Certeza 13

6.7K 406 38
                                    

Happy Reading....


Pan


di POV

Sebenarnya aku merasa pilihanku untuk menerimanya menjadi kekasih akan berdampak buruk bagiku. Setelah resmi menjadi kekasih, dia tidak segan segan menyentuhku jika Gilang tidak ada. Kalau begini terus, aku merasa seperti dilecehkan olehnya. Maka dari itu, aku tidak akan pernah mau lepas dari Gilang disaat aku masih di kampus. orang itu layaknya macam yang sedang kelaparan. Harus benar benar menjaga jarak dengannya.

Saat ini aku sedang berada di kantin dengan Gilang dan tentu saja Joshua. Aku duduk berhadapan dengan Gilang agar dia tidak bisa mengambil kesempatan. Entah bagaimana aku tidak berdaya saat dia bertindak seperti itu. Aku tahu saat ini dia melihatku dan aku menghiraukannya saja. Aku bisa merasakan tatapan lapar itu.

"Gilang, bagaimana tentang persentasimu minggu depan? Kau sudah mendapatkan tema yang bagus?."

"Tidak, aku masih bingung. Aku masih mengerjakan tugas yang lain yang sudah harus dikumpulkan secepatnya."

Dia memakan makanannya dengan wajah yang sedikit kesal. Aku menatapnya dan meminum es teh milikku. Tiba tiba ponsel milik Gilang berdering dan segera diangkatnya. Tidak lama kemudian dia mengambil tasnya dan terlihat terburu buru.

"Ah Pandi, maafkan aku. Aku harus pergi untuk mengerjakan sesuatu. Tunggulah aku di tempat seperti biasanya dengan Joshua. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Ta-Tapi.... Itu...."

Gilang berlari meninggalkan meja ini. Aku sepertinya akan dalam keadaan yang sulit karena hanya berdua dengannya. Dengan perlahan aku menengok ke arahnya namun dia tidak ada disana.

"Memangnya siapa yang sedang kau cari."

Badanku tiba tiba menjadi tegang dan merasa akan ada hal yang buruk menimpaku. Aku berbalik dengan perlahan dan melihat ke arahnya. Wajahnya yang memberikan senyuman itu sangat membuatku takut. Orang yang jarang tersenyum akan terlihat sangat menakutkan saat dia melakukan hal tersebut. Maksud tersembunyi dari orang ini benar benar membuatku merasa takut.

"Anu... aku lupa... kalau aku sedang ada urusan. Ah, kalau begitu aku pergi dulu."

Aku kemudian berdiri dan mengambil barang barangku lalu berangkat pergi namun sayangnya dia tidak meninggalkanku sama sekali.

"Hey, apakah kau tidak ada urusan lain? Kenapa kau mengikutiku?."

"Aku hanya menjalankan yang dikatakan tuan Gilang. Maka dari itu aku mengikutimu."

"Tidak apa, kau tidak perlu mengikutiku seperti ini. Kau bisa pergi kemana saja."

"Ditolak."

Dasar pria ini, benar benar brengsek. Aku pergi karena ingin menghindarinya agar terlepas dari hal yang menakutkan tapi sepertinya usahaku ini tidak berjalan dengan lancar. Aku berjalan tanpa menghiraukannya sama sekali walau banyak cewek cewek di kampus ini tapi aku tidak perlu takut karena dia akan cuek pada mereka. Tunggu! Kenapa aku jadi berpikir seperti itu, aarghh! Itu menyebalkan.

"Hey, Pandi."

Aku tetap berjalan dan tidak menghiraukannya. Dia terus memanggilku dan aku tetap fokus pada jalanan saja.

"Oy Panda , jangan kau cuek seperti itu."

"Jangan memanggilku seperti itu di depan umum dasar bodoh! Kau membuatku malu."

My BodyguardWhere stories live. Discover now