BERHARAPLAH HANYA KEPADA ALLAH

39 4 0
                                    



Pernah nggak sih merasa kecewa saat berharap sama manusia ? mungkin saja sering ya.. inilah yang kita dapatkan jika berharap kepada manusia. Kita berharap mereka bersikap begini dan begitu kepada kita, terlalu besar harapan kita kepada mereka. Namun apa jadinya ketika mereka tidak bersikap atau berbuat sesuai harapan kita ? sudah jelas sangat kecewa.

Saya pernah merasakan hal demikian. Setelah saya menamatkan tingkat pendidikan di SMA, saya memutuskan untuk kuliah di sebuah kota dan tentunya menjadi perantau. Awal-awal masuk kuliah hingga semester 4 semua terasa enjoy saja menjalaninya meskipun hari demi hari menjalaninya dengan sendiri.

Di awal semester belajar mengenal teman-teman yang berasal dari berbagai macam daerah dan bisa menambah draft pertemanan. Harapan saya setidaknya ada satu teman yang bisa dijadikan sahabat dan tulus dalam berteman.

Semester demi semester dilewati belum ada satupun teman yang bisa dijadikan sahabat, ataukah saya yang terlalu menutup diri ? saya rasa tidak begitu.

Pada saat semester 1-4 meskipun belum ada sahabat yang bisa menjadi tempat saling berbgai tetapi saya tidak merasa begitu kecewa seperti apa yang saya rasakan saat saya duduk di semester 5.

Di semester 5 ini saya terlalu berharap begitu tinggi, berharap ingin diperdulikan teman, mendapat perhatian teman, saling berbagi suka dan duka bersama, dan intinya merindukan kasih sayang yang tulus dari seorang sahabat. Saya dan teman-teman lainnya memang berteman, hanya saja belum bisa dijadikan untuk tempat saling berbagi. Dan inilah puncak kerinduan akan kasih sayang seorang sahabat. Hingga saya mengalami demam. Ketika saya mengalami demam, tubuh terasa panas dingin dan wajah mengeluarkan ruam merah.

Selama seminggu terakhir harapan-harapan saya kepada mereka sungguh sangat besar, hingga yang ada di pikiran saya mereka bisa peduli, bisa saling perhatian, dan tentunya bisa saling menyayangi. Bahkan saya sudah mencoba terlebih dahulu untuk memberi perhatian kepada mereka dan mereka merespon hanya dengan menjawab sekedarnya saja. Belum ada tanda-tanda ketulusan dari hati seseorang. Inilah kesalahan saya memberi tetapi berharap kembali.

Selama saya sakit, saya mencoba menghubungi teman saya. Barangkali seseorang yang saya harap tersebut bisa menemani saya di kost saat saya dalam keadaan sakit. Namun yang terjadi adalah tidak sesuai dengan harapan, tiada yang menemani.

Dari semua ini saya belajar, untuk menghapus harapan-harapan saya pada selain Allah. Di saat kita menggantungkan harapan hanya kepada Allah, maka kita akan lebih sering untuk melakukan sesuatu (kebaikan) untuk orang lain tanpa berharap akan menerima balasannya kembali dan tentunya tidak akan merasa kecewa, Inilah suatu nikmat dari Allah SWT.

MEMAHAMI, MENIKMATI, DAN MENEMUKAN HIDUPWhere stories live. Discover now