Chapter 32.5: Storm Princess

479 33 1
                                    

⚜️⚜️⚜️

PS: Yan Xia - black hair
Yan Mei - white hair

PS: Yan Xia - black hair      Yan Mei - white hair

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

⚜️⚜️⚜️

"Achooo.."

Chen Yu mengambil selimut miliknya dan memberikannya ke Yan Mei. Angin laut di malam hari memang dingin untuk di pengendali elemen es seperti Yan Mei.

"Kau tidak kedinginan?" Yan Mei bertanya.

"Aku pengendali api, suhu dingin tidak ada apa-apanya untukku." Chen Yu berdialog dengan nada sombong.

"Anak kecil harusnya sudah tidur sekarang." Jiang Ju mengangkat Chen Yu seperti karung beras.

Sebenarnya Yu Lie sudah menantikan momen saat Yan Mei sedang sendirian. Yu Lie melangkah dengan hati-hati namun suara ini mengejutkannya, "Ada apa healer?" Yan Mei tersenyum melihat Yu Lie.

"Uhmm, begini. Apa kau mau teh?" Yu Lie terlalu takut untuk bicara langsung ke inti.

Yan Mei memberi tanda untuk mendekat, "Selimutnya panjang untuk berbagi dua orang." Yan Mei memberi sebagian selimutnya, menutupi bahu Yu Lie.

Angin laut menabrak rambut berwarna perak. Bibir merah Yu Lie masih belum mau membuka percakapan sehingga Yan Mei berinisiatif, "Masih belum baikan dengan Xiao Re?"

Yu Lie menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Aku takut." Jawab Yu Lie singkat.

"Kau bukannya lemah, memang tugasmu itu bergerak di garis paling belakang. Aku tahu kau punya niat baik ingin membantu teman-temanmu di garis paling depan, tapi jujur jika posisimu di letakan di depan kau hanya akan menjadi pengganggu. Jangan sakit hati dengan perkataanku, coba kau pikirkan lagi ucapanku ini." Yan Mei menatap raut wajah Yu Lie.

"Aku terlalu naif memang. Aku baru bisa menolong teman-temanku ketika tubuh mereka sudah tersayat-sayat, luka tusukkan, aku juga sudah sangat muak dengan bau anyir darah. Perasaanku kalut ketika menyembuhkan mereka, aku takut sekali mereka mati." Yu Lie tidak bisa menahan air matanya di kalimat terakhirnya. Bibirnya bergetar menahan isakan tangis keluar dari mulutnya.

Yan Mei mengusap air mata Yu Lie, mengubahnya menjadi kristal es.
"Bayar airmatamu dengan kemenangan untuk Xiao Re nanti."

"Cantik, bisa mencair?" Tanya Yu Lie.

"Selama aku masih hidup, kristal es itu engga akan mencair."

"Yan Mei, ada yang ingin kutanyakan. Bagaimana bisa kau mendapatkan bunga Nian?"

"Mudah, karena aku yang menjaga bunga itu." Yan Mei mengeluarkan beberapa bunga Nian dari balik bajunya.

In The End We Became One [Hiatus]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin