Certeza 12

6.7K 395 23
                                    

Happy Reading.......



Author POV

Saat ini Gilang sedang berjalan sambil mencari keberadaan Pandi dan Joshua. Jika mereka dibiarkan berduaan memang sangat sulit untuk ditemukan, apalagi masih masa masa kasmaran. Padahal mereka sama sekali belum berani memutuskan untuk memulai sebuah hubungan. Mereka itu masih ragu pada perasaannya masing masing pikir Gilang. Setelah lelah mencari keberadaan mereka berdua, dia kemudian duduk di sebuah kursi panjang yang ada di dekat lapangan basket. Di kemudian menggerakkan kedua tangannya seraya mengipas badannya.

Merasa cuaca yang terlalu panas, Gilang kemudian memutuskan untuk menghentikan pencariannya dan pergi ke kantin untuk membeli sebuah minuman. Di saat Gilang sedang berjalan di sebuah perkarangan, tiba tiba dia di hadang oleh seorang pria dengan badan yang besar. Gilang kemudian melihat orang itu dengan seksama dan sedikit merasa ngeri dengan ototnya yang besar itu.

"Hei, kau yang namanya Gilang!."

'Baru ketemu udah nge gas begitu aja macam udah lama kenal.' Pikir Gilang.

Dia kemudian menghiraukan orang itu dan berniat meninggalkannya. Namun saat Gilang mengambil jalan lain, orang itu malah kembali menahannya. Begitu seterusnya sampai Gilang merasa usahanya sia sia.

"Woy, maumu apa sih? Minggirlah, aku haus ingin minum. Awas sana."

Pria itu kemudian menarik baju Gilang dan mengangkatnya naik. Pria itu kemudian menatap Gilang dengan penuh amarah kemudian melemparnya ke belakang. Gilang yang tergeletak akibat dorongan orang tersebut kemudian berdiri sambil membersihkan pakaiannya. Dia kemudian berjalan seakan tidak ada yang terjadi.

"Pindah, aku tidak ada urusan denganmu. Aku mau ke kantin."

Pria itu hanya menatap Gilang yang berjalan dengan cueknya tanpa adanya rasa takut akibat perbuatannya tadi. Tiba tiba pria itu merasa geram dan memanggil Gilang dengan suara yang keras.

"Oy kau anak sialan! Jangan pergi begitu saja!."

Gilang hanya berjalan tanpa menghiraukan teriakan orang tersebut. Pria itu kemudian semakin marah dengan emosi yang tidak terkendali. Dia kemudian kembali memanggil Gilang dengan nada yang semakin meninggi.

"Oy kau, jangan seenaknya saja kau pergi!."

Gilang kemudian berhenti sejenak dan melihat ke arah pria itu. Dia menatap pria itu dengan wajah yang datar.

"Kau memanggilku?."

"Memangnya siapa lagi yang kupanggil hah! Kau itu punya telinga atau tidak, bahkan saat aku memanggilmu kau tidak berbalik."

"Memangnya kau memanggil namaku? Kukira kau memanggil orang lain jadi aku tidak berbalik tadi. Kalau begitu mari kita berkenalan, namaku Gilang dan kau siapa?."

"Gzzz....!!! Apa urusannya kau tau namaku dan jangan berkenalan dengan situasi seperti ini. Apakah kau tidak mengerti situasi sekarang?."

Gilang hanya menatapnya bingung dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantin. Pria itu kemudian berlari sambil melayangkan tinju ke arah Gilang dan Gilang sama sekali tidak menyadari hal tersebut. Tiba tiba pria itu terjatuh dan berguling ditanah. Tidak disangka pukulannya tersebut ditahan dan dia akhirnya terlempar akibat tendangan yang diberikan kepadanya.

"Ah akhirnya ketemu, kalian darimana saja? Aku mencari kalian daritadi."

"Maafkan saya tuan Gilang, saya telah lalai dari tugas saya."

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang