Part 20

24.7K 1.8K 206
                                    


    "Arland, Papa sama Mama mau kamu untuk segera menikahi Kiran," terang Alvin.

    Arland tertegun mendengar permintaan Papanya barusan. Sejujurnya ia sangat senang, hubungannya dan Kiran di dukung sepenuhnya oleh kedua orang tuanya. Tapi--

     "Maaf, Pa. Aku nggak bisa!"

     "Kenapa? Bukannya kalian berdua saling mencintai?" tanya Kim.

     "Ya, Papa sama Mama benar. Tapi, untuk saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas masalah pernikahan. Papa tau, aku sakit. Nggak mungkin aku ngorbanin hidupnya Kiran untuk menikah denganku," terang Arland.

     "Tapi,"

     "Aku mau istirahat dulu," timpal Arland sambil berlalu pergi meninggalkan Orang tuanya.

     Arland memilih untuk tak melangkah lebih jauh untuk hubungannya dan Kiran, karena tak ingin Kiran hidup dengannya yang penyakitan.

     "Lihat, dia tak pernah mendengarkan kita,"

     ---000---


     Kiran sampai di rumah dan langsung di sambut oleh nenek tercinta. Semoga saja ia tak menerima omelan panjang. Kalau memang begitu, apa yang harus ia lakukan selain,mempersiapkan kuping nya.

    "Hai, Nek," sapa Kiran.

    "Hai hai. Kalau pulang kuliah itu ya langsung pulang, Kiran! Jangan keluyuran dulu,"

     "Aku nggak keluyuran, Nenek. Tadi aku nganterin Arland pulang dulu," jelas Kiran sambil tiduran di sofa.

     "Harusnya Arland yang nganterin kamu, ini kok malah kamunya yang nganterin dia,"

     Kiran mengambil nafasnya panjang. Ia ingin memberitahukan neneknya perihal penyakit Arland. Terserah, apapun komentar neneknya nanti, akan ia terima.

     "Nek, Arland lagi sakit. Dia sakit jantung," jelas Kiran.

     "Astaga,"

     "Menurut nenek, gimana?"

     Pertanyaan yang ia tanyakan, lebih tertuju tentang hubungannya dan Arland. Ia hanya sekedar bertanya. Karena di dalam hatinya, itu bukan masalah.

     "Kamu mencintai Arland?"

     "Pertanyaan apa itu, Nek. Tentu saja aku mencintainya,"

     "Bagus, kalau begitu kamu harus tetap bersamanya. Itulah yang dinamakan cinta. Mau menerima apa adanya, baik itu di kala sehat ataupun sakit,"

    "Jadi, nenek nggak masalah, kan?"

    "Enggak sama sekali. Justru kalau kamu ninggalin dia, kamu yang akan bikin masalah sama nenek," terang nenek sambil berkacak pinggang. Mungkin harusnya Arland-lah yang pantas menjadi cucu dari neneknya ini.

    "Aih, si Nenek. Thank you so much," girang Kiran langsung memeluk neneknya.

     Ia senang, ternyata neneknya mendukung keputusannya. Awalnya ia berpikir kalau neneknya tak mau kalau hubungannya dan Arland tetap berlanjut karena Arland, sakit.

     "Jadi, gimana kondisinya sekarang?''

     "Nenek tau, dia itu sangat susah dibilangin. Udah tau sakit, tapi masih aja ngurusin kerjaan, masih keluyuran, nggak bisa diem di rumah.Kadang, aku ngerasa kalau sekarang mulutku ini makin cerewet kayak nenek-nenek, karena ngomelin dia,"

My Soulmate From My Heart  (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang