SEDEKAH = SELAMAT

29 2 0
                                    


Astaghfirullah... aku tersontak kaget, Diti yang duduk di belakangku berteriak. Kami mengendarai motor hampir tetabrak truk. Tak terbayang jika itu semua terjadi, astaghfirullah.

Pada senja itu aku, Diti, Ayu, dan teman lainnya bergegas untuk pulang setelah kegiatan penyuluhan kesehatan terlaksana. Hampir dua jam waktu perjalanan menuju lokasi. Siang itu, kami bergegas menuju tempat penyuluhan di salah satu pesantren di kota ini. Alhamdulillah kegiatan dapat berjalan hingga selesai meskipun ada kendala teknis yang terjadi namun dapat segera diatasi, sekitar tiga puluh menit waktu terlewat untuk mengatasi kendala tersebut.

Setelah penyuluhan selesai, kamipun terasa lapar karena memang siang itu kami belum ada yang makan. Tak jauh-jauh, kami memilih kantin di dalam pesantren sebagai tempat makan. Kamipun makan dengan menu seadanya, Alhamdulillah bisa menambah energi. Setelah selesai menyantap makanan yang tersedia, Ayu segera berdiri untuk membayar makanan yang telah dipesan. Uang yang digunakan untuk membayar adalah uang sisa iuran kami dari kegiatan penyuluhan itu yang menjadi penugasan dari salah satu mata kuliah yang kami ampuh.

Sesaat Ayu menanyakan berapa total harganya, lantas ibu kantin itu menjawab dengan kalimat "Tidak usah dibayar" dan menolak uang yang telah diberikan Ayu. Ayu masih saja berusaha agar ibu tersebut mau menerimanya, namun tetap saja ibu tersebut menolaknya. Kamipun tak bisa berbuat apa-apa selain mengucapkan "Terima kasih" yang tak terhingga dan mendo'akan kebaikan untuk ibu tersebut.

Tidak lama kemudian, suara adzan asharpun telah berkumandang. Aku, Ayu, dan lainnya segera bergerak menuju masjid untuk melaksanakan shalat ashar. Setelah semuanya selesai melaksanakan shalat, akupun menanyakan sisa uang iuran akan digunakan untuk apa ? berbincang-bincang, maka kami sepakat bahwa uang tersebut sebagiannya disedekahkan di masjid tempat kami melaksanakan shalat dan sebagiannya digunakan untuk pembuatan laporan kegiatan.

Alhamdulillah semua terasa lega, sembari menghilangkan rasa lelah kami duduk-duduk sambil menikmati suasana dan lingkungan yang mendamaikan. Ada rasa bahagia tersendiri bisa berbagi ilmu kepada teman-teman di pesantren itu. Semoga apa yang telah kami lakukan bernilai ibadah yakni amal jariyah dan semoga bermanfaat atas apa yang kami sampaikan bagi teman-teman di pesantren.

Sekitar lima belas menit telah kami habiskan untuk menikmati suasana yang mendamaikan, maka kamipun bersiap-siap untuk melakukan perjalanan pulang. Menghindari waktu maghrib di jalan, aku sedikit menambah kecepatan. Setelah beberapa lama kami berjalan, sekitar 3 km lagi kami akan sampai di kost. Sedikit macet, akupun mencoba untuk sedikit menyelip di padatnya kendaraan. Hingga ada truk yang melintas aku tak begitu sadar bahwa truk tersebut ternyata sedang berjalan, sehingga aku masih saja tetap mengegas motorku.

Diti yang duduk di belakangku spontan berteriak kencang melihat keadaan kami yang sedikit lagi akan tertabrak. Astaghfirullah ya Allah spontan aku beristighfar dan tersadar, ya Allah Alhamdulillah Engkau telah menyelamatkan kami. Aku saat itu panik dan tak terbayang apa jadinya jika . . . . . astgahfirullah, na'uzubillah... akupun meminta maaf kepada Diti atas peristiwa ini.

Lantas, dari terselamatkan kami, aku menjadi teringat bahwa sedekah adalah sebagai penolak musibah. Inilah yang terjadi, saat sebelum kami pulang teringat akan sedekah yang kami lakukan dan ternyata kamipun bisa selamat dan terhindar dari kecelakaan, Alhamdulillah.. Aku yakin itu karena kuasa Allah SWT dan keajaiban dari sebuah sedekah. Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar.


Jangan ragu-ragu untuk sedekah :)

MEMAHAMI, MENIKMATI, DAN MENEMUKAN HIDUPWhere stories live. Discover now