Chapter 4.5: Forecast

3.1K 185 10
                                    

"Malam ini dingin sekali ya." Nenek mengambil beberapa kayu bakar dan melemparnya ke perapian.
Benar malam ini dingin sekali, entah karena aku baru beradaptasi dengan kerajaan lamaku atau hanya perasaanku saja.

"Apa nenek hanya tinggal sendiri disini?" Tanyaku melihat punggungnya yang membelakangi ku.

"Iya, untung ada Zian. Dia sering datang untuk mengantarkan makan malam padaku atau sekedar melihat kondisiku." Sudut bibirnya tertarik menampakkan kerutan yang jelas di wajahnya.

Ternyata namanya Zian.

"Kemarilah, Nak." Suara ini menarikku untuk mendekat.

"Lihatlah masa depanmu, Putri Xiao Re." Kalimat ini yang terdengar terakhir kali sebelum mataku terasa berat dan menutup perlahan.

⚜️⚜️⚜️

Kerajaan Zhong sudah memperluas daerah kekuasaannya sampai ke kerajaan Tian. Dengan ringkasnya, kerajaan Tian sudah di taklukkan oleh kerajaan Zhong.

"Xiao Re! Kemana saja kamu?!"

"Maaf Ibu saya-"

"Hanya mengambil teh pun lama sekali?!" Permaisuri dari kerajaan Zhong mengambil teh yang di bawaXiao Re dan melemparkannya.

Apa? Dimana aku sekarang? Apa yang ku lihat saat ini. Xiao Re semakin marah saat melihat ibunya juga di perlakukan seperti budak oleh wanita ini.

"Putri Xiao Re, inilah yang akan terjadi bila kau jatuh ke tangan pangeran Zhong. Dia akan merebut kekuasaan ayahmu dan membalaskan dendam pada ayahnya." Suara ini terdengar lembut, nenek?

"Iya Nak, pergilah dari kastil. Temui ketujuh panglimamu untuk membantumu melawan sekutu. Aku akan menemanimu."

"Tapi-"

"Lihatlah cermin ke depan, ini dirimu. Kau di lahirkan untuk berperang. Apa kau percaya dengan ramalan?"

Tempat yang kulihat tadi dan diriku yang malang, berganti dengan cermin besar. Nenek itu sudah ada di sampingku.

 Nenek itu sudah ada di sampingku

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Inilah Xiao Re.

"Nek apa kau penyihir?" Tanyaku padanya.

"Hahaha, tidak Nak. Aku hanya peramal yang datang di hari lahirmu dan mengatakan takdirmu. Tapi sepertinya orang tuamu tidak ingin kau menjadi seperti pantulan yang ada di cermin. Jadi dia mengasingkanku. Tapi, semakin lama takdir tidak bisa di bantah. Putri kecil kerajaan mulai mahir menggunakan pedang, panah dan busur juga menunggang kuda. Jiwa ksatrianya sudah muncul perlahan-lahan dalam dirinya."

Kuingat kembali masa kecilku, prajurit yang kewalahan beradu pedang denganku, anak panah yang selalu menancap tepat pada sasaran. Mungkin ini salah satu alasannya kenapa ayah bersikeras untuk menjodohkanku.

"Ayahmu hanya ingin melihat putri kecilnya tumbuh menjadi wanita yang anggun. Tapi apa kau mau keluargamu menjadi menderita karena kau yang tidak bisa melawan balik sekutumu yang berkhianat?" Satu petikan jari dari nenek, cermin besar dihadapanku pun menghilang.

"Iya atau tidak?" Hanya dua pilihan yang nenek berikan padaku.

"Ya." Aku mengatakan keputusanku dengan tegas.

"Ambil ini, waktuku tidak banyak sayang. Ingatlah aku sebagai orang tua yang memberi namamu."

"Nek.."
"Nenek!"

Perlahan-lahan dia menghilang, menjadi serpihan kaca dan terbang.

⚜️⚜️⚜️

"Zian bawa lah dia kembali ke istananya. Pastikan kau hadir di upacara pertunangannya. Terima kasih sudah membantuku"

"Baiklah, selamat jalan Nek."

Zian membopong Xiao Re dengan kalung di genggamannya. Perjalanan baru saja di mulai sekarang. Jangan lupa banyak hal yang tidak terduga di luar sana.
Siap tidak siap kau harus menghadapinya.

Siap tidak siap kau harus menghadapinya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
In The End We Became One [Hiatus]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon