Part 24

26.3K 1.8K 126
                                    


"Jangan berpikir kalau aku sudah tidur," ujar Arland tiba-tiba dan langsung menarik Kiran ke pelukannya.

"Arland, aku mau nyelesaiin tugas, lho,"

"Udahlah, besok aja di lanjutin. Ayo, tidur disini bareng aku," pintanya pada Kiran untuk tidur disampingnya.

Terpaksa Kiran menuruti keinginan Arland. Ia takkan bisa menolak permintaan Arland sama sekali. Meskipun sekarang otaknya berkata tidak. Tapi, beberapa waktu kemudian ia akan mengatakan ya, baiklah.

Jadilah, mereka tidur berdua. Kiran heran, kenapa ia tak merasa canggung atau risih saat tidur bersama Arland. Padahal kan biasanya seseorang yang baru menikah pasti akan merasakan itu. Karena biasanya tidur sendiri, tiba-tiba sekarang ada yang menemani.


---000--

Pagi ini Tristan akan segera berangkat menuju Perancis. Sejujurnya ia bukannya tak ingin pergi, hanya saja untuk saat ini hatinya sangat berat untuk berpisah dengan Ceryl. Tapi, ia juha ngggak bisa mengecewakan keluarga Arland. Baginya, keluarga Arland sudah seperti keluarga sendiri baginya.

Tristan sudah berada di bandara. Ia diantar oleh Alvin, Kim dan tentu saja Ceryl.

"Tristan, hati-hati, ya. Nanti disana akan ada yang menjemput kamu," terang Alvin.

"Iya, Om,"

"Jaga diri baik-baik. Kalau bawa mobil jangan suka ngebut. Jangan telat makan. Kalau tiba-tiba magh kamu kambuh, kamu juga repot," jelas Kim menasehati Tristan.

"Iya, Tante,"

"Kalian berdua mau bicara dulu? Masih ada sedikit waktu sebelum kamu pergi," terang Kim tertuju pada Tristan dan Ceryl.

Alvin dan Kim sedikit menghindar dari posisi Tristan dan Ceryl untuk memberikan waktu untuk mereka bicara berdua. Ya, mereka berdua paham dengan situasi sulit yang dialami Tristan dan Ceryl.

"Ceryl," panggil Tristan lembut. Karena dari tadi, Ceryl terus menunjukkan wajah sedihnya yang membuat Tristan semakin tak tega.

"Kenapa jadi seperti ini?"

"Kamu harus sabar. Kita pisah cuman untuk sementara, kok. Dunia kita masih sama, satu sinar matahari, satu kehidupan. Dan yang pasti hati kita masih tetap satu. Itulah yang terpenting,"

Tristan bicara seperti itu untuk adalah untuk menghibur Ceryl. Sementara pada kenyataannya ia ingin menangis. Salahkah seorang cowok, menangis?

"Kamu harus kembali padaku,"

"I promise you, Ryl," balas Tristan sambil mengecup kening Ceryl lembut .

"Aku pergi dulu," ujarnya pada Ceryl dan melepaskan genggaman tangan nya di tangan Ceryl.

Tristan menghampiri Alvin dan Kim, kemudian bersalaman. Setelah itu, ia segera masuk.

Sementara Ceryl, pandangannya terus mengiringi kepergian Tristan. Hingga sosok yang beberapa waktu belakangan mengisi hatinya itu, mengisi kahidupannya, menghilang dari pandangannya.

"Ayo, Sayang. Kita pulang," ajak Kim pada Ceryl yang segera ia angguki tanda setuju.

Kim dan Alvin langsung menuju ke Rumah sakit untuk melihat keadaan Arland.

My Soulmate From My Heart  (S2)Where stories live. Discover now