Chapter 22.5: The First Leaf In Autumn

1.4K 122 5
                                    

Sekarang, aku sedang berada di sebuah ruangan yang terlihat sangat asing bagiku. Cermin besar memantulkan refleksi dari bayanganku, terlihat jelas di sana wajah yang penuh dengan luka gores.

Qiu Yue berkata dia akan pergi sebentar saja tapi, kurasa sudah beberapa menit yang lalu ia pergi meninggalkanku di ruangan ini dengan pantulan diriku.

Sraat.

"Qiu-"

Aku baru saja membalikkan tubuhku untuk menyambut kembali datangnya temanku tapi, ternyata yang kudapati saat ini adalah pria yang umurnya setara dengan kakak sulungku.

Dia berjalan dengan suara langkah kakinya perlahan mendekatiku, Guo Chang menyamakan tubuhnya dengan tinggiku saat ini.

"Apa saja yang sudah kau lakukan selama kau pergi dari rumah, hmm?"

Telapak tangannya yang hangat mulai menjalar ke seluruh wajahku, melihat luka-luka kecil yang kudapatkan selama perjalananku.

"Kak, bagaimana kabarmu?"

Basa-basi yang bagus, tetapi itu caraku untuk menghindari dari situasi yang aneh ini. Sehingga aku bisa menurunkan tangannya dari wajahku dan duduk layaknya Putri seorang Kaisar.

"Tidak perlu basa-basi. Xiao Re, kakakmu baru saja mengumumkan kepada seluruh wilayah sekutu untuk mencari adiknya yang nakal ini."

Jari telunjuknya berhasil mendorong keningku pelan.

Tian Feng, dia memang selalu seperti itu. Apa yang perlu aku herankan dari perbuatannya saat ini.

"Kurasa, kau belum mengetahuinya Xiao Re. Kaisar sedang jatuh sakit, apa kau tidak ingin menemui Ayahmu?"

Jantungku rasanya sempat berhenti sesaat, bagaimana bisa pria tua galak itu jatuh sakit? Apa ini semua akibat dari ulahku?

"Aku berencana untuk memberitahu Kakakmu tentang keberadaanmu saat ini Xiao Re."

"Jangan!" Spontan kubantah kalimatnya.

"Apa alasanmu tidak ingin kembali? Karena pertunangan itu? Kau tidak menyukai lelaki itu hingga kau kabur dari Kerajaan, benar?"

Guo Chang mendekatkan dirinya padaku, air wajahnya terlihat tenang dan aku tahu dibalik tenangnya wajah itu tersimpan bahaya yang tidak kuketahui.

Jarinya menarik daguku, memaksakan kedua mataku untuk menatap langsung dirinya.
Sifat ini yang tidak kusuka dari Putra sulung Kaisar Guo ini.

"Xiao Re, berhentilah melakukan hal yang tidak memberi manfaat apapun padamu. Aku masih ingat, aku pernah mengirimkan surat lamaran padamu saat kau sedang melakukan masa pengasinganmu."

"Tapi, kau tolak lamaran dariku, kenapa? Bukankah kita sudah kenal dari kecil? Apa yang kau cari lagi Xiao Re?"

Setiap kalimat yang keluar dari bibirnya terselip nada keputusasaan. Aku tidak ingin menatap kedua manik Emerald-nya lagi.

⚜️⚜️⚜️

Gadis ini memalingkan wajahnya dariku. Keras kepala sekali, tapi mau bagaimanapun gadis ini cinta pertamaku. Berbagai usaha sudah kulakukan untuk melupakan Xiao Re tetap saja sisi lain dari diriku tetap ingin memilikinya.

Cup.

Kusinggahi bibir merah mungilnya. Sejauh ini belum ada perlawanan.

"Kak?"

Qiu Yue?

Plakk.

Tamparan kuat diberikan oleh gadis yang ada dihadapanku.

"Pergi. Atau semua tulangmu kupatahkan saat ini juga, Kakak Guo." Xiao Re menatapku bengis saat ini.

Kalimatnya itu merupakan pukulan terkuat setelah tamparannya tadi untuk diriku.
Aku keluar dari ruangan gadis kecil itu dan memanggil para dayang.

"Siapkan air hangat dan arak untukku."

⚜️⚜️⚜️

"Xiao Re, kau tidur?" Qiu Yue menghampiri Xiao Re yang sudah dibungkus oleh selimut tebal.

Xiao Re hanya berdeham singkat. Gadis itu pasti sekarang sangat marah karena perlakukan Kakaknya yang tidak sopan.

"Akan kubalaskan dendammu Xiao Re. Akan kusembunyikan semua persediaan araknya agar kewarasan dia kembali datang."

Qiu Yue berdialog dengan semangat. Hingga terdengar suara tertawa yang ditahan Xiao Re.

Mereka berdua akhirnya sama-sama tergelak bersama. Kasur hangat ini sebenarnya sudah hampir mengantar Xiao Re pada mimpi indahnya. Tetapi karena dialog Qiu Yue tadi, ia kembali tersadar.

"Kakakmu minum arak?" Xiao Re mencari topik pembuka percakapan mereka kali ini.

"Iya, kalau tidak salah ingat, Kakak sudah minum arak sejak umur 9 tahun? Kalau tidak salah." Qiu Yue mengingat-ingat kembali apa yang dilakukan kakaknya 12 tahun yang lalu.

Saat itu Qiu Yue kecil yang berumur 6 tahun memiliki ingatan yang sangat kuat. Gadis itu yang melaporkan kelakukan Kakaknya kepada Ayahnya sehingga Kakaknya harus melakukan hukuman membersihkan seluruh area tempat tinggal mereka.

Ia ingat yang dikatakan Kakaknya kala itu, "Dasar mulut burung gagak, jika nanti kau diganggu oleh anak-anak bangsawan lain, aku tidak akan mau menolongmu."

Xiao Re terkekeh mendengar ucapan Qiu Yue. Jangan-jangan gadis itu masih ingat ketika Xiao Re memanjat pohon apel untuk diberikan padanya.

"Hei, tidur Putri kecil. Sudah malam." Ujar Xiao Re, matanya menatap temannya itu dengan seksama.

"Ya, kau juga. Brandal kecil."

Dia masih ingat nama panggilan kecil kami.

To be continued~

In The End We Became One [Hiatus]Where stories live. Discover now