Part 19

23.9K 1.7K 118
                                    


     "Maaf, tentang yang kemaren. Sebenarnya, aku hanya tak ingin kamu punya kekasih yang penyakitan. Aku ingin, kamu dapat pendamping yang terbaik, Kiran. Dan itu bukan, aku," jelas Arland menatap Kiran, sendu.

    "Tapi, aku bisa menilai, mana orang yang terbaik untukku. Kamu orangnya. Aku nggak perduli kamu sakit sekalipun. Justru, saat itulah aku ingin terus berada di dekatmu," balas Kiran.

     Arland semakin yakin kalau Kiran memanglah bukan gadis sembarangan. Kebanyakan, gadis lain mungkin akan meninggalkan pasangannya disaat sakit. Tapi, dia tidak.

     "Mulai hari ini, jangan bicarakan tentang itu lagi. Aku akan selalu ada untukmu,"

     Perkataan Kiran diangguki oleh Arland. Kedua matanya mulai terpejam, memasuki alam mimpinya. Ia tertidur masih dengan kedua kaki Kiran sebagai bantalannya. Fix, Arland membuatnya tak bisa kemana-mana. Tapi pikirnya, tak apalah. Asal Arland bisa istirahat dan tenang.

     Beberapa menit berselang, ponsel Kiran berdering.

    'Aduh, nenek lagi. Riject ajalah, daripada entar Arland bangun,' batinnya.

     Setelah me-riject panggilan neneknya di ponsel, dengan segera ia langsung mengirim pesan. Kalau tidak, pastilah neneknya akan heboh ntar.

     -Nek, malam ini aku nginep di rumahnya Dira, ya. Soalnya banyak tugas yang mesti dibikin kelompok,
                                                          -Send...

     -Ya sudah,

     Maaf saja kalau ia mesti berbohong. Soalnya, kalau ia jujur, pastilah neneknya akan heboh. Dan dia benar-benar akan dites keperawanan oleh neneknya. Menggelikan sekali.

     Kiran terus memandangi wajah Arland yang sedang tidur. Benar sekali, dilihat dari sudut manapun, wajah kekasihnya itu memang terlihat sempurna. Ya, memang tak ada manusia yang sempurna. Tapi, dimatanya Arland itu sosok laki-laki yang sempurna.

     Dirinya seolah terhipnotis dengan pesona Arland. Sifatnya yang dingin, terlalu to the point, caranya mendapatkan sesuatu yang ia inginkan meskipun caranya yang gila sekalipun. Dan ia suka itu semua

    
     ---000---

     Saat ini Alvin dan Kim berada di kamar mereka. Sementara Arland berada dikamar bersama Kiran.

     "Kamu yakin?" tanya Alvin tiba-tiba dan itu jelas membuat Kim kaget.

     "Apa, sih. Ngagetin aja,"

     "Pemikiranmu barusan," terang Alvin.

     Kim saja sampai lupa, kalau suaminya itu tau isi pikirannya tanpa harus di utarakan lebih dulu.

     "Ya, sepertinya untuk saat ini, itulah yang terbaik. Dan aku ingin yang terbaik untuk Arland. Jika memang Kiranlah yang ia mau, aku menyetujuinya. Aku tak akan egois lagi, apalagi rasa cintamu padaku akan berkurang 0,1% saat sikapku itu muncul. Aku tak mau itu terjadi," jelas Kim pada Alvin yang sudah senyum-senyum gaje.

     "Jangan tersenyum, aku serius!"

     "Aku mencintaimu, 100%" balas Alvin langsung memeluk Kim, tiba-tiba.

     Ia heran, kenapa beberapa hari ini suaminya seolah bersikap seperti anak muda? Apa ini yang dinamakan puber, kedua? Hkhkk

My Soulmate From My Heart  (S2)Where stories live. Discover now