Chapter 13: Who Are You?

1.9K 161 2
                                    

Zian masuk ke gua dengan tumpukan kayu bakar di tangannya. Alisnya terpaut melihat apa yang ada di depan matanya.
Perapian.
Makanan.
Dan, Xiao Re sedang duduk dengan wajah kebingungan.

Zian melihat sekitar tidak ada Yu Lie ataupun Jiang Ju disini, "Kau yang mencari kayu bakar dan memancing?" Zian meletakkan kayu bakarnya dan meletakkan telapak tangannya di dahi Xiao Re.

"Tidak, bukan." Xiao Re menjawab seadanya. Kepalanya sedang diputar paksa untuk mengingat anak laki-laki yang baru saja merawatnya.

"Apa Yu Lie atau Jiang Ju yang melakukannya?" Zian lega karena panas gadis ini sudah menurun dari sebelumnya.

"Bisakah kau diam dulu Zian?! Aku sedang berpikir!" Xiao Re membentak Zian.
Jiang Ju dan Yu Lie yang baru saja kembali terkejut mendengar suara teriakan Xiao Re.

"Ada apa ini?" Yu Lie berusaha menengahi mereka.

"Kau, kau tidak tahu aku panik karena tiba-tiba suhu badanmu naik. Sekarang kau membentakku karena aku khawatir denganmu?!" Emosi Zian tidak dapat dibendungnya lagi.

"Bung, sepertinya kau harus menenangkan diri dahulu." Jiang Ju menepuk bahu Zian memberi isyarat untuk ikut pergi mengikutinya keluar.

Xiao Re menutup wajahnya, Yu Lie tidak tahu sama sekali apa yang dilewatkannya.
Ia duduk disebelah Xiao Re dan mulai menenangi gadis ini. Sepertinya ada hal yang mengganjal di kepalanya.

"Apa ada yang kau pikirkan?" Yu Lie menurunkan nada bicaranya agar Xiao Re ingin bercerita padanya.

"Ada anak laki-laki yang datang ke gua ini saat kalian pergi."

Yu Lie mengerutkan dahinya, bagaimana bisa ada anak kecil di tengah hutan seperti ini.
"Apa dia berbuat aneh?" Yu Lie berusaha bertanya tanpa memojokkan Xiao Re.

"Dia merawatku, kemudian dia mengenaliku. Tapi aku sama sekali tidak mengenalinya. Ada yang aneh Lie, aku merasakan hal yang janggal darinya."

Yu Lie hanya diam, menunggu Xiao Re menyelesaikan kalimatnya.

"Rasanya seperti aku bertemu denganmu dan Jiang Ju. Apa dia salah satunya?" Xiao Re mengangkat wajahnya.

"Xiao Re, kita akan mencarinya setelah kesehatanmu memulih. Kalau kau merasa seperti itu aku juga tidak bisa meragukannya lagi." Yu Lie bangkit dan melempar beberapa kayu bakar agar apinya tidak mati.

"Sekarang, lebih baik kau memikirkan bagaimana berbaikan dengan Zian. Dia yang paling mengkhawatirkanmu, dengan membentaknya seperti tadi perasaannya pasti terluka." Yu Lie memasukkan tanaman obat yang ia petik ke kantong bajunya.

"Ya, Kau benar."

⚜️⚜️⚜️

"Aku tahu kau kesal Bung, tapi seperti itulah kalau anak perempuan sedang sakit. Pikiran mereka akan sedikit terguncang." Jiang Ju menggunakan tangannya untuk menghalau sinar matahari yang terik saat ia tiduran di atas rumput.

Zian hanya berdiam diri. Tidak berniat untuk membuka suaranya kali ini.
Ia bangkit dan mengeluarkan pedangnya. Saat ini yang dia inginkan adalah bertarung.

"Kau ingin bunuh diri?" Tanya Jiang Ju polos.

"Ayo bertarung, yang kalah harus mencari makan malam hari ini." Zian menatap Jiang Ju sebagai bahan pelampiasan kemarahannya kali ini.

"Oh, baiklah. Pegang ucapanmu. Aku tidak akan segan-segan." Jiang Ju mengeluarkan tombak bajanya dan memulai pergerakan.

⚜️⚜️⚜️

Disisi lain, dibawah jembatan kota. Chen Yu sedang bermain dengan apinya.

"Sudah waktunya makan siang. Ayo berburu." Chen Yu berdiri dan memasuki pasar.

Disana dia melihat banyak buah-buahan di suatu kedai, Chen Yu menunggu banyak pengunjung datang agar ia dapat mengambil beberapa buah yang ada di sana.

Dia berjalan berbaur dengan para pembeli, kemudian mengambil satu buah apel, "Mau kemana kau?"
Ternyata aksi mencurinya ketahuan oleh anak pemilik toko.

"Aku tidak punya uang." jawab Chen Yu.

"Kau pikir aku berjualan tidak menggunakan modal?! Tolong disini ada pencuri!" teriak anak itu.

Semua orang datang beramai-ramai kemudian memukul Chen Yu, tidak ada pengampunan hingga anak itu merasa dia akan mati lagi sebentar lagi.

"Cukup, anak ini sudah sekarat, lebih baik buang saja dia ke sungai sebelum prajurit istana mengetahuinya." ujar salah satu pembeli yang ikut memukul Chen Yu.

Byur!

Tubuhnya lama kelamaan tenggelam ke dasar sungai.
Ia hanya tinggal menunggu beberapa lama lagi sampai tidak ada orang lagi yang melihatnya.

Tangannya dengan sekuat tenaga menarik dirinya untuk muncul ke permukaan.

Uhukk... uhukk..

Chen Yu menggunakan sisa tenaganya untuk membakar dirinya sendiri.

Kalian tahu phoenix? Masyarakat memanggilnya dengan sebutan burung api.
Tidak akan mati, abadi.

Kemudian luka-luka dan memar yang ada di tubuh Chen Yu pulih.
Anak ini sudah lahir dari ribuan tahun yang lalu hanya untuk menunggu jendralnya lahir kembali dan mengambil kekuasaan kerajaan.

"Xiao Re, kapan kita bertemu lagi?" Chen Yu menatap langit petang kemudian tertidur.

To be continued~

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now