusaknya kenapa? Lo gak usah sok banget deh. Mentang kita sekarang numpang dirumah lo, jadi lo bisa seenaknya sama kita. Lo pikir lo siapa,hah? Lo hanya pembunuh saudara lo sendiri! Samudra mungkin nyesal punya adek gak guna kayak lo! Dan dikeluarga Saverius gak ada yang pembunuh dan lo gak termasuk dan gak pantas di keluarga ini! " ucapan Essi itu berhasil membangkitkan amarah Senja.

"Apa lo bilang? Gue gak termasuk? Gue atau lo semua yang gak pantas dikeluarga ini? Prestasi apa aja yang bisa lo semua banggain? Gak ada kan! Lo semua taunya bikin malu. Berkelakuan buruk, cabut, bolos pelajaran, bullying, tertangkap basah pesta Miras bahkan tertangkap basah berduaan dikamar hotel. Jadi apa itu hal yang menurut kalian pantas untuk keluarga ini? "tanya Senja dengan tatapan tajam dan senyuman mengejek pada para sepupunya itu. Dan semua yang berada diruangan itu tercekat saat mendengarnya. Bagaimana tidak, selama ini mereka tidak pernah mengatakan apapun bahkan berkomunikasi dengan Senja dan Mentari, mamanya Senja.

"Kalian gak lebih dari tumpukan sampah menjijikkan dimata gue. Jadi sebelum merendahkan gue harap lo semua berkaca, apakah lo semua udah lebih baik dari gue! "

"Pecundang yang kalian selalu ejek dan hina dan pandang sebelah mata bahkan lebih baik dari kalian. Jadi paham kan siapa yang hanya pecundang dan siapa yang lebih buruk dari pecundang? "

"Kalo sampai besok pagi barang-barang ini harus kembali seperti semula dan berada ditempatnya, kalian harus bersiap menerima akibat perbuatan kalian "ucap Senja lalu pergi meninggalkan mereka yang terdiam seribu bahasa karena kalah telak dari Senja.

*****

"Awesome sepupu, "teriak Daniel saat Daniel menyelonong masuk begitu saja kekamar Senja.

"Gak bisa ngetuk dulu? Gimana kalo gue lagi ganti baju? Lo mau gue cekik? "gerutu Senja ketika melihat gaya seenaknya Daniel, sedangkan Daniel hanya menyengir dan menutupi lehernya.

"Jangan dong...nanti kamu gak punya sepupu ganteng kayak gue lagi nanti, "ucap Daniel mengerucutkan bibirnya.

"Mau apa? "

"Cuma mau bilang, tadi lo keren banget. Sampai Mak Lampir Essi terdiam karna lo, "

"Ishh... Gue dikacangi, "gerutu Daniel ketika Senja tidak menganggapnya ada karena sibuk dengan laptopnya.

"Dan, jangan ganggu konsentrasi gue. Stop jari nakal lo noel-noel pipi gue,  "ucap Senja memperingati Daniel untuk berhenti mengganggu.

"Dan, balikin kacamata gue, "protes Senja saat Daniel menarik kacamata yang ia pakai.

"Gue ganteng gak kalo pake kacamata? "tanya Daniel memakai kacamata Senja.

"Lebih ganteng kalo lo diem terus balikin kacamata gue, "

"Ish...Dina kok jahat banget sama Nil-nil sihh, "ucap Daniel mengerucutkan bibirnya.

"Mau cerita apa Nil? "tanya Senja mematikan laptopnya. Senja sudah hafal betul kelakuan Daniel yang mau ngobrol dengannya.

"Tadi kan setelah lo marahin mereka. Masa gue kena semprot si Mak Lampir padahal gue gak salah apa-apa, gangguin dia aja enggak malah gue habis diomeli, "ucap Daniel bercerita dengan berapi-api.

"Lo kurang beruntung kali ini, "balas Senja singkat.

"Tau ah... Gue capek. Ngantuk pengen tidur, "ucap Daniel kesal lalu mengambil posisi tidur dikasur Senja.

*****

Yuhuuu...
Author update!!
Ada yang nungguin gak?

Medan, 6 Juli 2019

Author

Mengejar Senja (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang