Part 18

23.3K 1.9K 102
                                    


     "Aku membutuhkan mu. Jangan pergi," ucap Arland yang saat ini masih memeluk Kiran.

     Kiran yang saat itu berada di pelukan Arland, air matanya langsung tumpah seketika.

     "Ku mohon jangan pergi, tetaplah bersamaku. Aku butuh dirimu," pinta Arland, lagi.

     "Aku tak akan pergi," balas Kiran sambil membalas pelukan Arland. Ia rindu saat-saat seperti ini. Ia rindu aroma dari tubuh Arland yang membuatnya tenang.

     "Kamu sakit?" tanya Kiran. Terlihat sekali dari wajahnya yang pucat.

     "Tidak. Hanya saja disini sedikit sesak," terang Arland membawa tangan Kiran pada bagian dadanya.

     Kiran sekarang semakin yakin kalau ada sesuatu dengan kesehatan Arland. Ini sudah kedua kalinya lah ia menyaksikan Arland  dalam kondisi yang sama.

     "Ayo, aku antar pulang. Kamu harus banyak istirahat," ajak Kiran sambil membantu Arland menuju mobilnya.

     Kiran melajukan mobilnya menuju kediaman orang tua Arland. Kalau Kiran membawa Arland ke apartment, otomatis ia akan tinggal sendirian. Tak mungkin, karena saat ini Arland sedang sakit.

     Saat mobil Kiran sampai dihalaman kediaman orang tua Arland, ternyata kebetulan sekali mobil orang tuanya juga baru tiba.

     "Arland, Kamu nggak kenapa-kenapa kan, Nak?" tanya Kim  menghampiri Arland yang turun dari mobil di bantu oleh Kiran. Tapi, pertanyaan Kim tak di jawab oleh Arland. Ia lebih memilih diam.

     "Antar aku ke kamar saja," pinta Arland pada Kiran.

     "Maaf, Om, Tante. Aku anterin Arland ke kamarnya dulu," pamit Kiran pada Alvin dan Kim.

     "Iya, silahkan," ujar Alvin.

     Kiran mengantarkan Arland menuju kamarnya. Setibanya di kamar, ia membaringkan tubuh Arland di atas tempat tidur.

     "Sekarang kamu istirahat, ya. Aku nggak mau liat kamu sakit kayak gini lagi," ujar Kiran sambil menutupi sebagian tubuh Arland dengan selimut.

    "Mendekatlah," pinta Arland pada Kiran yang sedang berdiri di hadapannya. Dan Kiranpun mengubah posisinya menjadi duduk di samping Arland.

     Arland diam, ia seolah sedang menyiapkan kata-kata yang akan ia utarakan pada Kiran.

     "Aku minta maaf, sudah membuatmu menangis. Jujur saja, air matamu itu menyakitiku. Hatiku jadi tak tenang," ucapnya.

     "Dan kenapa melakukan itu padaku?"

     "Aku tidak bisa menjawabnya,"

     Kiran tak akan memaksa Arland untuk menceritakan masalah yang ia sembunyikan padanya.
    
     "Sekarang, pejamkan matamu. Aku akan berada disini sampai kamu benar-bernar tertidur," ujar Kiran yang diangguki oleh Arland. Iapun segera menutup kedua matanya mencoba memasuki alam bawah sadarnya. Tapi, tangannya terus menggenggam tangan Kiran yang berada di sampingnya.

    Kiran terus memandangi wajah Arland yang sedang tidur. Sesekali ada pergerakan Arland seolah ia sedang menahan sakit.

     Hingga beberapa saat, Kiran melepaskan tangannya dari genggaman Arland.

     "Aku balik dulu, ya. Besok, aku pasti temuin kamu lagi. Semoga rasa sakit disini, tak akan muncul lagi," tambah Kiran sambil menyentuh dada Arland, "Bye," pamit Kiran sambil mencium dahi Arland lembut.

     Kiran segera keluar dari kamar Arland dengan langkah pelan. Ia tak ingin Arland tiba-tiba terbangun.

     "Kiran, Tante mau bicara sesuatu sama kamu," ujar Kim saat Kiran baru keluar dari kamar Arland.

My Soulmate From My Heart  (S2)Where stories live. Discover now