Freal Luv

906 106 4
                                    

Wu Yifan, pemuda yang masih berstatus kewarganegaraan Kanada itu menahan nafasnya setiap kali pandangan matanya terjatuh pada sebuah pemandangan di sampingnya. Bagaimana bisa memandangi sesuatu-seseorang, bisa menjadi hal yang begitu menarik untuk dilakukan? Yifan berkali-kali menggelengkan kepalanya untuk menetralkan isi kepalanya yang sudah mulai kacau -atau setidaknya dia pikir begitu. Tapi setiap kali Chanyeol -pemuda yang kini duduk di sampingnya terkikik geli hingga salah satu sudut mata kirinya menyipit atau ketika ia mengerucutkan bibirnya, Yifan bersumpah ia tidak merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.

Chanyeol yang akhirnya tersadar bahwa sedari tadi ia tengah diperhatikan mendongakkan kepalanya dari ponsel yang ia pegang. Ada perasaan aneh di perut Yifan ketika Chanyeol memandangnya dengan mata besarnya itu. Apakah memang bulu mata Chanyeol selentik itu? Yifan hampir menampar dirinya sendiri ketika ia tidak juga bisa berhenti untuk memperhatikan setiap detail yang ada pada diri Chanyeol.

"Wae?" Chanyeol sedikit memiringkan kepalanya ketika ia melihat Yifan yang terlihat salah tingkah.

Yifan menepis pendapat di kepalanya yang berpikir bahwa Chanyeol terlihat sangat cute saat ini. Laki-laki tidak seharusnya cute kan?

Chanyeol tersenyum ketika Yifan tidak juga menjawab. Pemuda itu kemudian mengangkat buku yang ada ditangannya.

"Aku sedang membaca buku." Kata Yifan ketika ia akhirnya menemukan kembali suaranya, mengelak bahwa sedari tadi ia sedang memperhatikan Chanyeol. Pemuda itu membuka bukunya dan berpura-pura membaca baris demi baris yang tertera di dalamnya ketika Yifan sama sekali tidak bisa fokus pada apa yang dibacanya.

"Yeah?" Senyuman di wajah Chanyeol semakin melebar dan ada pandangan jahil di matanya.

"Aku tidak tahu kalau kau bisa membaca buku dengan terbalik." Ujar Chanyeol sambil melirik buku yang ada di tangan Yifan.

"Shit." Yifan mengumpat pelan ketika menyadari kebodohannya. Wajah Yifan tiba-tiba memanas dan ia yakin wajahnya terlihat merah sekarang.

Chanyeol tertawa sambil menepukkan tangannya begitu melihatnya.

Bel tanda istirahat sekolah yang berbunyi membuat kedua pemuda yang menghabiskan waktu di atap sekolah itu bangkit untuk kembali ke kelas masing-masing. Keadaan koridor sekolah sudah cukup sepi ketika mereka sampai di ujung koridor untuk menuju kelas mereka yang berbeda sekarang.

Yifan sudah akan berbelok menuju koridor letak kelasnya ketika Chanyeol menahan tangannya. Chanyeol memperhatikan keadaan di sekitarnya dan memastikan tidak ada seorang pun di tempat itu ketika ia mendaratkan kecupan di sudut bibir Yifan.

"See you." Ucap Chanyeol pelan sebelum berlari ke kelasnya. Yifan bersumpah ia bisa melihat semburat merah muda merona di pipi pucat Chanyeol.

.

.

.

Mrs. Wu memandangi Yifan dengan aneh ketika wajah pemuda itu tersenyum sambil menatap ke arah layar ponselnya. Makan malam kali itu Mrs. Wu memasak sup ayam dengan nasi putih, hidangan yang sering ia sajikan bahkan ketika masih di Kanada dulu. Wanita itu berdehem untuk menyadarkan Yifan yang masih terpaku pada layar ponselnya namun tidak membuahkan hasil.

"A girl?" Tanyanya pada akhirnya dan membuat Yifan segera meletakkan ponselnya dengan wajah kebingungan.

"Huh?"

Mrs. Wu tersenyum melihat reaksi Yifan.

"Ibu juga pernah jatuh cinta, tapi peraturan untuk tidak ada ponsel di meja makan masih tetap berlaku, Yifan." Ujarnya.

"W-what?" Apakah Ibunya baru saja berpikir bahwa ia sedang jatuh cinta dan tidak bisa meninggalkan ponselnya? Dengan seorang gadis? Whoa.

Mrs. Wu membuat gestur pada Yifan agar menyingkirkan ponselnya dari meja makan. Yifan masih sempat melirik layar ponselnya yang sedang menampakkan percakapannya dengan Chanyeol mengenai sebuah video yang dikirimkan padanya sebelum ia meletakkan benda itu di kantong celananya.

PARADISEWhere stories live. Discover now