Chapter 14: Quiddity

1.6K 149 0
                                    

Pandanganku kabur saat ini, tapi yang bisa kurasakan sekarang, rasa hangat, nyaman.

Argh.

Xiao Re terbangun, "Zian?"

"Jangan bergerak dulu, nanti lukanya terbuka lagi." ucap Xiao Re khawatir.

"Oh, sudah bisa mengkhawatirkan orang lain?" sindir Zian.

"Maaf." cicit Xiao Re pelan. Saat ini jangankan mengatakan kata maaf dengan lantang, menatap matanya saja Xiao Re tidak mampu.

Zian tidak merespon, dan mengabaikan permintaan maaf Xiao Re.

"Yu Lie, siapa yang ada disampingmu?" Tanya Zian.

Zian bergerak dari tempatnya, tetapi tangannya ditahan Xiao Re.
Mereka hanya saling menatap dan akhirnya Zian luluh, dia kembali ke tempatnya dan duduk.

"Maaf." ulang Xiao Re.

"Apa yang disamping Yu Lie itu anak yang tadi bertarung denganku?" Zian hanya memandang lurus tanpa melihat lawan bicaranya sama sekali.

"Iya." Jiang Ju menjawab kilat, padahal Xiao Re dan Yu Lie sudah memberi signal untuk diam.

Zian bergegas, dia tidak bisa mengerti apa yang dipikirkan teman-temannya ini. Bagaimana bisa kalian menyelamatkan musuh.

"Berhenti! Lukamu kembali terbuka." Yu Lie berdiri dihadapan Zian menghentikannya.

"Harusnya kubunuh dia!" Zian berjalan melewati Yu Lie. Kemudian Jiang Ju yang berdiri menghadangnya.

"Kenapa? Kau juga ingin menyusul?" Zian menatap Jiang Ju intens.

"Dia salah satu dari kita, bagaimana bisa kau ingin membunuhnya." jawab Jiang Ju tenang.

Tapi tidak dengan lawan bicaranya, "Apa?! Kalau dia salah satu dari kalian, kenapa dia menyerang Xiao Re di saat hujan tengah malam hari?!"

"Apa?" Xiao Re berdiri.
"Darimana kau mengetahuinya?"

"Dia menggunakan a-"

"Berhenti." Chen Yu menengahi.

"Itu salah paham, malam itu ada binatang buas yang sudah siap menerjang Xiao Re dari arah belakang. Saat aku ingin menembakkan apiku pada hewan itu, tak sengaja dia menggores wajah Xiao Re."

"Dan karena itu juga penyebab kenapa Xiao Re panas keesokan harinya. Dan itu hari dimana aku menjagamu Xiao Re." Chen Yu menatap Xiao Re, wajah gadis itu terlihat kaget setelah mendengar penjelasannya.

"Siapa namamu?" Tanya Yu Lie, kemudian kembali mengecek luka anak itu.

"Chen Yu, terima kasih sudah menyembuhkan lukaku. Healer dan kau, sudah lama kita tidak berjumpa." Chen Yu melemparkan senyum akrab pada Jiang Ju.

"Ya, terakhir kali aku melihatmu, tubuhmu tidak sekecil ini. Sudah berapa kali kau membakar dirimu." Jawab Jiang Ju.

"Ya, sebelum mati aku harus membakar diriku terlebih dahulu untuk mendapatkan kehidupan, tapi sebagai gantinya tubuhku akan kembali muda dari umur terakhir kali aku mati. Menyebalkan bukan? Semua orang memanggilku bocah padahal aku sudah berumur 500 tahun atau lebih kalau tidak salah aku ingat." Chen Yu menggunakan bajunya kembali dan melepas perban yang melilit di tubuhnya.

"Kau kenal dia Jiang Ju?" Yu Lie bertanya.

"Iya, dia Phoenix penjaga api dari selatan. Eh, kemana perginya Xiao Re dan si pemarah itu?" Jiang Ju melihat sekitar dan menyadari keberadaan Xiao Re dan Zian sudah tidak ada lagi di sana.

"Tadi aku lihat Xiao Re menarik Zian keluar. Biarkan mereka bicara, sepertinya hubungan mereka sedang tidak baik." Ucap Chen Yu.

"Benar, dia sampai meluapkan kemarahannya padaku." Jiang Ju bermanja-manja ke Yu Lie.

Yu Lie yang tahu sebab pertarungan itu kemudian menjawab, "Bukannya itu kebodohanmu yang mengiyakan ajakannya?" Yu Lie menyentil kening Jiang Ju cukup kuat.

"Dia juga langsung menyerangku tadi saat aku menggunakan apiku. Benar-benar emosian." Chen Yu mengadu.

"Ee, kenapa kau juga ikut-ikutan seperti dia?!" Yu Lie heran melihat kedua laki-laki ini seperti anak yang sedang bermanja pada ibunya.

"Aku masih kecil, harusnya dia yang kau pukul karena masih bermanja-manja. Wajahnya saja sudah cocok sekali dengan laki-laki tua mesum." jawab Chen Yu. Kemudian Yu Lie juga ikut tertawa bersama.


To be continued~

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now