PART 29

23.7K 1.8K 72
                                    


   Jam 1 siang. Arland dan Kiran baru saja keluar untuk makan siang, setelah berjuang habis-habisan  mencetak Arland atau Kiran junior.

    "Kita kap,"

    "Makan dulu, ntar aja nanya-nanya habis makan," sergah Arland langsung pada perkataan Kiran.

     Sebenarnya, Kiran kesal pake banget akan sikap Arland itu. Tapi, apa mau dikata dan diperbuat. Haruskah ia berkata kotor dan berbuat maksiat? Eh, maksudnya berbuat kejam?

     "Mau ngomong apa tadi?" tanya Arland saat ia dan Kiran sudah selesai menikmati makan siang.

     "Jadi nggak selera buat ngomong lagi," balas Kiran.

     "Untung saja kamu lagi nggak selera ngomong. Betapa bingungnya aku, kalau kamu bilang nggak selera makan,"

     Andai saja yang bicara barusan bukan suaminya, bukan orang yang dia cintai, bukan orang yang udah merenggut kegadisannya. Ia akan bunuh dan basmi sampe ke akar-akarnya. Hingga tak bisa berkembang biak lagi.

     "Sumpah! Makin kesini, kamu makin nyebelin tau nggak,"

     "Yap. Dan masih banyak, sifatku yang belum kamu ketahui,"

     Hah! Masih banyak yang belum Kiran ketahui?

     "Apa jangan-jangan kamu itu seorang psyco? Gay? Pembunuh berdarah dingin? Begal? atau--"

     Sebuah jitakan mendarat mulus di kepala Kiran. Siapa lagi pelakunya, ya Arland lah.

     "Sakit," keluh Kiran sambil mengelus kepalanya.

     "Kebanyakan nonton TV ya gitu pemikirannya,"

     "Kan cuman nebak,"

     "Ntar, kamu juga bakal tau sifatku dengan sendirinya," ujar Arland, "Nanti malam kita balik, ya. Soalnya besok kamu ada jadwal kuliah pagi," tambah Arland.

     "Iyakah? Aku aja lupa kalau besok kuliah pagi,"

     Setelah selesai makan siang, mereka berdua menuju sebuah outlet yang menjual oleh-oleh khas Bandung.

     Satu jam penuh, Arland mondar-mandir mengekori Kiran yang bingung memilih oleh-oleh. Apa semua wanita akan menghabiskan waktu sepanjang itu, hanya untuk membeli sesuatu? Oh, wanita.

     "Kita hanya beli oleh-oleh segini, tapi butuh waktu dari siang sampe sore," ujar Arland pada Kiran saat berada dalam perjalanan ke hotel.

     Kiran malah tertawa mendengar pernyataan suaminya itu.

     "Maaf. Tapi sebenarnya, tadi aku cuman lagi ngetes kesabaran kamu aja, kok,"

     "Maksud kamu?" tanya Arland menghentikan mobil tiba-tiba. Kiran saja merasa kesal, karena kepalanya nyaris saja kepentok. Untung hanya nyaris, coba kalau kepentok beneran, bisa-bisa ia amnesia.

     "Ya, cuman ngetes. Kamu bisa sabar nggak nemenin aku. Dan ternyata, 100 buat kamu," Kiran sambil bertepuk tangan.

     "Jangan meragukan kesabaranku. Kalau tidak sabar, mungkin aku sudah mencicipimu sebelum ada ikatan yang sah di antara kita," terang Arland sambil mencium bibir Kiran sekilas dan kembali melajukan mobilnya.

     "Ish," dengus Kiran.

     Benar sekali. Wanita baik-baik, akan mendapatkan laki-laki yang baik juga.

     "Hari yang melelahkan," ujar Arland langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

     "Tidur aja dulu, lagian kita berangkat juga entar malam. Masih ada waktu 3 jam lagi buat istirahatlah," jelas Kiran sambil duduk di sofa .

My Soulmate From My Heart  (S2)Where stories live. Discover now