Chapter 20: Existence

1.6K 149 6
                                    

Pipiku memanas, terdengar suara getir yang memanggil-manggil namaku pelan.
"Xiao Re..."

"Yu..Lie."
Aku membuka mataku perlahan, radiasi cahaya obor menyilaukan mataku.

"Chen Yu?"
Aku mulai bisa menggerakkan tubuhku untuk duduk di posisi ternyaman saat ini.

"Kau terluka, seharusnya jangan banyak bergerak dulu." Chen Yu menyamakan tinggi badannya denganku saat ini dengan menumpukan satu kakinya di lantai kayu.

"Kalian sudah menemukan Zian? Dia menolongku dari Wei Ru, mungkin sekarang dia dalam bahaya."

"Tenanglah dulu, biarkan aku menyembuhkan lukamu terlebih dahulu. Kau harus memikirkan dirimu terlebih dahulu."

Aku berpaling melihat kelopak mata Yu Lie yang membengkak akibat menangis terlalu banyak.
Chen Yu juga, menatapku dengan tatapan sendu.

⚜️⚜️⚜️

Jiang Ju berlari mengikuti jejak aroma darah milik Zian yang berujung di tempat kendali kapal.

"Tembak!"

Mata Jiang Ju membulat tak percaya akan apa yang dilihatnya. Tubuh sahabatnya diikat di tiang kapal kemudian dijadikan sebagai sasaran bidikan anak panah.

"Zian!"
Jiang Ju melompat tinggi dengan wujud macannya, membiarkan tubuhnya sebagai pengganti Zian sebagai sasaran anak panah.

Jleb

Tubuhnya terhempas kuat mengenai lantai kayu.

Uhuk.

Bau amis menyengat keluar dari mulutnya disertai cairan merah kental.
Jiang Ju berusaha menegakkan tubuhnya, bagaimana pun ia harus bisa bertahan sampai teman-temannya yang lain datang menyusul.

"Temannya datang membantu, Kapten!"

Wei Ru mengangkat satu lengannya, "Lihat, anak panah tadi menancap tepat di hatinya."
Seringai Wei Ru.

"Hei, akhirnya." Jiang Ju berdiri gemetar, tatapannya menuju para gadis yang sedang menuangkan minyak dari tong-tong kayu besar.

"Lempar obornya!" Ucap Xing-Xing lantang.

"Keparat!" Gigi Wei Ru bergemeletuk hebat. Bagaimana para wanita ini bisa bebas dari ruangan tahanannya.

Wei Ru berlari ke dalam kapal, kakinya menginjak minyak dengan bau menyengat. Yang ada di dalam pikirannya saat ini hanyalah.

Xiao Re harus bisa dia bawa pergi, dengannya.

Jiang Ju mencabut anak panah yang melekat di tubuhnya dan memanjat tiang kapal agar bisa melepaskan Zian.

Kobaran api mulai menjalar, semua bawahan Wei Ru sudah melompat dari kapal dari berenang menjauh.

Jiang Ju memberikan anggukkan kecil kepada para wanita yang satu-persatu melompat ke sekoci.
"Kau bisa menangani ini, Tuan?" Xing-Xing sengaja membiarkan teman-temannya mendahuluinya terlebih dahulu sebelum dirinya.

"Kau tenang saja, aku punya temanku dan aku percaya mereka, pergilah Nona. Hiduplah dengan bahagia."

⚜️⚜️⚜️

"Chen Yu, ini ulahmu bukan?!" Ucap Xiao Re terbatuk-batuk.

"Bagaimana aku bisa membuat kegaduhan sementara, sekarang aku sedang bersama denganmu?" Jawab Chen Yu.

"Yu Lie, dimana kau merasakan energi Jiang Ju sekarang?" Chen Yu menutup Indra penciumannya dari asap kebakaran sekarang.

"Di sana!" Jari telunjuk Yu Lie menunjuk ke arah luar kapal.

Mereka bertiga berlari ke luar kapal, bertemu dengan sosok Wei Ru yang menghadang.
"Mau pergi kemana?"

Chen Yu tidak mau mengulur waktu lagi, pria itu berlari dan menabrakkan dirinya untuk merobohkan Wei Ru.

"Jiang Ju!" Yu Lie terperanjat melihat Jiang Ju sudah terbaring terluka dengan Zian yang tidak sadarkan diri.

"Apa yang kau lakukan keparat?!" Xiao Re menarik kerah baju Wei Ru yang menyeringai.

"Membunuh semua orang yang tidak penting dan mengambil hartaku pergi." Jarinya mengelus pipi Xiao Re dan mendapatkan tamparan keras dari gadis itu.

"Kau." Wei Ru mencengkram pipi Xiao Re kuat, Chen Yu yang melihatnya tidak tinggal diam, kakinya menendang tepat ke perut pria sialan ini.

"Xiao Re, Yu Lie bawa mereka pergi!" Ucap Chen Yu, tangannya siap untuk menghabisi pria tak tahu malu ini segera.

Xiao Re melangkah cepat menarik Zian saat tiang kapal roboh dari posisinya. Para gadis kini menarik dua orang yang sudah tak sadarkan diri ini pergi dari kapal yang setengah tubuhnya sudah hancur ditelan api.

"Kau tinggal pilih Wei Ru, mati dengan apiku atau mati tenggelam ke laut?" Chen Yu mencekik leher dan mengangkat tubuh Wei Ru.

Chen Yu sudah cukup muak dengan apa saja yang sudah Wei Ru lakukan, tatapan matanya menunjukkan sorot meremehkan melihat korbannya tidak bisa berbuat apapun.

"Baiklah, tidak ada jawaban. Mati saja dengan kedua pilihan itu."

Chen Yu membakar tubuh Wei Ru hingga kulitnya terlepas. Udara malam itu dihiasi dengan lolongan ampun Wei Ru dan teriakan kesakitannya.

Setelah melihat pria itu kehilangan
kesadarannya, Chen Yu melemparkannya ke dalam laut. Kemudian dirinya melompat ke sekoci tempat teman-temannya berada.

Tbc.

Note:
Terima kasih untuk 3k readers, semoga In The End We Became One bisa memberi chapter-chapter yang lebih menarik lagi kedepannya. Dan terima kasih juga untuk vote dan menambahkan cerita ini ke reading list kalian.
*virtualhugs* 😬
Sampai jumpa lagi di next chapter teman-teman!

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now