Part 15 - The threat from Black Panther

26.1K 1.8K 115
                                    

Ciyeee... yang kepanasan di lapak sebelah 🙄🙄🙄

Gimana? Gimana? Gimana?
Enak? 😂😂😂

Abaikan pertanyaan aku barusan karena mentorku kesenangan hari ini udah bisa bikin cuaca yang kalian rasakan semakin panas.

Jadi... cooling down dulu karena disini kalian akan bertemu dengan Noel tapi dalam versi yang berbeda.

Lihat perbedaan definisi antara aku dengan mentorku disini...

Pilih :
Suka Noel versi lapaknya sendiri atau lapak Hyun?

Your choice 💋


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


“Gue masih nggak menyangka kalau lu masih hidup sampai sekarang lewat dari cerita Joel lusa kemarin”, ucap Alena sambil memeluk Ashley saat dia sudah tiba di tempat janji temu mereka.

“Lu baik-baik aja, Ash?”, tanya Vanessha sambil memeluk Ashley juga dimana ketiganya saling berpelukan di dalam sebuah kafe langganan mereka.

“As you see i’m still in one piece”, jawab Ashley lalu tersenyum hambar.

Mereka bertiga mengambil duduk di kursi masing-masing dan mulai memesan makanan. Ashley sudah tiba di Jakarta sejak dua hari yang lalu dan sudah dua hari itu juga dia tidak bertemu dengan Hyun karena pria itu langsung pergi bersama Luke setelah mengoper dirinya kepada Juno.

Selama itu juga Hyun tidak menghubunginya dan dia juga tidak bisa dihubungi. Sial! Kenapa jadi dirinya yang gelisah menunggu dirinya yang memang selalu tidak ada kabar itu?

“Bagaimana ceritanya lu bisa diarahin sama orang jahat? Apakah karena lu menghajar orang-orang itu dan mereka nggak terima?”, tanya Vanessha dengan tatapan ingin tahu.

“Gue bahkan nggak habis pikir apa yang lu lakuin kalo sampe sih Oppa kesayangan lu itu nggak dateng”, gumam Alena sambil memijit pelan keningnya.

“Gue masih belum bisa cerita banyak”, ujar Ashley jujur. “Kejadian itu masih segar dalam ingatan gue dan gue masih lelah”.

Alena dan Vanessha sama-sama mengangguk maklum sambil memperhatikan dirinya saat ini. Mereka bertiga seperti tenggelam dalam pikirannya masing-masing dan saatnya sesi curhat dimulai.

“Seperti yang kalian tahu kalau gue agak rewel dan emosi gue jadi labil. Heck! Rasanya gue ingin hamil sekali ini aja dan nggak akan ada lagi hamil kedua. Semakin hari perut gue makin nggak enak. Gue nggak bisa makan. Gue nggak bisa tidur. Gue nggak bisa ngapa-ngapain”, cerita Alena sambil mengusap airmatanya.

Ashley langsung beringsut mendekat padanya sambil meraih selembar tisu padanya. Vanessha bertugas untuk mengambil secangkir teh lemonnya kepada Alena agar wanita itu menyeruputnya.

“Berapa usia kandungan lu sekarang?”, tanya Vanessha.

“27 minggu”, jawab Alena.

“Perut lu cukup besar untuk...”

“Anak gue kembar, girls. Kemarin di USG dan ada dua anak didalam perut gue. Sih Joel sialan itu bener-bener kampret! Tega-teganya dia ngelakuin hal itu sampe bikin gue nelangsa dengan harus mengandung dua anak sekaligus!”, ucap Alena dengan nafas mendengus.

Ashley dan Vanessha hanya terkekeh mendengar ocehan konyol yang sering dilontarkan oleh sahabat gilanya itu. Selama Alena hamil, selama itu juga Joel mengorbankan dirinya untuk diteriaki, dicaci maki dan dicibir oleh Alena karena hormon kehamilannya yang membuat emosinya tidak stabil.

Incomprehensible Partner (COMPLETED)Where stories live. Discover now