Chapter 33: Storm Become Spring

399 35 5
                                    

[Budayakan vote ya guys] ('Д)

Sejak saat itu, muncul rumor apabila mendaki gunung Guo nyawamu tidak akan selamat. Ada juga rumor yang beredar di puncak gunung Guo terdapat bunga yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Bunga itu tumbuh karena darah orang-orang yang tidak berhasil melewati gunung itu. Terlebih lagi, bunga itu dijaga oleh dua monster badai salju.

Rumor itu tidak sepenuhnya benar, nyatanya bunga Nian adalah bunga beracun. Badai yang dibuat Yan Mei dan Yan Xia bertujuan agar tidak ada satupun orang yang bisa mengambil bunga Nian.

Rumor itu benar kalau ada dua penjaga di puncak gunung itu. Bunga Nian juga tumbuh dari darah, itu sebabnya kelopak bunga ini merah semerah darah.

Zhong San yang mendengar rumor tersebut berniat mengambil bunga Nian. Badai yang dibuat oleh kedua kembar, tak menggoyahkan sedikitpun tekad lelaki itu.

"Lihat, dibalik kabut itu sepertinya ada orang yang berjalan mendekat." Yan Mei sudah bersiap untuk menghalangi siapapun orang tersebut, berdiri di samping batu makam ibunya.

"Biar aku duluan yang menghadangnya." Yan Xia berlari menuju tamu yang tidak diundang.

"Berhenti." Yan Xia berdiri dihadapan Zhong San.

Tubuh lelaki ini berlapis kulit hewan bertujuan untuk menghangatkan dirinya. Zhong San juga terlihat berdarah, Yan Xia yakin beberapa es tajam menggores tubuh lelaki ini.

"Jangan menghalangi jalanku, aku tidak menyakiti wanita." Ucap Zhong San.

Yan Xia membeku mendengar ucapannya. Sosok lelaki yang dia tahu adalah kasar, membunuh tanpa pandang bulu, sejauh ini banyak yang datang ke gunung Guo untuk menghabisi Yan Xia juga adiknya, dan kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.

"Apa yang kau mau?" Walaupun Yan Xia bertanya, gadis ini tahu persis hanya dua kemungkinan seseorang nekat datang ke gunung Guo. Menghabisi mereka, atau mengambil bunga Nian, gadis ini penasaran tamu ini ingin yang mana dari kedua pilihan yang ada.

"Aku ingin bunga penyembuh itu."

Yan Xia tertawa, "Bunga itu bunga beracun, bodoh."

Zhong San terdiam, namun tak lama senyum lebar menghiasi bibirnya. Yan Xia yang melihat itu bersiap untuk menyerang.

"Lebih bagus kalau bunga itu beracun, dengan bunga itu aku bisa membunuh ayah dan menjadi kaisar." Zhong San berjalan namun terhalang angin yang tiba-tiba berhembus kencang.

"Sudah kukatakan, aku tidak menyakiti wanita."

"Kalau gitu paksa dirimu melawanku."

Pertarungan sengit dimulai dengan Yan Xia yang terus menerus menyerang. Yang dilakukan Zhong San hanya menangkis dan menghindari serangan demi serangan. Saat bahu Yan Xia terbuka lebar saat itu juga Zhong San memukulnya dengan keras.
Gadis itu terjatuh ke tumpukan salju, terbatuk kuat mengeluarkan darah.

"Selain kau, ada satu orang lagi, kan?" Zhong San mengangkat tubuh Yan Xia.

Gadis itu enggan menjawab pertanyaannya. Zhong San menghela napas panjang.
"Aku sudah melukaimu, mana bisa aku meninggalkanmu seperti ini." Zhong San menyandarkan tubuh gadis itu ke pohon.

Yan Xia mengambil kesempatan ini, gadis ini mau menusuk jantung lelaki ini.
Krakk

Terdengar suara tulang patah. Yan Xia meraung kesakitan, badainya juga langsung mereda.
"Keras kepala." Itu kalimat terakhir yang Yan Xia dengar sebelum dia kehilangan kesadarannya karena pukulan di belakang kepalanya.

⚜️⚜️⚜️

Langit malam bertabur bintang terlihat jelas tanpa satupun awan yang menutupi.
Tenda yang disiapkan di kaki gunung Guo terlihat masih terang disinari cahaya api obor.

In The End We Became One [Hiatus]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora