The Dusk

1.2K 157 6
                                    

Hari sudah gelap ketika Chanyeol memasuki gerbang rumahnya. Ia segera disambut seekor anjing jenis Golden Retriever yang menggonggong dengan penuh semangat begitu melihatnya. Chanyeol tersenyum melihat anjing yang sudah ia pelihara sejak usianya masih 10 tahun. Ekor Kukkie –nama anjing itu bergoyang-goyang ketika Chanyeol mengelus kepalanya. Mata pemuda berusia 17 tahun itu melirik ke arah garasi mobil yang terlihat masih kosong.

"Tuan mau makan malam sekarang atau menunggu Tuan Park pulang?" Tanya seorang pelayan yang membukakan pintu untuknya. Chanyeol hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia memasuki kamarnya yang terletak di lantai dua dengan diikuti Kukkie.

"Kau di luar saja malam ini, oke?" Chanyeol berbicara pada anjingnya itu sambil menutup pintu kamarnya tanpa membiarkan Kukkie masuk.

Dengan helaan nafas panjang Chanyeol melempar tas ranselnya di lantai dan membuka lemari untuk mengganti seragamnya dengan sebuah boxer dan kaos tanpa lengan. Kemudian ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Hari ini adalah hari yang panjang. Pemuda itu sudah akan terlelap dalam tidurnya ketika ia mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Belum sempat Chanyeol menjawab ketukan pintu itu atau beranjak dari tempat tidurnya, pintu kamarnya sudah terbuka dan menampakkan seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian jas lengkap membungkus tubuhnya berdiri di pintu kamar Chanyeol.

"Ayo makan malam." Kata laki-laki itu dengan tatapan dingin.

"Aku tidak lapar." Chanyeol sungguh enggan meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman.

"Jangan buat aku mengatakannya dua kali, Park Chanyeol."

Mendengar hal itu, Chanyeol segera beranjak dari tempat tidurnya dan mengikuti laki-laki –Ayahnya ke ruang makan. Mereka menikmati makan malam dalam diam. Tidak ada percakapan sama sekali, hanya suara sumpit atau sendok yang berbenturan dengan piring yang menghiasi ruang makan itu. Chanyeol sesekali akan mengernyit ketika potongan Kimchi yang ia makan menyentuh sudut bibirnya yang robek.

"Aku sudah selesai," Chanyeol meletakkan sumpitnya hanya setelah menghabiskan beberapa suapan nasi dengan Kimchi saja. Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya tanpa menunggu jawaban dari sang Ayah.

-

-

-

Ketika Chanyeol memasuki TK di usianya yang ke 6, ia baru mengerti bahwa pengasuhnya yang selama ini merawatnya itu bukan Ibunya. Ia terus bertanya kepada pengasuhnya itu kenapa ia memanggilnya dengan panggilan Bibi sementara teman-temannya memanggil Ibu kepada orang-orang yang mengantarkan mereka ke sekolah.

"Kalau kau ingin aku menjawabnya, kau harus berjanji untuk tidak menanyakan ini kepada Ayahmu, oke?" Bibi Vic menyodorkan jari kelingkingnya pada Chanyeol yang segera mengaitkannya dengan jari kelingking kecil miliknya.

"Kenapa aku tidak boleh bertanya pada Ayah?"

"Karena Ayahmu nanti akan sedih kalau kau bertanya tentang Ibumu." Bibi Vic menjelaskan.

Chanyeol mengangguk.

"Ibumu meninggal ketika melahirkanmu. Itulah sebabnya selama ini kau belum pernah bertemu dengannya. Bibi Vic merawatmu setelah Ibumu meninggal. Tapi meskipun Bibi Vic bukan Ibumu, tapi Bibi Vic sangat menyayangimu, Chanyeol."

Chanyeol kembali mengangguk. Bibi Vic kemudian memeluknya.

Chanyeol jarang sekali bisa bertemu Ayahnya. Dan begitu ia mempunyai kesempatan itu, tanpa sengaja ia melanggar janjinya kepada Bibi Vic untuk tidak menyebutkan Ibunya di depan Ayahnya.

"Apa Ayah merindukan Ibu yang sudah meninggal?" Tanya Chanyeol ketika mereka sedang makan malam. Sang Ayah mendadak berhenti dan menampakkan ekspresi tegang. Ayahnya itu selalu terlihat dingin, tapi kata Bibi Vic itu karena Ayahnya sedang lelah.

PARADISEWhere stories live. Discover now