Certeza 11

7K 406 18
                                    

Happy Reading......~~




Pandi POV

Saat ini aku sedang duduk dengan bosannya di bangku taman. Aku hanya bisa melihat Gita dan teman temannya berbincang bincang dengan senangnya. Entah kenapa aku mulai merasa bosan untuk mengejar Gita dan ingin mengakhiri proses PDKT ini. Aku menyandarkan punggungku dan melihat ke arah langit. Selama ini aku ingin sekali mendapatkan seorang wanita untuk menjadikannya seorang paca bahkan aku sangat memimpikan hal tersebut sampai aku terbawa mimpi akan hal itu. Namun hal itu hanya masa lalu. Sekarang aku merasa ada sedikit berubah pada diriku. Aku mulai berhenti bermimpi tentang wanita dan juga mencari seorang pacar. Aku merasa aku nyamana dengan seseorang tetapi entah siapa itu. Aku juga sedang berpikir dengan perkataan yang dikatakan Joshua tentang dia menyukaiku. Harusnya aku marah dan memakinya saat ada pria yang mengatakan hal itu padaku namun aku malah salah tingkah saat Joshua mengatakan hal tersebut. Memang jujur sekarang aku mulai respek padanya dan menjadi dekat dengannya. Memangnya pertanyaannya saat itu apa yang harus aku jawab seperti apa?.

Tiba tiba kudengar Gita memanggilku. Aku kemudian menengok ke arahnya.

"Pan, kau sedang apa?."

"Tidak sedang apa apa?."

Aku kembali melihat ke arah langit sambil memikirkan masalahku.

"Kau kenapa, seperti berubah."

"Berubah seperti apa? Aku hanya bosan."

"Oh... kau bosan. Kau sudah bosan ya denganku."

Aku melihat ke arahnya dan merasa kesal karena dia terus bertanya padaku.

"Aku hanya bilang aku bosan, kenapa kau menjurus ke arah itu? Ataukah kau yang sudah bosan denganku?."

"Aku hanya bertanya saja dan mengira ngira. Kenapa kau jadi emosian seperti ini? Kau benar benar berubah."

"Berhentilah bertanya Gita, aku lelah. Kau diam saja dan pergi bergosip dengan teman temanmu saja. Jangan ganggu aku."

PLAK!

Ku merasakan sebuah tamparan di pipiku dan membuat pipiku terasa panas seketika. Aku menatap Gita yang sedang menatapku dengan marah lalu berubah dengan ekspresi menyesal.

"Ma-Maafkan aku. Aku.. aku tidak sengaja."

"Baiklah kalau begitu, lebih baik kita akhiri saja. Kau terlalu mengekang dan egois dengan dirimu sendiri. Sudah sampai sini saja, aku ingin pergi."

Aku langsung melangkahkan kakiku dan meninggalkannya. Dia terus berteriak menyuruhku untuk berhenti namun aku tetap tidak mengacuhkannya. Aku terus berjalan dengan suasana hati yang buruk. Aku jalan tanpa memperhatikan di depanku sampai akhirnya aku menabrak seseorang. Entah karena hatiku terasa kacau, aku sampai ingin memarahi orang yang kutabrak tersebut. Namun saat aku ingin memarahinya, aku terkejut saat melihat Gilang yang ternyata aku tabrak. Aku langsung berdiri dan membantunya.

"Maafkan aku Gilang, aku tidak melihatmu tadi."

"Iya, tidak apa apa. Bukan masalah yang serius. Memangnya ada masalah apa sampai kau tidak memperhatikan jalan seperti itu."

Aku terdiam dan menunduk. Perasaanku saat ini benar benar kacau dan susah untuk bertindak seperti biasanya.

"Baiklah jika kau sulit membicarakannya, kalau begitu kau bisa temani aku untuk makan di kantin."

Gilang kemudian menarik tanganku dan membawaku pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, dia kemudian memesan mie bakso dan juga jus jeruk. Aku hanya memesan jus jeruk saja karena aku sedang tidak mood untuk makan.

My BodyguardWhere stories live. Discover now