PART 33

22.3K 1.7K 172
                                    


"Karena Kiran adalah putrinya Karin!" Ucap Kim langsung.

Di antara Alvin, Arland, dan Kiran. Hanya Arlandlah yang berekspresi bingung. Sementara Alvin dan Kiran, tidak. Karena sosok nama yang dimaksud Kim, sudah jelas Alvin tau, dan sudah jelas pulalah Kiran pernah mendengar meskipun tak pernah melihat langsung pemilik nama, itu.

"Siapa Karin?" Tanya Arland.

"Mamaku," jawab Kiran bergumam, hingga pandangan Arland yang tadinya mengarah pada Mamanya, sekarang beralih pada Kiran.

"Jadi, kamu menginginkan perpisahan di antara mereka karena masa lalumu?" giliran Alvin yang bertanya.

"Ya. Aku tak mungkin bisa melupakan kejadian menyedihkan itu begitu saja. Karena wanita bernama Karinlah yang membuatku keguguran! Dan sekarang, aku tak ingin putraku hidup bersama dengan putrinya!"

"Mama mengorbankan kehidupanku hanya karena dendam Mama di masa lalu?"

Kim terdiam mendengar pertanyaan Arland. Tapi, rasa sakit hatinya akan sosok wanita bernama Karin, membuatnya tak goyah untuk memisahkan Arland dan Kiran.

"Kenapa kamu jadi pendendam seperti ini? Kejadian itu sudah lewat, dan Karinpun sudah tak ada lagi di dunia ini. Jangan membenci Kiran karena kesalahan ibunya. Dia nggak tau apa-apa," terang Alvin.

"Pokoknya, aku mau kalian berdua bercerai!"

"Nggak!" Tolak Arland emosi. "Mama pikir pernikahan itu adalah sebuah permainan, yang setiap pasangannya bisa berpisah dan dipisahkan begitu saja. Itu bukan hanya ikatan pada sebuah kertas, Ma. Tapi, perasaan,"

"Tapi, Mama dan Papa bisa,"

"Dan jangan samakan pernikahanku dengan kalian!"

Arland sudah tak tahan dengan sikap Mamanya. Emosinya berasa sudah berada di puncaknya. Terserah, mau bilang dirinya anak yang durhaka atau apapun itu. Intinya disini, ia berpihak pada yang benar.

"Kamu berani membentak Mama?"

"Ucapan dan keputusan Mama, membuatku terpaksa melakukannya. Yang jelas sekarang, aku dan Kiran adalah suami istri. Jadi, Mama jangan meminta ataupun berharap terjadinya perpisahan di antara kami!"

Arland menggenggam tangan Kiran erat. Dari sana, Kiran bisa merasakan luapan emosi yang di rasakan suaminya itu.

"Arland,"

"Cukup Kim! Jangan bicara apa-apa lagi," giliran Alvin yang memotong perkataan Kim.

Arland menarik tangan Kiran dan membawanya pergi dari hadapan kedua orang tuanya.  Ia tak ingin terus berlama-lama dalam situasi yang membuat emosinya terus naik. Ia juga tak ingin Kiran terus merasa tertekan akan sikap Mamanya.

"Kita belum pamit," ujar Kiran saat Arland sudah membukakan pintu mobil untuk Kiran.

Itulah yang membuat Arland begitu memuja istrinya. Saat Mamanya sudah menyudutannyapun, ia masih memikirkan rasa hormat.

"Nggak perlu. Ayo masuk," pintanya ada Kiran. Karena tak ingin membuat Arland semakin marah, Kiran menuruti perkataan Arland.

Arland melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kiran yang berada di sebelahnya saja merasa takut.

"Berhenti!" Pinta Kiran.

Tapi, Arland mengacuhkan perkataan Kiran begitu saja.

"Land,"

Akhirnya Arland menuruti perkataan Kiran. Ia menepikan mobilnya di tepi jalan.

Hanya keheningan yang tercipta di antara Kiran dan Arland. Keduanya berada di pikiran masing-masing.

My Soulmate From My Heart  (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang