Chapter 12.5: Flame

1.8K 160 0
                                    

Yu Lie berminat untuk mencari tanaman obat, sepertinya ada seseorang yang terlebih dahulu bangun daripada dirinya.
Sebelum Yu Lie pergi, ia menyempatkan dirinya untuk memperbaiki jerami yang menutupi tubuh Xiao Re.

Diangkat tinggi tangannya menghilangkan penat yang masih tersisa, pagi yang cerah, begitu pikirnya.

"Sudah bangun?" Suara berat Jiang Ju membuat Yu Lie berbalik mencari asal suara itu.

"Ya... kemarilah." Yu Lie duduk di atas rumput dan menepuk-nepuk bagian rumput di sebelahnya yang kosong.

Jiang Ju merubah dirinya menjadi sosok harimau dan duduk di sebelah Yu Lie, "Kenapa kau suka sekali merubah bentukmu." tanya Yu Lie.

"Ya karena dengan begitu kau akan mengelus-elus kepalaku tanpa ada yang mengira kau melakukan hal-hal aneh, oleh orang yang lewat." jawab Jiang Ju santai.

"Hal-hal aneh? Apa kau takut orang akan berpikir aku sedang mengelus-elus kepala seorang pak tua mesum?" Yu Lie menutup mulutnya menahan tawa.

"Apa-apaan itu, kau tidak mau memetik tanaman obat? Tidak disangka banyak tanaman obat di tempat ini." Jiang Ju kembali ke sosok manusianya dan memetik beberapa rumput yang ia kira tanaman obat.

Yu Lie menghela nafasnya, "Bukan itu tanaman obatnya. Itu hanya rumput liar, kenapa masih belum bisa membedakannya?"

"Ya itu kan pekerjaanmu, aku tidak tahu karena itu bukan bagianku." Dibuangnya asal rumput liar yang sudah dipetiknya dan berjalan membuntuti Yu Lie.

"Dasar penjaga, tidak becus." bisik Yu Lie.

"Hei Nona, aku mendengarnya." sindir Jiang Ju.

⚜️⚜️⚜️

Plakk..

Zian terbangun, pipinya ditampar oleh sosok gadis yang tidurnya sama sekali tidak menggambarkan sosok putri kerajaan.

"Bagaimana cara guru kerajaan mengajarimu tata karma." Zian duduk dari tidurnya. Kepalanya sedikit sakit mungkin karena hujan deras semalam.

Tangannya tidak sengaja menyenggol lengan gadis yang sedang tertidur dengan pulasnya. Panas.
Telapak tangan Zian berpindah ke keningnya. Benar saja, anak ini demam.

"Baiklah, pertama cari kayu bakar dulu. Tapi, dimana dua anak itu pergi di saat seperti ini kalau aku pergi dari sini, siapa yang menjaga anak ini."

Terlalu banyak berpikir juga hanya memakan waktu, lebih baik cepat bergerak daripada terus duduk seperti ini.

⚜️⚜️⚜️

Xiao Re membuka matanya perlahan, dia merasa ada sesuatu yang mengalir dari keningnya. Kain?
Kepalanya berputar saat ingin duduk.

"Tidur saja."

Mendengar suara ini Xiao Re malah tambah panik, saat ini dia bersama seseorang yang sama sekali ia tidak kenal. Satu hal yang paling mencolok di mata Xiao Re, rambut anak laki-laki berwarna merah.

"Apa mau mu anak kecil." Xiao Re duduk dari tempatnya, langsung diberi segelas air oleh anak ini.

"Apa sudah baikan? Api itu cukup menghangatkan mu tidak?" Tanyanya menghiraukan pertanyaan Xiao Re.

"Tidak perlu mengeluarkan benda tajam, aku hanya ingin merawatmu."

Xiao Re menghentikan pergerakan tangannya yang ingin mengambil belati di balik jerami yang dia simpan.
Tidak ada salahnya menlonggarkan pertahanan, lagipula ia hanya anak kecil.

"Ini, aku menangkap ikan apa kau mau?" Diberinya setusuk ikan yang sudah dibakar kepada Xiao Re.

"Siapa namamu?" Tanya Xiao Re, kemudian mengambil ikan yang diberikannya.

"Nama ya? Namaku berbeda di tiap waktu."

Apa-apaan itu, bagaimana ada seseorang memiliki nama yang berbeda di setiap situasi.

"Beri aku tahu nama yang paling sering kamu dengar." Xiao Re meniup ikan dan masih menatap anak ini heran.

"Anak pembawa kutukan? Itu yang paling seringku dengar akhir-akhir ini."

"Hei! Tidak ada nama yang seperti itu, beri tahu aku siapa yang memanggilmu seperti itu." Xiao Re kesal, bagaimana anak sekecil ini bisa dipanggil dengan panggilan kejam seperti itu.

"Boleh aku panggil namamu, Xiao Re?" Anak ini menatap Xiao Re gembira.

"Boleh, tentu saja."

"Kamu masih seperti Xiao Re yang dulu masih kecil ya. Baiklah, temanmu sebentar lagi akan datang aku pamit dulu."

Bagaimana dia tahu namaku?

To be continued~

See you next chapter!

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now