Verita 20

3.9K 219 29
                                    

Happy Reading

Author POV

Sudah hampir sejam mereka mencari alamat yang mereka dapatkan. Saat mereka mendapatkan alamat di salah satu dokumen Bisma, walaupun diliat lokasinya sangat jauh dari tempat Bisma. Namun dengan keras kepalanya Pandi, tetap saja akan mencari.

"Pan, aku lapar nih. "

Gilang yang sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi, bahkan posisi duduknya sudah tidak karuan. Dia terus menerus mengelus perutnya tanda dia sangat kelaparan. Pandi hanya tetap diam dan memperhatikan nomor rumah yang dia lewati.

"Pan, di depan ada angkringan tuh. Ayolah singgah sebentar untuk isi energi lagi. "

Pandi berdecak kesal dan segera menepikan mobilnya di dekat angkringan tersebut. Mereka pun segera untuk memesan di angkringan tersebut.

"Bu, mau beli mi gorengnya dong minumnya es teh. Pan, kamu mau pesan apa?. "

"Samain aja. "

Gilang mengangguk dan segera memesan. Setelah memesan, Gilang kemudian segera menghampiri Pandi.

"Kenapa sih Pan? Jangan terlalu tegang begitu. "

Pandi menghela nafasnya lalu menyandarkan kepalanya kedalam lipatan lengannya.

"Ayolah, jangan hopeless gitu. Kita cuman butuh istirahat sebentar.  Nanti alamatnya dapat kok. "

"Sebenarnya bukan hal itu yang bikin khawatir aku. Setelah membaca dokumen mengenai Joshua, aku benar benar merasa buruk. "

Gilang menatap bingung. Pandi benar benar memberikan ekspresi wajah yang tidak biasa. Dia takut dan juga khawatir.

"Joshua benar benar berjuang sedari kecil. Bagaimana mungkin aku bisa tenang setelah menghujatnya waktu lalu. "

"Hmmmm.. Aku tidak mengerti sih bagaimana Joshua saat kecil, soalnya aku baru ketemu dia juga pas udah kayak sekarang. Tapi bagaimanapun Joshua sejak dulu tetap saja kau menyukai Joshua yang sekarang bukan?. "

Pandi sedikit tersentak dengan perkataan Gilang. Pandi menunduk dan mengubah mimik wajahnya menjadi yakin.

"Ah, kau benar. Tidak boleh mengasihani masa lalu seseorang. Mungkin saja itu dianggap ejekan bagi mereka. "

"Yah, seperti itu. Walaupun kalian memang kadang tidak rukun, tetap saja, kau mencintai Joshua. "

Tidak lama pesanan mereka pun akhirnya datang.  Mereka bersegera melahap makanan mereka.

Joshua POV

Melihat keadaan mereka berdua memang benar benar butuh diperhatikan.

"Bagaimana perasaan anda, sudah baikan?. "

Dia mengangguk sambil menidurkan anak yang bersamanya itu. Setelah anaknya tertidur, dia kemudian menatapku.

"Sekarang aku tidak punya apa apa. Aku tidak tau bagaimana merawatnya. Sebenarnya dalam hatiku tidak ingin berurusan lagi dengan bajingan itu tapi keadaan ku sekarang membuatku tidak sanggup melakukannya sendiri. "

"Sejak kapan kau mengenalnya?. "

Dia menunduk dan mengambil nafas panjang. Dia kemudian menatapku dengan serius namun kesedihan di matanya sangat terlihat.

"Aku dulu adalah seorang pegawai baru. Aku merantau jauh dari kampung halaman karena ingin menghidupi diriku sendiri. Aku sudah tidak mempunyai orang tua sejak aku SMA. Aku bertemu dengannya saat dia datang ke bar tempatku kerja dengan teman temannya. Aku mengenal salah satu temannya dan dia mengenalkanku dengan bajingan itu. Dia awalnya sangat baik sampai tidak sadar aku sudah masuk ke dalam perangkapnya itu. "

My BodyguardWhere stories live. Discover now