Chapter 8.5: The Healer

2.3K 156 8
                                    

Langkah kaki kami berjalan mengoyak sunyinya malam. Busurku dan anak panahku siap menembus kulit, bagi mereka yang menginginkan nyawa kami.

Sejak tadi, bukan. Sejak bertemu dengan gadis kecil ini. Kalung yang diberikan nenek selalu bereaksi, aku tidak tahu apa maksud dari reaksi kalung ini, karena ini pertama kali dia mengeluarkan panas entah apa maksudnya. Bahaya? Atau salah satu prajuritku? Atau musuhku?

Tidak ada yang tahu sampai sekarang pun aku masih mencari tahu.
"Kau bisa memanah?" Yu Lie membuka suara.

"Ya begitulah, hmm kalau boleh tahu apa kamu punya keistimewaan atau keahlian khusus?" Tanya Xiao Re.

Suara langkah kaki keluar dari semak-semak. Sekitar ada enam orang sekarang sedang mengacungkan ombaknya kepada kedua gadis ini.

"Berlindung! Cari Zian untuk menolongku." Pintah Xiao Re. Dalam keadaan seperti ini dia harus segara mengambil keputusan.

"Tapi-" Yu Lie melihat perbandingan yang sangat jauh. Sembilan pemuda dewasa dan satu gadis kecil.

Satu anak panah sudah siap dibidik, Xiao Re bukan gadis yang selemah itu.

Sebelum panahnya meluncur, sebuah tombak dilayangkan menuju arahnya, tepatnya ke arah Yu Lie yang berada di belakangnya.

Sigap tangan Xiao Re mendorong Yu Lie hingga terjatuh, sedikit saja dia terlambat maka mata kiri Yu Lie bisa saja tidak dapat digunakan lagi.

"Cepat! Aku tidak yakin bisa menahan mereka lebih lama." Busur tidak efektif untuk pertarungan jarak dekat. Xiao Re mengeluarkan belati di balik bajunya dan mulai menjaga jarak.

⚜️⚜️⚜️

Berlari ke hutan tanpa pencahayaan itu lebih rumit daripada yang bisa di bayangkan.

Zian,
Fokus utamanya adalah mencari pemuda itu dan menolong Xiao Re.

Kenapa banyak sekali pertarungan akhir-akhir ini?

Zian sedang dihadang juga oleh beberapa pasukan, tidak salah lagi, mereka pasukan yang sama dengan yang melawan Xiao Re.

Bunyi pedang yang saling beradu mengganggu sekali di telinga Yu Lie.

Salah satu tombak menancap pas di bahu kiri Zian yang membuat pergerakannya melambat.

Nek, maafkan Yu Lie. Ini situasi genting.

Yu Lie mengambil salah satu balok dan memukul leher bagian belakang salah satu prajurit dan mengambil tombaknya.

Putih, aku memanggilmu.

Derap langkah kaki, bukan manusia. Berlari, menuju medan pertarungan. Suara mengaum macan terdengar kian mendekat.

"Yak!" Yu Lie melompat tepat di atas tubuh hewan keramat itu. Macan putih penjaga gunung utara. Tenangnya warna biru dari matanya mengendalikan kecamnya suasana malam itu.

Sedangkan pemuda es ini masih mencerna apa yang dilihatnya. Macan ini melompat sedangkan penunggangnya terus-menerus menebas para penghalang.

Tidak butuh waktu lama untuk semua pasukan itu tersungkur di tanah. Malam itu benar-benar di dominasikan dengan bau amisnya darah.

"Apa ini?" Zian menatap bingung apa yang barusan saja ditontonnya.

"Putih, tenanglah di sini. Atau kau bisa memakan salah satu dari mereka sendari aku memulihkan Zian" Tanganya meraih tombak yang masih menancap di tubuhnya.

"Argh!"

"Tenang. Ini tidak akan sakit." Tangannya mengeluarkan warna kehijauan untuk menyembuhkan.

⚜️⚜️⚜️

Di sisi lain, Xiao Re sudah hampir kehabisan tenaga. Kain baju lengan kirinya sudah tersayat habis, nafasnya memburu mengambil sebanyak-banyaknya udara yang bisa dia peroleh.

"Nona manis, dimana teman-temanmu?" Salah satu dari mereka mulai memanas-manasi Xiao Re.

"Diam kau." Nada dinginnya menandakan dia sudah muak dengan semua ini.

"Hebat juga pertahananmu nona, tapi cepat atau lambat kau juga akan roboh. Dan lihat lah, bukannya dia sangat cantik?" Matanya melihatnya dari bagian bawah hingga kepala Xiao Re.

"Tidak ada jeleknya bukan?" Jawab temannya.

"Rendahan." Xiao Re meludah di depan mereka. Begini cara mereka melihat seorang perempuan? Setelah nanti sebanding, kupenggal kepala kalian satu-satu.

"Dimana tata kramamu gadis cantik? Ah bukannya dia bisa dijadikan salah satu persembahan?" Ucapnya lagi.

"Tidak, bukannya itu terlalu sayang? Dia akan di makan begitu saja setelah perayaan. Bukannya lebih baik jika, dia menjadi jalang untuk memuaskan kita semua."

Wajah Xiao Re memerah, baru kali ini dia diperlakukan sehina ini. Belatinya di lemparkan begitu saja dan tepat mengenai salah satu leher prajurit tersebut.

Amarah Xiao Re sudah menutupi belas kasihannya dan juga akal sehatnya. Diangkatnya busurnya dan mulai melesatkan beberapa anak panah sekaligus.

Selagi dia menembak anak panah dengan brutal, salah seorang dari mereka menyerang Xiao Re di titik butanya.
"Kau membiarkan punggungmu terbuka nona!"

Arghh!

Darah di balik bajunya mengalir deras setelah itu tidak berhenti begitu saja. Ketika dia tumbang menjorok ke tanah, salah satu tangan menarik rambut hitam legamnya.

"Sudah kukatakan bukan gadis manis? Kau hanya menumbangkan 4 orang saja."

Xiao Re menggigit ujung bibirnya, ditariknya nafas panjang, "Zian!" Serunya sekuat-kuatnya.

Benar saja, entah mantra apa yang baru saja diucapkannya pedang milik pemuda itu sudah diacungkannya dan menebaskan kepala-kepala mereka yang melukai Xiao Re.

"Lie, pulihkan Xiao Re." Pintah Zian.

"Kau!" Hanya tinggal dia seorang yang disisakan Zian.
Tawanan. Itu yang terbesit dikepala Zian saat ini. Akan Kubiarkan dia hidup selagi berguna, jika sudah tidak diperlukan? Hanya perlu mengambil nyawanya saja bukan?

Tbc

In The End We Became One [Hiatus]Onde histórias criam vida. Descubra agora