Verita 17

5.5K 313 25
                                    

Happy Reading






AUTHOR POV

Pandi berjalan menyusuri koridor kampus dengan perasaan yang murung. Gilang yang berada di sampingnya terus memperhatikan tingkah sahabatnya itu sambil memakan es krim yang ada ditangannya itu. Selama seharian ini, Pandi terus saja memperlihatkan wajah murungnya dan membuat Gilang merasa sedikit resah. Jika Gilang bertanya, hanya jawaban anggukan atau bahu yang dia dapatkan. Pandi hari ini sepertinya sedang diet untuk berbicara ke orang lain. Mereka kemudian duduk di bangku taman sambil melakukan kegiatan mereka masing masing.

"Pandi, kau kenapa? Kamu terlihat murung."

Pandi menghela nafasnya dan tidak menghiraukan pertanyaan Gilang tadi. Jauh dari hal itu, Pandi terlihat memikirkan sesuatu yang sepertinya ingin dia utarakan. Gilang pun mulai merasa jengkel dengan sifat Pandi itu. Gilang langsung menarik mulut Pandi dan memasukkan es krim yang dia makan tersebut. Pandi yang sedari tadi termenung langsung terkejut karena merasakan dingin

"Woah!!! Dingin!!!! Gilang apa yang kamu lakukan, mulutku dingin."

Gilang tidak menghiraukan kemarahan Pandi dan tetap membuka kripik yang dia bawa. Pandi langsung mengambil botol minuman yang ada di dalam tasnya. Dia lalu meminum air di dalamnya agar menghilangkan rasa es krim yang dingin di mulutnya.

"Gilang, kamu benar benar yah. Aku sampai terkejut karenanya."

"Aku kenapa? Yang salah kamu, aku yang dimarahin. Daritadi kamu hanya melamun terus dan tidak menjawab panggilanku. Memangnya ada apa sih sampai segitunya?."

"Tidak ada apa apa, aku hanya merasa sendiri."

Gilang baru tersadar kalau hari ini Joshua sedang tidak mengawalnya. Pasti sedari tadi Pandi mau menanyakan kabar Joshua tapi malu dan hanya diam. Benar benar orang ini sedang dalam masa romantisnya.

"Kamu mencari Joshua bukan."

Pandi langsung memalingkan mukanya dan meminum air dengan sangat cepatnya. Gilang menegurnya karena takut dia akan tersedak karena itu. Seperti perkiraan Gilang, Pandi tersedak dan batuk dengan sangat keras. Gilang langsung menepuk belakang Pandi agar membuat air yang ada di tenggorokannya keluar.

"Makanya, kalau minum jangan cepat cepat. Dikunyah dulu kek supaya masuk ditenggorokan tuh enak."

"Apa sih Gilang... uhuk.... Tidak lihat apa aku lagi tersiksa nih."

Gilang memutar bola matanya dan heran dengan tingkah temannya itu. Pandi kemudian kembali termenung namun tetap mengajak Gilang untuk berbicara.

"Joshua kenapa tidak mengawasimu hari ini? Apakah ada urusan lain."

Gilang tersenyum akhirnya temannya mengutarakan isi hatinya. Gilang kemudian mengambil sekaleng minuman di dalam tasnya dan memberikannya kepada Pandi.

"Dia sedang ada tugas dengan Bisma. Dia disuruh untuk mengawal Bisma untuk bertemu klien katanya."

Pandi kemudian menopang wajahnya dengan kedua tangannya. Dia menatap lurus dengan tatapan kosong. Gilang sedikit merasa aneh, bukannya semalam dia habis kencan pikirnya.

"Semalam ada masalah atau kalian bertengkar?."

"Mana mungkin aku bertengkar kalau aku pergi datang ke rumah pacarmu untuk menemuinya."

"Lalu apa yang membuatmu bingung seperti ini? Kau benar benar membuatku tidak mengerti."

"Semalam Joshua bertingkah aneh dan itu membuatku sedikit merasa.... Takut."

Gilang terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Pandi melihatnya sedikit risih karena terlalu berlebihan menurutnya. Pandi mengambil minuman yang diberikan Gilang kepadanya dan meminumnya.

My BodyguardDove le storie prendono vita. Scoprilo ora